Love is Blind (?) - 2 End

1.2K 193 53
                                    

Note: maafkan jika endingnya gak sesuai kayak yg kalian harapkan.
😔


☆☆☆


Changbin meletakkan pesanan Felix di atas meja makan. Lalu dia mengedarkan pandangannya ke seluruh pojok ruang keluarga dan ruang tengah mansion mereka, akhirnya Changbin menemukan laki-laki manis itu tertidur di atas karpet di depan televisi yang ada di ruang tengah.

Changbin melangkah mendekat dan memperhatikan wajah tenang dan damai Felix yang sedang tertidur. Changbin mengangkat tubuh mungil itu dan menggendongnya – koala style – ke arah meja makan.

Felix masih tenggelam dalam dunia mimpinya yang sangat indah – dunia dimana hanya disana dia bisa bersama Changbin, tidak terusik sama sekali dengan perlakuan kakaknya.

Changbin menarik salah satu kursi lalu duduk disana – Felix dia dudukkan di atas pangkuannya – dengan Felix yang masih tertidur.

"Dek, bangun. Ini udah kakak beliin ayam goreng pedes kesukaan kamu." Changbin mengelus pipi gembil adiknya pelan dan berujar lembut.

"Eunghh..adek ngantuk. Kakak lama banget perginyaaa ~ " Racau Felix tanpa membuka matanya. Masih di antara dunia mimpi dan dunia nyata.

Changbin mencubit hidung mungil milik Koalanya agar terbangun.

"Ish..Papa, kak Changbin jahat nih ~ " Rengek Felix yang tidak ingat kalau Orangtua mereka sedang berada di China untuk urusan bisnis.

Cup ~

Dengan akal sehatnya yang sudah hilang, Changbin mengecup bibir adiknya sekilas.

Singkat, namun bisa membuat nyawa adiknya yang gentayangan dimana-mana berkumpul pada satu titik. Felix membolakan matanya menatap Changbin yang kini tersenyum kepadanya.

"Kayak Putri Tidur aja kamu dek. Dicium dulu baru bangun." Goda Changbin yang masih memeluk pinggang ramping adiknya agar tak terjungkal ke belakang.

"K-kakak tadi—ngapain?" Felix kini menunduk tak berani menatap ke dalam manik kelam kakaknya.

"Ngecup bibir kamu. Gemesin soalnya kalo lagi ngerengek. Lagian itu juga jurus terampuh selama ini buat bangunin kamu. Kamu gak sadar ya?"

Felix cengo mendengar jawaban kakaknya. Jadi, selama ini dia sering dicium Changbin saat membangunkannya, pikir Felix.

Felix dengan nyawa yang sudah terkumpul sepenuhnya mencoba turun dari pangkuan Changbin.

Tapi, Changbin tak melonggarkan sedikitpun pelukannya di pinggang ramping Felix.

"Kaakk.." Rengek Felix lagi yang ingin lepas. Ini tidak sehat untuk bunga-bunga yang bermekaran di paru-parunya. Bunga-bunga itu seakan berebutan untuk keluar dan menunjukkan diri mereka yang indah ke depan Changbin.

"Kamu sakit? Hanahaki? Sama siapa?"

Felix kembali membolakan kedua matanya.

"Kalau kamu gak jawab jujur, kakak gak bakal lepasin kamu." Ancam Changbin.

Changbin dari awal – sejak Felix memelihara bunga – sudah curiga dengan tingkah aneh adiknya itu. Apalagi setelah memergoki Felix membaca informasi tentang Hanahaki Disease.

Felix menggeleng pelan. Menolak tebakan Changbin.

"Adek gak sakit. Adek lapar. Lepas dong." Jawab Felix dengan sebisa mungkin menyembunyikan kegelisahan dalam nada suaranya.

SHORT STORY (CHANGLIX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang