Dark and Cold [6]

972 156 3
                                    

Sorry for typo ~~

☆☆☆☆

Sejak kejadian di taman belakang rumah Changbin, Felix semakin sering bersama pemuda dark itu.

Lelaki manis itu sering menghabiskan waktu bersama Changbin diluar jadwal belajar. Seperti sering menghabiskan waktu istirahat dan weekend bersama.

Entah sekedar untuk menemani Felix makan es krim atau jalan-jalan di taman dan beli jajanan di street food terkenal di daerah Myeondong.

Felix rasanya bahagia jika bersama Changbin terus dan sudah jatuh ke dalam pesona pemuda tersebut meski Felix tahu dia seorang vampir.

Tapi pemuda Seo itu tidak menunjukkan tanda-tanda jika dia juga menyukai Felix.

Membuat Felix menjadi murung akhir-akhir ini dan menjadi lebih diam jika bersama Changbin.



》》♧《《


"Dor!" Seseorang mencoba mengangetkannya. Namun Felix tak bereaksi apapun.

Tetap melamun dan menatap lapangan bola yang ada di bawah sana dari rooftop sekolahnya.

"Hei..ngelamunin apa sih? Serius banget." Orang itu menusuk kecil pipi Felix dengan jemarinya.

Hingga si empunya tersadar.

"Kak Minho? Kok bisa disini? Sejak kapan?" Tanya Felix kaget.

Minho berdiri di samping lelaki manis itu lalu ikut melihat lapangan yang ramai.

"Ya bisa. Kan gue juga sering kesini kalo lagi istirahat."

"Ngapain disini sendirian? Gak ke kantin?" Tanya Minho lagi.

Felix menggeleng kecil.

"Nyari udara segar. Belom laper lagi." Sahut si manis itu.

"Tumben gak bareng Changbin?" Celetuk Minho. Felix menoleh ke kirinya dimana Minho berdiri.

"Lagi pengen sendiri. Lagian kak Changbin sibuk sama tugas-tugasnya."

Minho mengangguk paham.

"Tapi kalo diliat-liat, ada yang salah." Ujar Minho. Felix menoleh lagi kepada kakak tingkatnya itu. Keningnya mengeryit sedikit, tanda ia bingung.

"Apa yang salah kak?" Tanya Felix penasaran.

Minho berbalik dan bersandar di pagar besi rooftop.

"Lo sama Changbin kayak lagi ada masalah." Minho memasang pose berpikir.

Felix menganga kecil mendengar penuturan sepupu dari tutornya.

"Aku sama kak Changbin gak ada masalah kok, kak." Felix menyanggah dengan lirih.

"Atau lo suka sama Changbin?" Tebak Minho. Felix tersipu. Laki-laki manis itu berusaha menyembunyikan pipinya. Ia malu.

"Ah..i see. Changbin udah tau?" Tanya Minho lagi. Si manis itu mengangguk. "Tapi kayaknya kak Changbin cuma ngartiin suka dalam hal biasa. Kayak kagum?" Sahut Felix sendu lalu menunduk. Menatapi ujung sepatunya.

"Hmm..mau gue bantu gak?" Tawar Minho. Felix mendongak lagi.

"Bantu apa kak?" Otak Felix belum terlalu terkoneksi dengan ide Minho.

"Bantu cari tau Changbin suka lo apa gak."

"Kalo nanti dia emang gak suka, trus gimana?" Felix menatap Minho dengan mata berkaca-kaca. Lucu. Duh, Minho rasanya ingin menjadi penikung saja.

Yang lebih tua mengusap pucuk kepala si manis dengan lembut lalu tersenyum tipis.

"Masih ada gue heheh." Felix mencebikkan bibirnya.

"Eh jangan nangis." Minho panik saat air bening itu sudah jatuh melewati pipi gembil Felix.

"Aduh..nanti gue dikira merkosa anak orang di rooftop." Ucapnya tanpa di-filter.

Minho membawa tubuh mungil itu ke dalam pelukannya dan menepuk kecil punggung sang adik tingkat agar tenang.

Cklek.

Pintu rooftop terbuka, dan menampakkan seorang pemuda yang tadi menjadi karakter utama di pembicaraan Minho dan Felix.

Felix melepaskan pelukan Minho dan berbalik untuk bertemu tatap dengan seseorang yang telah mengisi hatinya.

"Oh, maaf ganggu." Lalu Changbin kembali menutup pintu itu dari dalam.

Minho tersenyum miring.

"Kayaknya berhasil." Ucapnya.

Felix menatap Minho lalu kembali menoleh ke pintu rooftop.

"Apanya yang berhasil kak?" Masih belum paham. Kadang Felix memang suka lama mengerti jika tentang masalah perasaan.

"Gapapa. Ayo turun. Bentar lagi bel." Lalu Minho dan Felix berjalan dari rooftop ke kelas masing-masing. Sebelumnya Minho menyempatkan diri mengantar adik tingkatnya tersebut. Lalu berjalan menuju kelasnya setelah itu.

Belum sempat Minho memasuki kelasnya, lengannya sudah ditarik paksa oleh seseorang hingga dia berbalik.

"Wow! Santai..ada apa? Kangen?" Tanya Minho dengan wajah menyebalkannya.

"Ck. Lo tadi ngapain sama Felix di rooftop?" Changbin - si pelaku - bertanya tanpa basa basi.

Minho bersorak penuh kemenangan dalam hati.

Gampang sekali memacu emosi sepupunya ini ternyata. Ia kira akan sulit baginya membuat Changbin memperlihatkan perasaannya.

Ternyata Felix memang istimewa di hati Changbin.

Hanya saja, pemuda dark itu tidak tahu cara menunjukkannya. Terutama di depan orang yang dia suka.

"Gak ngapa-ngapain..cuma cerita doang trus dia nangis. Gue peluk. Eh tiba-tiba lo datang, ganggu." Sahut Minho.

Tangan Changbin sudah terkepal. Menggeram rendah. Namun karena ini di sekolah, ia harus menahan diri mati-matian.

"Jauhi Felix!" Geram Changbin.

Minho rasanya ingin tertawa terpingkal-pingkal di lantai karena melihat ekspresi Changbin saat ini.

"Lo siapanya? Sodara bukan. Pacar juga bukan. Cuma tutor doang." Minho ternyata masih belum puas.

Changbin terdiam. Iya juga, dia bukan siapa-siapa Felix.

Akhirnya tanpa membalas kalimat Minho, dia berbalik dan kembali ke kelasnya.


》》♧《《


"Eh, kak Minho?"











Tbc

Guys, CB jantungnya berdetak di part sebelumnya itu krn konsumsi vitamin ya.
Vitaminnya ini kayak disuntik gitu, berupa cairan. Itu dibikin oleh Ibu CB.

Yg bikin vampir bisa jdi kyk manusia biasa; panas tubuh sama, detak jantung & juga gapapa kalo terkena panas.

Smg ini bisa dimengerti 😊♥️

SHORT STORY (CHANGLIX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang