Kita (tidak) Ditakdirkan (?)

1.7K 196 78
                                    

Ini ceritanya lebih gaje dari yg lalu2
Karena aku gak tau mau nulis apa
Pengen hiatus nulis dan jadi reader yg bobrok aja heheh

☆☆☆

Felix memainkan ponselnya sembari menunggu Changbin yang masih belum keluar dari kamarnya. Mereka tinggal di satu unit apartemen elit yang terletak di kota Seoul. Sebenarnya apartemen itu milik keluarga Felix.

Felix dan Changbin sudah tinggal bersama sejak satu tahun yang lalu. Sejak Felix telah berkuliah di kampus yang sama dengan Changbin. Itu permintaan dari kedua orangtua mereka, agar hubungan mereka semakin dekat. Dan tidak canggung jika nantinya ketika hari pernikahan mereka semakin dekat.

Changbin dan Felix sudah dijodohkan dari mereka masih dalam kandungan. Itu merupakan amanat dari mendiang kakek Felix dan mendiang kakek Changbin yang bersahabat.

Changbin dan Felix pun tidak bisa menolak. Mereka hanya menjalani seperti yang diamanatkan kedua mendiang kakek mereka. Kedua orangtua mereka pun sangat antusias.

Cklek.

Changbin kembali menutup pintu kamarnya dan berjalan ke arah Felix.

"Maaf lama. Ayo kita berangkat."

Changbin meraih tangan Felix untuk dia genggam dan menggandengnya keluar apartemen hingga ke mobilnya yang ada di basement.

Setelah mereka masuk, Changbin menyetir mobilnya keluar dari basement ke jalanan Kota Seoul yang cukup ramai menuju Kampus mereka.

Felix melemparkan pandangannya keluar kaca mobil.

"Nanti gak usah nungguin aku pulang. Aku pulang sama Hyunjin."

Felix mengambil tangan kiri Changbin lalu mengusapnya lembut. Changbin menoleh lalu tersenyum.

"Ok. Aku juga pulang telat, mau jalan sama Seungmin."

Felix mengangguk mengerti.

Setelah sepuluh menit, mereka sampai di parkiran kampus. Felix keluar dari mobil lalu berlari kecil ke arah Hyunjin yang telah menunggunya. Kemudian dia berbalik untuk melambai ke arah Changbin – Dadah-dadah ke Changbin. Changbin hanya tersenyum melihatnya.




☆☆



Changbin mengecup sekilas pipi Seungmin yang kini tengah mencebikkan bibirnya. Seungmin tengah kesal karena tidak dijemput oleh Changbin untuk berangkat bersama ke kampus.

"Maaf. Tadi aku berangkat bareng Felix."

Changbin mengusak surai dark brown kesayangannya tersebut.

"Tiap hari alasannya itu terus. Aku capek. Sebenernya aku yang kekasih kamu atau Felix?"

Skakmat! Changbin mengusap tengkuknya yang menandakan dia tengah gelisah. Dia berdiri lalu menarik lengan Seungmin pelan untuk ikut berdiri dan membawah tubuh kekasihnya itu ke dalam pelukannya.

"Hei..jangan ngambek, ok? Felix cuma temen aku. Gak lebih."

"Temen temen, tapi diprioritasin. Aku jadi yang kesekian."

Seungmin kembali menarik tubuhnya dan duduk di kursinya. Changbin kehabisan akal.

Seungmin ataupun teman-teman Felix dan Changbin tidak tahu jika mereka itu dijodohkan dan sudah bertunangan. Mereka berdua tidak ingin ada yang tahu dan perjanjian keduanya adalah mereka bebas menjalin kasih dengan yang lain dan tidak boleh mencampuri urusan pribadi masing-masing.

SHORT STORY (CHANGLIX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang