33

44.6K 1.6K 86
                                    

Alana terbangun tidurnya terusik, di liriknya jam yang menunjuk angka 4 dini hari. Di bangunkanya sang suami yang tertidur di sampingnya. Perlahan tapi pasti di guncangnya badan sang suami. Dan akhirnya si suami mengerjapkan matanya perlahan.

"kenpa sayang" tanya iqbaal pada alana

"sudah subuh sholat yuk aku pengen denger aa ngaji boleh" tanya alana.

Entah lah saat ini dia mengidamkan si suami untuk mengaji.

"tumben banget sayang yah udah yuk ambil wuduh dulu" iqbaal dan alana pun mengambil wuduh.

Iqbaal dan alana pun sholat berjamah. Selesai sholat berjamah. Iqbaal melantunkan ayat suci. Begitu lembut suara iqbaal, alana sampai terhanyut mendengarnya. Betapa beruntungnya dia memiliki suami yang bersuara merdu seprti iqbaal.

Setelah selesai sholat iqbaal memilih mengerjakan kerjanya yang kemarin belum selesai karna hari ini dia akan mengajar di sekolahnya. Alana lebih memilih memasak sarapan untuk mereka.

Alana memasak mie goreng dan juga ayam goreng. Sebenarnya alana mau memasak nasi goreng tapi dia yakin tidak akan masuk ke tengorokanya dia akan memunthakan kembali nasi itu.

Makanan sudah tersedia di atas meja. Alana memutuskan untuk membereskan piring-piring kotor. Alana mencucinya satu persatu. Saat asik mencuci spasang tangan kekar melingkar di pingangnya. Alana menoleh dan mendapati sang suami yang tersenyum melihatnya.

"udah tingalin aja cucianya ntar aku yang cuci ya" pinta iqbaal

"emang aa bisa nyuci piring ini"

"ya bisa lah sayang kamu aja yang gak tau" iqbaal mengecup pipi alana. "kamu tau kenapa aku beli apartemen ini sedangkan aku punya rumah juga di tempat aqila, hemm itu karna aku pengen punya waktu sendiri memikirkan kamu yang entah di mana dan gak mau aqila ganggu aku dan biasanya aku di sini 1 bulan tanpa pulang ke aqila dan semua kerjan aku kerjain sendiri" ucap iqbaal dan menuntun tangan alana untuk di bersihkan dari busa2 sabun.

"jadi yuk kita makan sekarang cuci piring ntar aja habis makan aku udah laper" ucap iqbaal menuntun alana kemeja makan.

Benar saja sehabis sarapan iqbaal langsung mencuci piring piring yang kotor sedangkan alana di larang untuk beranjak dari kursinya.

Betapa romantisnya iqbaal saat ini dia selalu memperlakukan alana layaknya seorang ratu (nuraini kali) iqbaal selalu menuruti apa keinginan alana.

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Sepulang mereka dari sekolah, iqbaal mengajak alana langsung pulang karna iqbaal melihat wajah sang istri sangat pucat.

Alana memang mengeluh lemas saat ini, dia sangat tidak berdaya sama sekali. Sesampainya mereka di apartemen alan langsung membaringkan tubuhnya di sofa ruang tv.

"sayang kita ke dokter aja ya" iqbaal tampak sangat khawatir sekali.

"gak usah aa aku cuma butuh istirahat aja deh kayanya" ucap alana.

"ya sudah aku pesenin makanan ya mau" tanya iqbaal alaNa  hanya mengangguk saja.

"huek huke" rasa mual itu pun mulai muncul lagi buru2 alana berlari menuju kamar mandi yang ada di kamar mereka.

Iqbaal mengikuti alana dan membantunya. Iqbaal memijat tengkuk alana. Entah kenapa ini adalah muntah alana yang banyak. Biasanya juga alana hanya muntah sedikit tapi berbeda dengan hari ini.

Lemas sekali yang alana rasakan kini. Iqbaal pun langsung membopongnya ke tempat tidurnya. Iqbaal mengecupi wajah alana yang terlihat sangat pucat.

My Teacher my Husband (IDR) (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang