Maaf (2)

1.9K 202 70
                                    

3 bobrok dalam satu frame itu...bikin pengen ngenistain mulu uwu 😍😍😍


☆☆☆

Felix memeriksa kembali kotak bekal yang sudah dia siapkan dari pagi. Jadi dari pagi-pagi buta (4.35KST), Felix sudah bangun dan menyiapkan bekal untuk kakak tingkat kesayangannya - Seo Changbin.

Felix tersenyum bangga ketika merasa semuanya sudah siap. Dia melirik jam sebentar lalu menyambar ranselnya yang ada di atas sofa ruang tengah. Kemudian dia berangkat sekolah dengan diantar sopir pribadinya.

Sepanjang perjalanan Felix selalu tersenyum. Memikirkan reaksi Changbin yang senang menerima kotak bekal darinya.

Dia lupa - sangat sering - bahwa Changbin tidak pernah menanggapi usahanya. Bahkan, Changbin risih dengan kehadirannya. Felix memang bodoh dan terlalu gigih.




☆☆



Changbin menatap jengah adik tingkat yang kini menghalangi jalannya. Dia menoleh kepada Hyunjin - temannya - agar mengusir adik tingkatnya itu.

"Ada apa, Lix?" Tanya Hyunjin yang paham arti tatapan Changbin kepadanya.

Felix gugup. Dia berusaha mengatur nafas dan detak jantungnya. Lalu dia membungkuk dan memberanikan diri menyodorkan kotak bekal berwarna soft blue itu ke depan Changbin.

Changbin tak menerimanya namun pergi meninggalkan Felix yang masih berdiri membungkuk dengan kotak bekal masih dia sodorkan kepada angin.

Hyunjin yang kasihan, menerima kotak bekal yang disodorkan Felix.

"Dia udah pergi. Kamu gak usah kayak gini terus." Saran Hyunjin.

Felix kembali berdiri tegap dan menatap Hyunjin. Masih dengan senyum yang tak pernah luntur dari bibirnya. Namun kali ini senyum terpaksa. Hyunjn sadar.

"Ayo aku antar ke kelas. Bentar lagi bel." Ajak Hyunjin yang menarik lengan Felix pelan.

Felix pasrah. Dia menatap ke arah Changbin yang berjalan menjauh dan berlawanan dengannya.

"Apa aku nyerah aja ya, Jin?" Tanya Felix saat dia sudah sampai di depan pintu kelasnya.

Hyunjin mengusak surai pink Felix gemas lalu tersenyum ganteng.

"Pelan-pelan aja. Ngelupain itu susah. Aku bakal tetap nunggu kamu kok sampai kapanpun." Ujar Hyunjin sambil menyubit kecil hidung Felix karena gemas.

"Ish. Iya-iya. Pergi sana. Entar kamu telat." Omel Felix yang kesal karena hidungnya dicubit Hyunjin. Bibir Felix mengerucut lucu.

Hyunjin kemudian pamit dan Felix masuk ke kelasnya.




☆☆☆




Changbin celingak celinguk kesana kemari mencari sesuatu. Hyunjin yang berjalan ke arahnya menatap Changbin heran.

"Woii..ngapain lu pagi-pagi udah sibuk kayak gini?" Tanya Hyunjin mengagetkan Changbin.

Changbin yang tadi kaget kembali bersikap seperti biasanya, datar.

"Gapapa. Tumben lu sendiri." Ucap Changbin keceplosan.

Dia mengumpati dirinya sendiri karena kalimatnya itu.

Hyunjin menaikkan sebelah alisnya. Curiga terhadap Changbin yang kini peduli dia berjalan sendiri atau tidak dari parkiran. Biasanya, Hyunjin akan selalu jalan berdua dari parkiran ke gedung kelas dengan Felix.

Iya, Hyunjin dan Felix itu sudah berteman lama. Hanya saja, sekarang jarang berangkat bersama. Rumah mereka beda arah dan jaraknya jauh. Jadi, Hyunjin memutuskan untuk menunggu Felix setiap pagi di parkiran. Agar bisa mengantar Felix ke kelas.

"Kenapa? Lu kangen ketemu Felix?" Tanya Hyunjin.

Changbin masih mengumpati dirinya.

"Gak. Aneh aja lu gak bareng dia. Biasanya selalu bareng." Alibi Changbin.

"Felix sakit. Jadi dia gak masuk." Lalu Hyunjin meninggalkan Changbin yang masih terdiam setelah mendengar jawabannya itu.




☆☆☆





Kini Changbin dan anak kelasnya yang lain sedang jam olahraga. Mereka baru selesai main futsal. Changbin duduk di pinggir lapangan indoor karena kelelahan.

Sebuah usapan Changbin rasakan di pelipisnya yang menghasilkan keringat.

Changbin mendongak, dan menemukan Felix kini tersenyum dan menyeka keringatnya dengan sapu tangan berwarna soft blue.

Changbin menepis tangan Felix. Lalu meninggalkannya.




☆☆☆





Felix masih belum menyerah untuk menemui Changbin. Walaupun sudah satu bulan ini dia diabaikan dan diperlakukan kasar oleh kakak tingkat yang dia sukai itu.

Kini dia sedang menunggu Changbin keluar dari klub Rapp.

Felix duduk di bangku panjang yang ada di depan ruang klub Rapp.

Cklek

Felix reflek menoleh ketika mendengar pintu klub Rapp terbuka dan menampilkan sosok yang dia tunggu.

Felix berdiri dan menyusul Changbin yang mengabaikannya.

Dia menarik ujung kemeja sekolah milik Changbin, agar Changbin berhenti.

Usaha Felix tidak sia-sia. Changbin berhenti dan menunggu aksinya.

"Kak..aku minta maaf." Ucap Felix mulai bicara. Dia berjalan ke depan Changbin lalu membungkuk 45 derajat kepada Changbin.

Setelah berdiri tegap lagi, Felix tersenyum cerah seperti biasanya.

"Aku gak akan ganggu kakak lagi mulai sekarang. Aku udah nyerah. Aku capek."

Hening..dahi Changbin berkerut tipis. Sangat tipis. Dan raut wajahnya sedikit kecewa. Kecewa kenapa Felix berhenti.

"Kenapa?" Tanya Changbin. Felix mengerjap lucu. Baru kali ini dia mendengar suara Changbin. Baru kali ini Changbin menanggapi dia bicara. Felix gelagapan. Saking tak siapnya mendapat respon dari Changbin.

Felix menarik nafas dalam lalu menghembuskannya pelan.

"Aku tau kakak risih aku deketin terus. Jadi, aku udah sadar sekarang. Aku gak mau kakak merasa terganggu lagi."

Jeda...

"Dan, karena sekarang aku udah pacaran sama Hyunjin. Jadi, aku gak bakal ngejar kakak lagi. Aku mau belajar menyukai Hyunjin saja. Heheh. Daahhh kak Changbin. Selamat tinggal."

Lalu Felix berlari kecil dengan senyum di bibirnya yang tak pernah luntur ke arah gerbang sekolah dimana Hyunjin sudah menunggu untuknya.

Changbin masih berdiri diam di koridor di dekat klub Rapp itu menatap nanar Felix yang sudah meninggalkannya dan semakin jauh.











TBC

Mueheheh 😈

Sekali-sekali duo bobrok berlayar 😂😂😂

Kasian dower ngelakor mulu

SHORT STORY (CHANGLIX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang