GusLey ~ 23

1.1K 119 3
                                    

Jreng jreng Jreng GA JADI TANGGAL 21 UP NYA HEHEHEHE. SEKARANG AJA DEH

VOTE TERLEBIH DAHULU🌟 COMMENT SAMBIL MEMBACA 💬

$$$$$

Tes....




Tes...


Tes...



Setetes darah terus mengucur dari genggaman tangannya. Terus mengalir sampai ke siku. Menetes dan terus mengalir dengan cara yang mengerikan.

Dirinya benar-benar terengah-engah, sudah dipastikan ia kehilangan banyak darah dan membuat penglihatannya mengabur samar-samar.

Keheningan menyeliputi kedua lawan jenis yang masih saling menatap dengan cairan merah berbau anyir yang menghiasi genggaman tangan di antara keduanya.

Mereka berdua terengah-engah. Entah berapa energi lagi yang harus mereka keluarkan agar bisa membayar pertarungan yang tak kunjung akhir ini.

"kau terlalu memaksakan dirimu." Ujar Lesley ketika sadar dari keterkejutannya atas tindakan Gusion yang bertujuan menghadangnya.

"bukannya kau yang terlalu memaksakan. Aku yakin seranganmu ini menguras banyak energi. Aku ragu kau bisa melanjutkan pertarungan ini sampai akhir." Balas Gusion yang terengah-engah, karena kelihangan banyak darah.

Kepalanya terasa berputar dan seakan ada bintang-bintang yang berjatuhan, padahal ini baru menjelang senja.

"ya. Itu mungkin saja. Tapi, mari kita lihat kondisimu. Apakah kau sendiri masih sanggup?" Lesley masih tak mau kalah.

Dirinya juga menyadari jika memang sudah terlalu banyak tenaga yang dikeluarkannya.

Baik dirinya atau Gusion, sebenarnya sama sama tak mendukung untuk melanjutkan pertempuran tanpa akhir ini. namun, sialnya mereka sama sama memiliki ego yang tak bisa terelakan.

"kenapa harus memperdulikanku, Lesley. Aku baik. Aku bahkan masing sanggup jika harus menghadapimu sampai tengah malam nanti. Tapi, sepertinya lain kali."

"kenapa? Apa kau menyerah." Gusion menggelengkan kepalanya sebagai balasan dari perkataan Lesley. Ia memandang Lesley sejenak, kemudian kembali berucap.

"maaf."

"hah?" Gusion langsung menggunakan ujung dari genggaman pisaunya untuk memukul punggung kanan Lesley hingga Lesley membukuk dan meringis kesakitan.

Gusion juga melepaskan diri dari chakra blade yang menancap pada genggaman tangan kanannya. Ia mundur sesaat dan langsung melompat di antara dahan pepohonan hingga ke puncak tertinggi.

Dari ketinggian, ia menargetkan suatu batang pohon dengan saksama. Setelah merasa yakin, ia langsung melempar dagger di tangan kirinya ke arah pohon yang sudah di targetkannya tadi dengan sangat kuat.

Ia langsung berteleport ke tempat dagger miliknya tertancap. Gusion berhasil mendarat sempurna pada dahan pohon yang lokasinya sudah cukup jauh dari jangkauan Lesley tadi.

Ia terduduk dan bersandar pada batang pohon yang dipijakinya. Tangan kirinya ia gunakan untuk mencabuti jarum-jarumyang menancap di hampir seluruh bagian tubuh kanannya.

Walau diiringi dengan suara ringisan yang memilukan, pada akhirnya jarum itu berhasil dicabutnya satu persatu hingga tuntas.

"bangkit setelah keterpurukan yang menyedihkan, tidak semudah katanya. Ada baiknya aku mengobati lukaku sejenak, daripada memaksakan kehendak dan berakhir menjadi potongan tulang lunak oleh si waria pirang itu nanti."

$$$$$

"dia memukul bahu kananku dengan sangat keras. Ini tidak berdarah, tapi pasti memar." Ujar Lesley sembari memegangi bahu kanannya yang terasa nyeri bukan main.

Ia benar-benar tak menyangka jika Gusion akan langsung melumpuhkannya di saat dia sendiri sedang terdesak.

"dia pasti menyusul Hanabi. Sejujurnya aku tak masalah jika kondisinya sudah memprihatinkan. Tapi, jika dia bisa melumpuhkanku dengan keadaannya yang begitu, aku jadi ragu. Aku harus segera menyusulnya."

Lesley berusaha berdiri  tegap sembari melenturkan bahu kanannya yang sangat sakit. Walau terasa nyeri, ia berusaha untuk tetap tenang dan dewasa.

Mungkin dia bisa memulihkan tenaganya sejenak. Dia mengambil botol obat yang berisi pil penambah tenaga yang disimpannya untuk berjaga-jaga, lalu memakannya.

"semoga saja aku tidak menenggak obat ini untuk yang kedua kalinya dalam jangka waktu dekat." Ujar Lesley sembari memandangi botol obat di tangannya.

Ia pun langsung bergerak cepat untuk mengejar Gusion. semoga saja masih sempat. Harap Lesley dalam hati, karena rasa cemas yang menungganginya

$$$$$

"sial! Aku sudah sampai pada batas ku. Sekarang aku harus apa?" ujar sorang wanita berpakaian khas negeri timur dengan nuansa merah yang melengkapinya.

Tubuh wanita itu tersebar banyak luka sayatan. Dirinya juga sudah sangat lelah sampai ia tak bisa bernapas dengan benar.

"Gusion...kau sendiri bagaimana? Untuk pertama kalinya aku memohon, cepat datang dan bantu aku." Ujar wanita itu lirih.

"sampai kapan kau akan terus menghindar dan bersembunyi?" teriak seorang pria berambut pirang panjang sembari memegang sebilah pedang ditangannya. Pedang itu terdapat bercak noda merah yang menyelimutinya.

Gadis yang merasa diajak bicara itu pun mulai panik. Saat ini ia sedang terduduk di dahan pohon dengan sebongkah batang yang membuat posisinya tersembunyi. Ia mulai semakin cemas. Apa yang harus dia lakukan selanjutnya?

"aku bisa merasakan keberadaanmu. Percuma saja kau bersembunnyi." Pria itu kembali bersuara.

Pria itu berhasil membuat musuhnya kewalahan dan hanya tinggal sentuhan terakhir darinya, maka lawannya akan tumbang seketika.

Ia langsung menuju tempat yang menurutnya merupakan persembunyian musuhnya dan menghunuskan pedangnya setelah melihat target yang dicarinya.

Sayangnya target itu kembali menghindar dan pedang ditangannya hanya menusuk batang pohon tempat musuhnya bersembunyi. Wanita yang menjadi musuh dari pria itu pun terus berusaha menghindar walau ia sudah mulai terpepet.

Dengan perhitungan yang sangat matang, ia siap menghunuskan pedangnya pada target yang masih senang bergerak ke sana ke mari.

Setelah dipastikan, pria itu langsung menghunuskan pedangnya yang berkilat tajam meminta persembahan. Sudah dipastikan wanita itu tak akan bisa menghindari serangannya yang begitu cepat dan mematikan.

Jika wanita itu terkena serangan itu, maka sudah dipastikan ia akan tamat, karena tereksekusi oleh sebilah pedang tajam yang diperkirakannya bisa merobek daging banteng hanya dalam sekali tebas.

Saat ini yang hanya satu orang yang bisa diharapkan si wanita itu. Tapi, dia bahkan tidak tahu di mana dan bagaimana kondisinya. Apakah sosok yang diharapkannya itu juga mengalami hal yang sama seperti dirinya?

Gusion.... aku sudah tamat. Lirih wanita itu sembari memejamkan mata.

Ia menyadari, kematian itu sudah tiba diperaduannya dan ia tak bisa menolak lalu mengusirnya dengan mengatakan 'aku belum siap mati.'

$$$$$

KIRA KIRA HANABI MATI GAK YA😔😔

DOAIN AJA SEMOGA UPDATENYA TETEP LANCAR 😀😀

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT 🌟💬

SEE YOU ALL 😘😘😘

GusLeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang