Marah

2.7K 255 176
                                    

Itu Changbin liatin koala kan ya?
😆

Curi-curi pandang aja terus. Lama-lama aku colok itu mata pake piso.
😈


☆☆☆

Felix merapikan kemeja seragamnya. Kini dia berada di toilet sekolahnya. Tadi dia ijin ke toilet.

Setelah urusannya selesai, Felix keluar. Dia berpas-pasan dengan juniornya yang berwajah dingin dan datar.

Felix juga memasang wajah datar dan tak peduli. Dia meninggalkan toilet dan juniornya itu.

Junior tersebut masih menatap kepergiannya.





☆☆





"Lix, dipanggil Lee Ssaem." Ucap Samuel memberi tahu.

Felix menghela nafas berat lalu bangkit dari kursinya dan melangkah ke arah ruang guru dimana Lee Seonsaengnim. menunggunya.

"Ada apa?"
Tanya Felix datar setelah dia duduk di sofa di depan Lee Ssaem.

"Gimana Changbin?"

Tanya Gurunya itu yang juga merupakan Mamanya.

"Gak tau."

Mamanya menatap anaknya bingung.

"Kan Mama sudah tugasin kamu buat nuntun dan ajarin dia."

Felix menatap tidak terima ke arah Mamanya.

"Kenapa gak Seungmin atau yang lain? Kan mereka yang anggota OSIS. Bukan aku."
Elak Felix.

"Felix. Dengar. Kamu itu sudah dijodohin sama Changbin. Kamu harus terima tugas yang Mama berikan."

Felix menatap wajah Mamanya tanpa minat.

"Tapi aku gak pernah setuju sama perjodohan ini. Batalin aja. Aku gak suka sama dia."

"Apanya yang kamu gak suka? Dia tampan dan kaya, tenar lagi."

"Tapi aku gak suka sama dia. Mukanya datar kayak tembok."

Alibi absurd Felix. Mamanya menatap tak percaya mendengar alasan putranya itu.

"Sudahlah. Mama jangan terlalu memaksa aku. Minta Seungmin sana urus dia."

Lalu Felix pergi dari ruangan Mamanya.




☆☆




Kini junior yang dihindari Felix seharian ini sudah berdiri di samping mejanya. Bel pulang sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu. Kini hanya mereka berdua yang tinggal di kelas Felix.

Felix menatap juniornya itu datar. Juniornya itu - Seo Changbin - meraih tangan Felix. Tapi Felix menarik kembali tangannya.

/Bosen kalau liat Felix mulu yang muda

"Jangan pegang-pegang."

"Nanti kamy kabur." Balas Changbin.

Felix menatapnya jengah.

"Iya-iya. Gue gak bakal lari. Mau belajar dimana?"

"Di bioskop aja."

Felix menaikkan satu alisnya bingung.

"Mau belajar apaan di bioskop?" Tanyanya.

"Kamu harus belajar mencintai aku. Jadi hari ini kita kencan."

Felix menatap Changbin kesal.

"Gak mau."

"Mau aku paksa?" Changbin memberikan seringai khasnya. Felix kemudian mendorong juniornya itu mundur, agar jalannya terbuka.

SHORT STORY (CHANGLIX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang