There's no 'Good' in Goodbye (pt. 2)

1.9K 231 51
                                    

Part 2 dari yang part pertama dengan judul yg sama

Karena nasib Koala aku masih belum jelas setelah dikhianati kekasih dan sahabatnya 😏

☆☆☆

Hyunjin menuntun Felix masuk ke dalam rumahnya. Guanlin masih di China. Jadi Hyunjin berinisiatif untuk menemani Felix saat ini.

Bisa gawat jika Felix dibiarkan sendiri. Apalagi dia mantan pemakai meski kini sudah dinyatakan normal dan sudah tidak menggunakan barang haram itu lagi.

Hyunjin takut jika Felix kembali terjerat oleh barang haram itu untuk mengalihkan patah hatinya. Atau yang lebih parah, Felix melakukan hal yang tidak-tidak. Bunuh diri, misalnya.

Kini Felix duduk di sofa panjang ruang tengah rumahnya. Hyunjin duduk tepat di sampingnya.

Felix masih diam. Dia masih menelusuri setiap kenangan-kenangan yang pernah ia ukir bersama Changbin, kekasihnya atau mantan kekasih?

Air bening itu akhirnya mengakir di pipi gembil berfrecklesnya, dalam diam.

Dia tidak terisak. Hanya diam mengenang masa lalunya yang indah. Membuat dadanya semakin sesak. Karena tau kenangan itu tidak bisa terulang lagi.

Terlebih, yang membuat itu semua jadi kenangan yang takkan terulang adalah sahabatnya sendiri.

Felix berpikir keras. Dimana kira-kira kesalahannya, sehingga sahabat terbaiknya dan kekasih yang sangat ia cintai tega mengkhianatinya.

"Apa aku membuat kesalahan?"

Ucapnya tiba-tiba yang menyuarakan suara pikirannya yang tak bisa dia jawab dan itu membuat Hyunjin mengeryit bingung.

"Kesalahan? Kamu membuat kesalahan apa?" Tanya Hyunjin memegang kedua bahu Felix untuk ia bawa berhadapan dengannya.

Felix yang masih berurai air mata itu tersenyum getir ke arah Hyunjin.

"Coba sebutkan kesalahan yang aku perbuat sehingga mereka bisa melakukan ini kepadaku."

Hyunjin mengusap air bening yang masih mengalir di pipi Felix.

"Kamu tidak membuat kesalahan apapun. Mereka saja yang brengsek mengkhianati orang sebaik kamu."

Felix menatap ke dalam kedua manik kelam Hyunjin mencari kebohongan. Dia takut jika Hyunjin hanya menghiburnya.

Tapi itu tulus. Felix tidak menemukan kebohongan apapun.

"Lalu? Apa karena aku pergi terlalu lama sehingga dia megkhianati aku?"

"Tidak. Aku saja yang menunggu kamu dari beberapa tahun yang lalu masih tetap sama. Tidak pernah bosan atau pun berubah."

Felix menunduk. Merasa sangat bersalah dan jahat di saat bersamaan terhadap Hyunjin. Terlebih dia sering menolak Hyunjin karena alasan dia mencintai orang yang mengkhianatinya.

"Maaf."

Hyunjin menarik dagu Felix lembut agar wajah itu kembali menatapnya.

SHORT STORY (CHANGLIX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang