TIGA

3K 325 29
                                    

Suho sibuk menorehkan tinta pulpennya di atas lembaran dokumen yang baru saja diserahkan Chanyeol.

"Hyung..." panggil lelaki bertubuh tinggi itu, tampak ingin mengutarakan sesuata.

"Ada apa?"

"Kemarin aku keluar dengan teman-teman kuliahku dulu."

"Lalu?"

"Salah satu dari mereka mengaku bertemu Jisoo di Myeong-dong beberapa hari yang lalu."

Tangan Suho yang sibuk dengan kegiatannya seketika kaku. Dia langsung mendongak menatap Chanyeol. Menanti keterangan lebih lanjut dari pemuda itu.

"Temanku bilang dia bertemu di salah satu toko kosmetik, tapi mereka hanya saling sapa. Setelah itu, Jisoo buru-buru pergi."

Chanyeol memang mengenal Jisoo cukup baik. Sewaktu duduk di bangku kuliah, mereka seangkatan dan mengambil jurusan yang sama, walaupun tidak sekelas. Sementara Suho adalah senior mereka yang setahun lebih dulu mengenyam pendidikan di Universitas Seoul.

Laporan Chanyeol langsung mengingatkan Suho pada nama yang sempat disebut Irene tempo hari.

Kim Jisoo.

Benarkah itu adalah Kim Jisoo yang dikenalnya? Ini terlalu sulit jika dikatakan hanya kebetulan.

"Akan kuselidiki. Terima kasih informasinya, Chanyeol," kata Suho.

Chanyeol mengangguk.

Suho kembali membubuhkan tanda tangan, namun kali ini dengan tergesa-gesa. Dia bahkan enggan memeriksa isi dokumennya lagi.

Dia melirik jam tangannya yang menunjukkan hampir pukul sebelas. Dia harus ke kantor Irene. Memastikan dengan mata kepalanya sendiri sosok wanita yang bernama Kim Jisoo.

****

Acara penyambutan karyawan magang telah berakhir ketika Suho sampai di gedung ERALUV. Berdasarkan informasi yang Suho peroleh dari seorang resepsionis, Irene telah berada di ruangannya bersama dengan beberapa karyawan magang.

Lift pun membawa Suho ke lantai dua puluh dua. Langkahnya berusaha tenang menuju ruangan Irene, meski ia tidak bisa menepis kegelisahan yang berkecamuk dalam batinnya.

Ruangan Irene berada di sisi kanan gedung. Ruangan berdinding kaca dengan interiornya yang elegan, didominasi oleh warna beige. Ruangan yang luas itu terbagi lagi dalam beberapa ruangan yang salah satunya adalah ruang kerja Irene yang menjabat sebagai manajer divisi pengembangan produk sekaligus wakil direktur ERALUV.

ERALUV merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi makanan, minuman, pembersih, perawatan tubuh, hingga barang rumah tangga. Dulunya, ERALUV adalah perusahaan milik keluarga besar Irene. Tetapi, sekarang tidak lagi setelah diakuisisi oleh perusahaan milik Ayah Sehun.

Dari kejauhan Suho dapat melihat Irene yang berdiri di tengah-tengah karyawannya. Mengenakan gaun one piece di atas lutut berwarna hitam. Suho akui, tunangannya itu memang memiliki paras indah dan kharisma tersendiri.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
REACH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang