Seorang wanita tiba-tiba menghambur masuk ke ruang divisi pengembangan produk yang kala itu sedang dalam jam sibuk. Dia menghampiri seorang pemuda yang mengenakan id card bertuliskan Kim Jong In.
Pemuda berambut kecoklatan itu kaget setengah mati ketika beberapa lembar foto dilempar ke atas mejanya. Memperlihat dirinya yang sedang bermesraan dengan wanita lain.
"Jadi ini yang kau lakukan di belakangku, hah!" erang si wanita langsung menjambak rambut Jongin.
"Akh, sakit! Soojung, tolong lepaskan. Aku bisa jelaskan semua ini."
Bukannya menuruti ucapan kekasihnya, wanita bernama Soojung itu malah semakin membabi buta. Keributan pun tak terelakkan. Pandangan semua penghuni ruangan sontak tertuju pada mereka. Namun, tidak ada satupun yang berani mendekat.
Irene yang bahkan sedang bergelut dengan pekerjaannya berhasil dibuat meninggalkan ruangan untuk melihat apa yang sedang terjadi di divisinya. Dia cukup terkejut mendapati Soojung yang histeris menyiksa salah satu karyawannya.
Irene mengenal Soojung yang merupakan anak bungsu pemilik Jungsi Group. Mereka sudah beberapa kali melakukan kerjasama.
Atas dasar perintah Irene, beberapa karyawan pun berusaha menjauhkan Soojung dari Jongin yang hampir sekarat dengan rambut acak-acakan. Setelah berhasil terpisah, Irene langsung menggiring Soojung ke kafetaria kantor yang berada di lantai dasar.
"Berani-beraninya dia selingkuh! Apa dia lupa siapa aku, huh!" gerutu Soojung, setelah duduk di salah satu kursi kafetaria.
"Tapi kau tetap harus mendengar penjelasannya dulu," kata Irene.
"Tidak perlu. Aku sudah muak dengannya." Soojung mendengus. "Kau pecat saja dia."
Irene menyeringai pelan.
"Aku tidak mungkin mencampur adukkan urusan kantor dengan urusan pribadi kalian. Lagi pula, aku masih membutuhkan Jongin. Dia karyawan yang kompeten."
"Juga kompeten dalam hal merayu wanita," imbuh Soojung sarkastis.
"Aku akan coba menasehatinya, atau mungkin mendengarkan penjelasannya dan menyampaikan padamu. Itupun kalau kau mau."
Soojung terdiam, tampak menimbang-nimbang.
Irene paham Soojung sangat mencintai Jongin dan tidak mungkin melepasnya begitu saja. Dia hanya sedang dibakar api cemburu saja sekarang.
Soojung menyeruput mango shake pesanannya.
"Bagaimana hubunganmu dengan Suho?"
Irene sedikit mengernyit. Kalaupun Soojung ingin mengalihkan pembicaraan, mengapa harus membahas Suho yang dulunya sempat di jodohkan dengan wanita itu.
"Baik-baik saja." Irene mencoba santai.
"Syukurlah, soalnya dulu dia benar-benar menolak dijodohkan denganku."
Irene tahu itu. Dan, tentu saja sangat bersyukur Suho menolak perjodohan itu.
"Jujur saja, sampai sekarang aku tidak suka dengan anak itu. Dia sudah melukai harga diriku. Kau tau, dia menolak dijodohkan denganku karena pacaran dengan gadis miskin."
Sumpah. Hal ini belum pernah sampai di telinga Irene.
"Gadis miskin?"
"Yah, kudengar dia pacaran dengan gadis itu sejak kuliah. Tapi, keluarganya tidak merestui, makanya dia sampai dijodohkan denganku," jelas Soojung.
"Kau tau siapa gadis itu?"
"Tentu saja tidak. Setelah dia menolakku sesadis itu, aku menamparnya, menumpahkan minumanku ke wajahnya lalu pergi. Aku bilang pada keluarganya bahwa aku tidak mau lagi mengenal orang sepertinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
REACH YOU
FanfictionMenggapaimu... Mungkin suatu hal yang mustahil. Namun, bisakah aku tetap berharap? Bahwa suatu hari nanti kau bisa mencintaiku, meski tak sebanyak aku mencintaimu. - Irene Percayalah, Irene bukan seorang wanita jahat. Dia hanya melakukan apapun yang...