Flower🌷 #10

981 169 34
                                    

Sorry for typo 🙂

☆☆☆☆☆

Changbin menggendong koala adiknya keluar dari kamar mandi. Lalu ia dudukkan di pinggir ranjangnya kembali.

Kemudian ia sendiri naik ke ranjang dan berbaring disana. Lalu dia mematikan lampu di kamarnya.

"Ngapain masih duduk disana? Sana balik ke kamar lo. Gue gak bakal ganggu lo lagi " Changbin berujar seperti mengusir. Felix menunduk sedih. Maksudnya bukan seperti itu.

Namun ia tak protes, kemudian berjalan keluar dari kamar sang kakak.



☆☆☆



Changbin tertawa dengan teman-temannya. Tak sadar dari meja lain ada sang adik yang menatapnya dengan pandangan sedikit cemburu.

Mereka saat ini sedang berada di kantin sekolah.

"Merhatiin apa, hm?" Tanya Jeongin namun tak mendapat respon apa-apa dari Felix.

Ia kemudian memperhatikan kemana arah pandang Felix dan menemukan Changbin dengan seorang cewek di pangkuannya.

Pemuda tampan itu sedang tertawa dengan teman-temannya.

Jeongin menghela nafas panjang. Kemudian mengusap pipi kekasihnya agar tersadar dari aktivitasnya memperhatikan Changbin.

Felix otomatis terkaget dan menatap Jeongin dengan wajah bingung.

"Kamu suka Changbin?"

Felix gelagapan, ia menggeleng cepat. Pemuda manis itu menggigit bibir bawahnya, kebiasaannya ketika gugup dan cemas.

"Gak gitu. Jeongin jangan marah." Cicit Felix dengan wajah sendu.

"Udah selesai? Ayo ke kelas." Jeongin berdiri dari kursinya lalu berjalan lebih dulu keluar kantin.

Felix jadi serba salah. Ia kemudian menyusul Jeongin ke kelas.

Felix ingin mengajak kekasihnya berbicara tapi Jeongin seperti tidak ingin diganggu.



☆☆


"Sini gue bantu." Suara Jeongin ketika melihat seorang siswa yang ia tahu sebagai teman Felix dan juga sahabatnya.

Pemuda manis itu sedang merapikan bola-bola basket ketika telah selesai jam olahraga.

"Eh..Makasih." Sahut Seungmin, cukup kaget ketika mendapati Jeongin sudah berada di sampingnya.

Jeongin bolos jam terakhir dan duduk di tribun penonton di lapangan basket indoor dimana kelas Seungmin sedang jam olahraga.

"Lo bolos?" Tanya Seungmin setelah semua bola basket mereka kembalikan ke ruang perlengkapan olahraga.

"Hm." Jawab Jeongin singkat.

"Lo lagi ada masalah ya?" Kepo pemuda manis itu.

Jeongin menoleh sebentar ke arah Seungmin. Sepertinya ia butuh teman curhat dan Seungmin, sohibnya dari lama sepertinya bisa menjadi teman curhatnya.

"Felix?" Tebak Seungmin. Jeongin hanya mengangguk.

Akhirnya Jeongin mengajak Seyngmin ke kantin untuk sekedar membeli minuman dingin dan bercerita.

Felix yang ijin permisi ke toilet - sebenarnya ingin mencaru Jeongin bolos kemana - kepada gurunya, melihat Jeongin dan Seungmin sedang asyik bercerita di kantin.

Pemuda manis itu mengurungkan niatnya untuk menghampiri Jeongin lalu kembali ke kelas.

"Yaudah, lo maunya gimana?" Tanya Seungmin kepada Jeongin.

"Kayaknya dia gak suka sama gue lagi. Kalo dipaksa juga gak bakal bisa." Cerita Jeongin.

"Trus? Lo mau mutusin dia?" Jeongin menggeleng.

"Gue nunggu dia aja yang mutusin. Kayaknya dia juga masih ragu sama perasaannya dia."

Seungmin hanya mengangguk-angguk paham.

"Lo sama Minho gimana?" Celetuk Jeongin, membuat Seungmin tersedak minumannya. Hingga pipinya merona hebat karena malu.

"Gue gak ada apa-apa sama dia, ih." Rengutnya. Jeongin tertawa terbahak-bahak karena berhasil menggoda Seungmin.

Tangannya terangkat untuk mengusak surai madu Seungmin.

"Cari yang lain aja. Minho kan player. Cuma ngegombalin doang, dijadiin pacar gak."

"Gue nunggu lo aja." Seungmin berujar santai, membalas godaan Jeongin tadi.

"Mau banget nungguin gue?" Jeongin membalas dengan menaikturunkan satu alisnya.

Seungmin akhirnya memukul bahu Jeongin karena kesal.

"Selesain aja sana masalah sama Felix. Jangan nyebelin." Pekik Seungmin.



☆☆☆


Felix merasa kesal sendiri karena Changbin sudah beberapa hari ini mengabaikannya. Bertemu di mansion, namun Changbin menjauhinya.

Pemuda tampan itu sering membawa cewek yang dilihat Felix di sekolah ke mansion dan menonton bersama di ruang tv.

Felix yang melihat itu jadi kesal dan merasa terabaikan.

Mereka setiap hari berangkat dan pulang bersama, namun tak ada pembiacaraan apapun setelah hari dimana Felix diusir dari kamar sang kakak.

"Kak.." panggil Felix.

"Hm?" Sahut pemyda tampan yang sedang melajukan mobilnya ke arah mansion mereka, saat ini mereka sedang di perjalanan pulang.

"Maaf." Cicit si manis itu.

Changbin menoleh sebentar yang bertemu tatap dengan wajah sendu sang adik, kemudian menatap ke depan lagi.

"Buat apaan? Lo bikin salah?"

"Jangan diemin adek." Pintanya.

"Lo katanya kekasih Jeongin, yaudah. Lo bebas." Changbin berujar datar tanpa melirii Felix yang sudah berkaca-kaca.

"Aku gak suka. Hiks." Akhirnya tangisnya pecah.

"Ngapain lo nangis? Kan gak gue larang dan ganggu lagi."

"Aku gak suka didiemin. Hiks. Aku gak suka kak Changbin deket sama cewek. Hiks. Aku gak suka kak Changbin perhatian ke yang lain. Hiks."

Changbin menepikan mobilnya di jalanan sepi. Lalu menoleh kepada sang adik yang sudah menangis terisak.

"Trus lo mau gue gimana? Gangguin lo lagi tapi lo masih jadian sama Jeongin? Gak lucu, Seo Felix."

Changbin menarik rahang sang adik agar wajah mereka bertemu.

Kedua manik Felix yang berkaca-kaca menatap Changbin dengan lekat.

Ia mendekatkan wajahnya ke wajah sang kakak. Kedua tangannya terangkat untuk mengalung di leher Changbin.

Lalu memejamkan matanya ketika wajahnya semakin dekat dengan wajah pemuda tampan itu. Felix menempelkan kedua belah bibir mereka.

Sedangkan Changbin masih saja diam membiarkan Felix melumat bibirnya pelan.

"Putusin Jeongin setelah ini." Ucap Changbin dengan aura dominasinya ketika Felix menjauhkan wajahnya dari sang kakak. Pemuda manis itu mengangguk.

Tangan Changbin akhirnya melepas seatbelt Felix lalu membawa tubuh mungil itu ke atas pangkuannya dan kembali menyatukan kedua bibir mereka.










Tbc

Thankyou for vomen and support 🥰❣❣❣❣🌷

SHORT STORY (CHANGLIX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang