GusLey ~ 21

1.3K 145 20
                                    

VOTE TERLEBIH DAHULU 🌟 COMMENT SAMBIL MEMBACA 💬

$$$$$$

Kebimbangan dan kegelisahan mengikis keyakinannya. Dalam lubuk hati Lesley, ia ragu jika bisa menang dari Gusion. selain cepat dan tak terbaca, otaknya juga tak boleh diremehkan.

Sepanjang sejarah Lesley, ini adalah pertarungan yang penuh dengan pertimbangan. Ia tak perlu memikirkan dampak dari setiap serangannya. Hanya dalam hitungan menit saja lawannya akan kejang-kejang, karena satu peluru Lesley menembus tengkorak lawannya.

“kau melamun lagi. Sejujurnya aku jadi tidak enak, karena harus menyusahkanmu sampai sejauh ini.” ujar Gusion ketika melihat Lesley yang kembali melamun.

Ingin sekali Lesley meledakkan mulut sombong itu dengan granatnya. Tapi, Lesley tidak menimpali perkataan Gusion. ia masih berpikir. Mungkinkah sekarang ia harus serius?

Aku memang harus melakukannya. Biarlah tenagaku habis untuk ini. setidaknya itu lebih bisa menjamin rencanaku dan Lance tetap berjalan.

Lesley menarik napasnya dalam dan mebuangnya perlahan. “sebenarnya bagiku kau tidak seberapa merepotkannya dibandingkan adikku. Kau masih sangat jauh di  bawahnya.” Ujar Lesley sembari meletakkan senapannya di belakang punggungnya. Ia  menggambil sarung tangannya dan Chakra Blade-nya.

“kau membandingkanku dengan si bocah kartu itu? Yang benar saja. Aku jelas jauh diatasnya.”

Gusion sempat berpikir jika Lesley akan menyerah ketika ia meletakkan senapannya  di belakang punggungnya. Tapi ternyata jugaannya salah.

Lesley malah mengambil Chakra Blade-nya yang jelas-jelas adalah senjata jarak dekat! Mungkinkah Lesley akan menghadapi Gusion hanya dengan Chakra Blade-nya dan menjadi petarung jarak dekat?

“apa kau akan melawanku dengan Chakra Blade mu itu. Jujur saja. Chakra Blade sebenarnya lebih cocok dikombinasikan dengan sihirku.” Tanya Gusion yang cukup  penasaran.

“kau benar. Ditangan seseorang yang sama sekali tak menguasai mage dalam hidupnya, akan sangat sia-sia dan hanya berfungsi sebagai penyayat saja. Tapi, lagi-lagi kau memandangku dengan remeh seperti di awal tadi. Siapa  bilang petarung jarak jauh tidak bisa menang melawan petarung jarak dekat. Asumsi itu hanya teori yang merupakan sekedar saran.” Balas Lesley percaya diri.

Gusion hanya bisa tersenyum miring setelah mendengar balasan Lesley yang terdengar sangat percaya diri

“aku jadi penasaran. Kau sepertinya sangat percaya diri. Ku harap kali ini benar-benar tak membosankan.”

“tenang saja, Gusion. aku jamin kau tak akan kecewa.” Ujar Lesley sesantai mungkin

Percaya diri? Aku bahkan merasa terlalu gugup. cemas Lesley yang sejujurnya tak yakin bisa menyerang Gusion dengan jarak dekat.

Menjadi petarung jarak jauh pun belum tentu ia menang. Apalagi menjadi petarung jarak dekat yang jelas-jelas bukan keahliannya. Tapi, sebenarnya Lesley memiliki taktik bertarungnya sendiri. Entah apa itu.

Gusion sedang berpikir, mungkinkah Lesley benar-benar bisa bertarung dengan jarak dekat?

Akan ku pastikan ucapannya memang nyata atau hanya sekedar wacana. ujarnya dalam hati

Gusion langsung menyerang Lesley dengan tiba-tiba. Lesley cukup terkejut dengan serangan Gusion yang begitu mendadak. Tidak ada pilihan lain baginya selain menangkis, lalu menghindar.

Tapi, bukannya menjauh kan diri, Lesley langsung melancarkan serangan balasan yang digabungkan dengan teknik kamuflasenya.

Gusion tidak menyangka Lesley akan seberani itu dengan langsung menyerangnya balik. Gusion pun hanya bisa menangkis serangan-serangan Lesley, karena ia direpotkan dengan wujud Lesley yang hanya sebuah seluet.

GusLeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang