Selamat Tinggal, Love

1.8K 199 40
                                    

Freckles 😳😳😳

Aku mau menguap dulu..bye

☆☆☆

Felix menekan kenop pintu bercat krem itu dengan pelan lalu mendorongnya.
Dia melangkah mendekat ke arah kakaknya yang sedang sibuk dengan tugas kuliah.

"Kak." Panggil Felix yang kini sudah duduk di pinggir ranjang kakaknya.

Kakak Felix menoleh dan tersenyum ketika menyadari adiknya sudah ada di kamarnya. Lalu bangkit dari kursinya dan mengambil duduk di samping Felix.

Felix masih menyiapkan kalimat untuk dia utarakan. Changbin - kakak Felix - mengambil satu tangan Felix untuk dia genggam.

"Ada apa? Kok diem aja hm?" Tanya Changbin yang kini sudah mengarahkan Felix menghadap dirinya dan merapikan poni-poni nakal Felix yang menutupi dahi lelaki mungil itu.

"Kakak gak mau bantu adek hm? Adek gak mau dijodohin sama putra keluarga Hwang itu." Pinta Felix dengan wajah sendu. Matanya sudah berkaca-kaca dan dia berusaha menahan air bening untuk tidak keluar dari manik karamel kembarnya.

"Hey. Liat kakak." Changbin memegang satu bahu Felix dan menarik rahang bawah Felix pelan agar Felix menatapnya lagi.

"Kamu pasti bisa menyukai Hyunjin. Kamu pasti bahagia sama dia."

Akhirnya air mata Felix meluncur keluar. Dia menepis tangan Changbin yang ada di bahunya dan menatap Changbin datar.

"Kakak gak sayang sama aku. Katanya kakak cinta sama aku. Tapi gak mau memperjuangkan. Aku benci sama kakak." Felix lalu berdiri dan melangkah ke pintu keluar kamar Changbin.

Sebelum tangan kanannya menggapai kenop pintu, tangan kirinya sudah di tarik oleh Changbin agar berbalik.

Chuu ~

Changbin menempelkan bibirnya ke bibir Felix. Lalu menarik yang lebih muda agar lebih dekat dan merangkul pinggang ramping Felix dengan tangan kirinya. Tangan kanannya menarik tengkuk yang lebih muda agar ciuman mereka semakin dalam.

Setelah beberapa menit dan Felix yang sudah tampak hampir kehabisan nafas, Changbin melepaskan lumatannya. Lalu mengusap sisa saliva mereka yang ada di bibir Felix.

Cup ~

Kemudian mengecup bibir Felix yang bengkak beberapa kali.

"Kamu ngerti kan kalo hubungan kita gak bakal berhasil dek? Kita saudara dan itu bakal ditentang sama keluarga dan keluarga kita akan dihujat sama publik kalo sampai ketauan."

Changbin menempelkan keningnya di kening Felix dan menatap ke dalam mata Koala itu lekat.

Felix memeluk erat tubuh kakaknya lalu membenamkan wajahnya di dada Changbin.

"Ta-tapi kakak ha-harusnya coba dulu bilang ke Papa hiks. Mana tau Papa gak nolak dan ngerestuin hiks. Dan aku gak peduli sama pendapat orang tentang kita." Ucap Felix sesenggukan di dada Changbin.

Changbin mengusap surai Felix menenangkan dan menciumi wajah koala yang kini berkaca-kaca itu.

"Hey liat kakak. Kamu tau kan Papa gimana? Kakak gak mau kamu kenapa-kenapa kalo Papa tau tentang kita. Jadi, ini demi kebaikan kamu dek. Kamu harus nyoba terima Hyunjin ya? Dia baik."

Felix hanya diam dan menenggelamkan wajahnya kembali ke dada Changbin dan memeluk erat tubuh Changbin.

Sejak saat itu, Felix mulai menjaga jarak dengan kakaknya. Dia melakukan seperti apa yang dipinta Changbin, mencoba menerima Hyunjin.

SHORT STORY (CHANGLIX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang