Flower 🌷 #2

1.1K 219 43
                                    

Maaf kalo banyak typo.

☆☆☆☆

Saat ini sedang istirahat untuk makan siang. Cukup lama dibanding istirahat pertama.

"Hai, manis. Namanya siapa?" Tanya seorang pemuda tampan dengan surai hitam legam menghampiri meja Felix. Pemuda itu tersenyum cerah hingga memperlihatkan eyes smilenya. Dua temannya menyusul. Salah seorang di antara mereka memiliki wajah-wajah blasteran.

"Aku Lee Felix. Panggil Felix aja." Jawab si manis itu, tak lupa membalas senyuman yang diberikan oleh tiga pemuda tampan yang menghampirinya.

"Gue Jeno. Ini Samuel dan ini Sunwoo." Jelas pemuda dengan eyes smile itu kepada Felix.

Pemuda manis itu hanya mengangguk-angguk paham.

"Kamu, kenal sama Changbin?" Tanya Sunwoo, ia mengambil duduk di samping Felix yang kosong.

"Kenal. Dia kakak aku." Jawabnya jujur. Ketiga pemuda itu kaget tentu saja. Kan adik Changbin sudah gak ada sejauh yang mereka tau.

Jeno melirik Sunwoo dan Samuel.

"Oh, gitu. Kita temannya Changbin btw." Ujar Samuel. Felix lama-lama merasa risih dikerubungin tiga pemuda itu. Namun dia tidak berani mengusir ketiganya.

"Nih, bekal lu. Pake lupa segala. Nyusahin." Nada bicara dingin seperti biasanya yang sangat dikenali oleh Felix. Pemuda itu meletakkan satu kotak bekal di meja Felix. Si manis tersebut hanya menunduk tidak berani membalas tatapan sang kakak.

Ketiga anggota geng Changbin tentu saja kaget mendengar nada dingin yang dilontarkan Changbin kepada adiknya.

"Sans aja kali Bin. Adek lu ini." Sahut Sunwoo. Changbin tidak menanggapi dan hanya memasang wajah flatnya.

"Ngapain kalian bertiga disini. Sana ke kantin, jangan lupa pesenin gue makanan." Perintah Changbin dengan mengusir pakai tangannya. Ketiga pemuda itu merasa kesal, karena Changbin mengganggu kegiatan mereka untuk mendekati Felix.

Ketiganya akhirnya keluar dari kelas Felix lalu menuju kantin.

"Ayo dimakan. Nanti lu sakit, gue yang repot." Serunya datar. Felix dengan ragu menatap kotak bekalnya lalu dengan gemetar mengulurkan tangannya untuk membuka kotak bekal tersebut.

"Ma-makasih..kak." Cicit lelaki manis itu masih tidak menatap wajah Changbin. Di kelas itu masih ada siswa lain, namun karena aura di sekitar Changbin terlalu menyeramkan, jadi mereka pura-pura sibuk dengan kegiatan mereka.

Changbin menarik pelan dagu adiknya tersebut agar wajah Felix terangkat dan bertemu tatap dengannya.

"Jangan sakit lagi lu." Seru Changbin masih saja dengan nada datar dan menyebalkan.

Felix mengangguk pelan. Matanya sudah berkaca-kaca. Seluruh siswa yang memperhatikan hal itu kasihan dengan pemuda manis tersebut namun juga gemas dengan wajah manis Felix.

"Nanti pulang, tungguin gue di parkiran. Di tempat yang teduh." Pesan Changbin. Felix hanya mengangguk tidak berani bersuara.

Setelah memastikan Felix memakan bekalnya, Changbin keluar dari kelas adiknya tersebut lalu berjalan ke kantin menyusul anggota gengnya.

"Ma, dada adek sakit." Gumam Felix menahan dada kirinya yang terasa perih setiap mendapat kalimat tajam dari Changbin, kakaknya.

"Felix, ayo temenan sama Jeongin aja. Biar aku yang jagain Felix." Felix tersenyum manis ke arah teman sebangkunya yang baru berjalan ke mejanya. Ia tadi menunggu Changbin pergi, baru ia berjalan ke arah Felix. Jadi Jeongin mendengar seluruh ucapan dingin Changbin kepada Felix.

SHORT STORY (CHANGLIX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang