Suho memainkan bolpoin di sela-sela jemarinya dengan tatapan kosong. Sebagai Direktur Red Planet Hotel, Suho sedang menghadiri rapat bulanan dengan para petinggi The Red Group.
The Red Group merupakan perusahaan berskala besar milik keluarga Suho yang bergerak di bidang real estate dan perhotelan. Ayahnya mempercayakan Suho untuk mengelola bisnis perhotelan mereka. Sementara Siwon, kakaknya, mengelola bisnis real estate di bawah perusahaan The Red Land. Keluarga Suho memang termasuk jajaran orang terkaya di Korea Selatan.
Biasanya Suho akan menyimak dengan seksama ulasan-ulasan yang dipaparkan ketika rapat. Tetapi, bukannya fokus pada pemaparan salah seorang manajer, pikirannya malah hanyut pada kejadian semalam.
Suho akui dirinya memang cukup keterlaluan pada Irene. Dia tidak seharusnya bersikap seperti itu. Irene hanya ingin merayakan Valentine bersamanya, dan sebenarnya itu bukanlah suatu masalah besar. Bagaimana pun juga dia sudah resmi bertunangan dengan Irene beberapa bulan yang lalu.
"Bagaimana pendapat Anda, Pak Suho?" tanya salah seorang petinggi perusahaan.
Tidak ada tanggapan sama sekali. Sampai akhirnya, Siwon yang duduk di sampingnya menyikut pelan. Membuat Suho tersadar.
"Ah, maaf. Anda tadi mengatakan apa?" tanya Suho linglung.
"The Red Group mengusulkan untuk membuka cabang Red Planet Hotel di Provinsi Daegu. Ini bisa menjadi mega proyek perusahaan untuk tahun ini. Bagaiaman menurut Anda?"
Suho mengangguk. Entah mengapa ia tidak begitu tertarik dengan diskusi kali ini. Padahal, rapat kali ini difokuskan pada perusahaan yang ia pimpin.
"Aku cukup setuju, tapi sebelum itu aku ingin melihat business plan-nya dulu," ucapnya.
"Baik, Pak."
Setelah pertemuan berakhir, Suho adalah orang yang paling duluan meninggalkan ruangan. Tidak seperti biasanya. Dia lalu menghampiri seorang pemuda bertubuh tinggi yang merupakan sekertaris pribadinya.
"Chanyeol, siang ini aku tidak ada janjian makan sama klien kan?" tanyanya.
"Tidak ada," Chanyeol menggeleng.
"Nice, kalau begitu kau balik duluan ke kantor."
Suho berbalik dan mulai mengambil langkah.
"Hyung, kau mau ke mana?" tanya Chanyeol.
Suho hanya menoleh sepintas. "Urusan pribadi," sahutnya.
Sesampainya di dalam mobil, saat Suho hendak menyalakan mesin, tatapannya menangkap bingkisan berwarna coklat di kursi penumpang. Membuatnya kembali teringat kejadian semalam.
Saat Irene sudah meninggalkannya lebih dulu, seorang pelayan datang menghampiri Suho dengan membawa sebuah bingkisan.
"Tuan, maaf, sepertinya kekasih Anda melupakan ini di kursinya," kata pelayaan kala itu.
Suho pun mengambilnya. Dia menduga bahwa itu adalah hadiah Valentine dari Irene untuknya. Dan, tentu saja karena sikapnya yang sedikit kejam membuat Irene urung menyerahkan hadiahnya. Dengan yakin, ia membuka bingkisan itu. Menemukan sebuah dasi berwarna hitam bergaris silver. Tampaknya, Irene paham akan selera fashion Suho.
Sebelum menyalakan mobilnya, Suho meraih bingkisan itu. Melepas dasi hitam yang dikenakannya, lalu menggantinya dengan dasi pemberian Irene. Setidaknya, jika ia muncul di hadapan Irene dengan mengenakan dasi itu, kemarahan Irene bisa mereda. Pasalnya, Suho terlalu malas untuk mengatakan maaf pada wanita itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
REACH YOU
Fiksyen PeminatMenggapaimu... Mungkin suatu hal yang mustahil. Namun, bisakah aku tetap berharap? - Irene Irene bukan wanita jahat. Dia hanya seorang wanita yang mencintai tunangannya, Suho, dengan segenap hati. Perjodohan ini mungkin hanyalah kesepakatan antara d...