Rival?

2.5K 280 142
                                    

☆☆☆

Felix melempar tatapan tajam kepada Changbin. Mereka kini berada di ruang BK.

"Kenapa kalian selalu ribut sih?"

Felix beralih menatap Miss Jung, guru BK mereka.

"Dia yang salah Miss. Nyolek-nyolek pipi aku terus. Ya aku kesel lah."

Felix menunjuk-nunjuk muka Changbin dengan kesal.

Miss Jung menghela nafas berat.
Lelah menghadapi dua orang yang setiap hari tidak absen masuk BK.

Changbin hanya nyengir seperti orang tak bersalah. Felix menoyor kepalanya kesal.

"Stop Felix! Kalian sekarang bersihin toilet lantai satu, semuanya. Tanpa kecuali."

"Ish..kok aku juga kena Miss. Kan Changbin yang salah."

Changbin tak terima jika dihukum sendirian.

"Gak. Gak bisa. Kamu tetap harus ikut juga."

Tolak Changbin atas keluhan Felix.

"Keluar kalian sekarang!"

Felix berdiri dan menatap Changbin dengan muka super kesalnya.

Changbin cuma menjulurkan lidahnya, menertawai Felix.

☆☆

"Gara-gara kamu nih."

Dengus Felix sambil menendang kecil ember berisi air untuk mengepel lantai toilet.

Changbin menoleh kepada Felix yang raut mukanya sangat bete.

"Kamu duduk aja disana. Biar aku yang bersihin."

"Gak bisa dong. Kan kita dihukum berdua."

Tolak Felix.

/padahal dia yang protes, disuruh duduk aja, malah nolak. Bodo ah. Aku jadi kesel sendiri 😒

"Yaudah. Bersihin sana. Jangan ngoceh mulu."

"Ish..nyebelin banget."

Gerutu Felix yang sudah memajukan bibirnya lima senti.

/GEMASH YALORD 😭😭😭


☆☆



Felix memasuki mansionnya dengan raut wajah yang masih sangat kesal.

Mama Lee menatapnya bingung.

"Kok muka kamu jelek banget dek? Kenapa lagi?"

Felix kemudian duduk di samping Mamanya dan memeluk Mamanya itu. Menenggelamkan kepalanya di bahu Mamanya.

"Dia tuh Ma. Nyari ribut mulu sama adek tiap hari."

Adu Felix kepada Mamanya.

Mama Lee menoleh ke arah Changbin yang kini hanya mengumbar cengirannya kepada calon Mama mertuanya itu. Mama Lee menatap Changbin dengan wajah meminta penjelasan.

"Heheh..maaf Ma. Tadi kita kena hukum lagi. Gara-gara tadi Felix teriak di saat jam belajar waktu aku usilin."

Ujar Changbin sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Mama Lee menghela nafas berat menghadapi putra dan calon menantunya itu. Iya, Felix dan Changbin itu sudah tunangan.

"Yaudah. Besok jangan usilin Felix lagi. Biar gak kena hukum mulu tiap hari dan Felix pulang dengan wajah jelek tiap hari."

"Ish..Mama gak marahin dia? Adek kesal sama Mama."

Felix bangkit lalu berjalan dengan menghentak-hentakan kakinya kecil menuju kamarnya dan Changbin.

Mama Lee geleng-geleng kepala melihat kelakuan putra semata wayangnya itu.

Sedangkan Changbin menatap Felix seakan ingin menerkamnya, untung masih ada Mama Lee disana.

"Lain kali kamu jangan bikin dia ngamuk lagi. Kamu tau sendiri Felix kayak apa. Udah sana urusin Koala kamu yang ngamuk. Mama mau lanjut nonton. Ingat, jangan kasar."

"Heheh..iya Ma. Siap."

Changbin memberi pose hormat kepada calon mertuanya itu lalu berlari kecil menyusul Felix ke kamarnya.

☆☆


Changbin membuka pintu kamarnya dan Felix pelan dan masuk ke dalam kamar. Kemudian menutup kembali pintu tersebut.

Dia melihat kesayangannya itu sudah tenggelam dalam lautan selimut. Memunggunginya.

Changbin melangkah mendekat ke arah ranjang lalu naik ke ranjang dimana Felix menyembunyikan dirinya.

Changbin memeluk bongkahan besar si manis beserta selimut-selimutnya dari belakang.

"Ish..jangan peluk-peluk. Tidur di sofa sana."

Usir Felix kesal.

Dia keluar dari selimut dan mencoba melepaskan tangan Changbin yang kini sudah berada di pinggangnya. Tapi tidak bisa.

"Aku gak mau. Aku maunya tidur disini."

Elak Changbin. Felix makin kesal. Dia menggigit tangan Changbin.

"Akh..kok digigit?"

Tanya Changbin sambil mengusap bekas gigitan Felix.

"Biarin. Ngeyel sih."

Felix menjauhkan tubuhnya dari tubuh Changbin yang masih berada di belakangnya.

Changbin tidak tinggal diam. Dia menarik Felix sampai berhadapan dengannya lalu memeluknya posesif.

"Masih marah?"

Felix menggigit hidung Changbin kecil.

"Masih aja ditanya. Gak peka!"

Dengus Felix.

Changbin terkekeh. Meski puncak hidungnya terasa sedikit perih. Changbin mengusap lembut surai pirang Felix dan mencium hidung Felix lembut.

"Kamu gemesin banget sih. Jadi aku gak tahan buat nguyel-nguyel pipi gembil kamu."

Chup ~

Changbin mengecup pipi gembil berfreckles milik kesayangannya itu.

"Ish..nyebelin. Jangan cium-vium terus. Aku masih kesal nih."

"Utututu..kesayangannya siapa sih? Kok gemesin banget."

Ucap Changbin makin menguyel-uyel pipi gembil Felix. Felix mencebikkan bibirnya.

Chup ~

"Kode banget minta dicium bibirnya."

Changbin menaik turunkan sebelah alisnya menggoda Felix. Felix menenggelamkan wajahnya ke dada Changbin. Meredam kekesalannya.

Intinya, agar Changbin gak bisa menguyel pipi gembilnya dan menciumi setiap inchi wajahnya + bibirnya.

Merajuk ala Koala.

Changbin sangat tau kebiasaan Felix yang satu ini. Dia hanya terkekeh dan mengusap surai kesayangannya sayang.

Akhirnya setelah beberapa saat Changbin mendengar dengkuran lembut dan merasakan hembusan nafas yang teratur di dadanya.

Koalanya sudah tidur.

"Saranghae, koala kesayangannya aku. Mimpi indah."
















TBC

Cheesy atau enggak? 😂
Sebenernta aku gak bisa nulis yang keju-keju gitu.
Jadi jadinya gini..gak jelas
😂😂😂

Readers 💋

SHORT STORY (CHANGLIX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang