Budayakan vote 🌟 terlebih dahulu dan comment 💬 sambil membaca
_________________________________
"Tentu. Apa ada larangan bahwa putriku tidak boleh bertanya."Ada rasa kehangatan di hati Lesley ketika Irene dan Tristan menyebutnya "putriku" atau "putri kami". Itu menandakan betapa diterimanya ia. Lesley masih menimang nimang sebelum akhirnya berusaha menyuarakan pertanyaan di dalam kepalanya.
"Apakah... ayah... selalu begitu sepanjang waktu?" Akhirnya pertanyaan itu keluar hampir seperti bisikan.
Langkah Irene terhenti. Ketika itu Lesley menyadari sepertinya ia salah bicara. Namun, ketegangan di hatinya langsung ambles ketika mendengar gelak tawa dari Irene yang terdengar tetap anggun dan sopan.
Irene memegang kedua pundak Lesley. Seolah ia benar benar ingin Lesley memahami apa yang akan ia katakan.
"Dengar Lesley... para pria memang seperti itu. Mereka sangat suka berkata tidak tahu malu dan kondisi."
Lesley tidak membantah perkataan Ibunya itu. Ia membenarkannya karena ia melihat pula mendiang Ayah dan mendiang Ibunya bermesraan tanpa sepengetahuannya. Ayahnya selalu menggoda Ibunya habis habisan kala itu. Hahhh.... masa masa yang indah. Apa ia juga akan diperlakukan begitu dengan pasangannya kelak?
"Ketika kau memiliki suami dan menjadi istri kelak, ia pasti akan memperlakukanmu demikian. Percayalah itu adalah cara mereka untuk menegaskan bahwa hanya merekalah pemilik istrinya. Tapi, tetap saja itu memalukan. Kenapa mereka melakukan cara itu pun aku masih tidak mengerti."
"Iya Ibu. Aku sangat mengerti. Ayah sangat mencintai Ibu." Balas Lesley dengan senyuman tulusnya dan dibalas oleh senyumah juga oleh Irene.
"Ayo lah kita kan mau melihat kamar mu. Kenapa kita jadi berhenti."
Mereka pun melanjutkan langkah mereka. Lesley menyadari sesuatu bahwa hari hari indah akan menantinya. Ia sangat yakin itu.
-FLASH BACK OFF-
"Kakak! Bangun kak!" Ujar Harley mencoba membangunkan kakaknya yang tergeletak disampingnya dengan mata terpejam.
Lesley pun akhirnya membuka matanya dan melihat Harley di sampingnya. Ini sudah hampir terbenam. Astaga ia ternyata ketiduran dan memimpikan ingatan masa lalu.
"Kakak ini sudah mau terbenam. Kau tertidur seperti kehilangan seluruh kesadaranmu."
Lesley terkekeh mendengar Harley. Ia pun menegakkan tubuhnya.
"Maaf Harley. Entahlah aku merasa sangat lelah."
"Tetap saja itu membuatku khawatir. Aku takut kau kenapa-napa."
"Memangnya aku akan kenapa?" Tanya Lesley mencoba mencari tahu apa yang dipikirkan Harley.
"Ku pikir kau menyembunyikan lukamu setelah bertarung melawan musuh yang berusaha mencelakakan Odette. Itulah mengapa kau terlihat begitu lelah. Padahal sebelumnya tidak pernah terlalu lelah."
Lesley nyaris terkejut ketika jawaban Harley benar. Ya, ia memang terluka. Punggung tangannya terluka akibat ulah Gusion. Memang darahnya sudah mengering. Tapi rasa sakitnya masih sama seperti baru tergores. Untungnya Harley masih belum menyadarinya.
"Sudahlah. Aku mau mencari makan dulu. Matahari sudah mulai terbenam dan kita akan kesulitan." Lesley bangkit berdiri dan berniat mencari makanan untuk mereka bedua.
"Tidak perlu kak. Si Waria Pirang itu sudah melakukannya."
"Apa?"
"Lancelot sudah melakukannya. Dia mencari makanan juga untuk kita selain untuk dirinya. Ia menemukan kita dan saat aku ingin membangunkanmu, dia menahanku seolah tahu kau butuh istirahat. Dia malah memintaku menjagamu dan dia yang akan mencari makan untuk kita."
![](https://img.wattpad.com/cover/149961248-288-k202239.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GusLey
FanfictionDON'T COPY + PASTE MY STORY !!! CERITA INI HANYA AKU PUBLISH DI WATTPAD. JIKA MENEMUKAN CERITA SEPERTI INI DI PLATFORM MANAPUN, MAKA ITU PLAGIAT. A Wattpad Fanfiction By Mystery Alegrian Start : 29 Mei 2018 Finish : on going Achieved : #1 gusion #...