Pembuka 3

6.6K 237 0
                                    

•Tak Sengaja Bertemu•

Hari Sabtu telah tiba, hari libur mengistirahatkan otak akibat terlalu banyak belajar di sekolah. Allyza, Aliya, dan Raina memanfaatkan hari libur untuk bersantai, bermain monopoli di ruang keluarga.

Allyza mengocok dadunya. Ia menghela napas kasar saat dadu menunjukkan angka 4, tepat berhenti di rumah Raina.

"Yah, kena!" keluh Allyza. Kedua kalinya ia berhenti di rumah Raina dan harus membayar uang sewa.

"Hahaha Kak Lyza kena lagi!" seru Raina puas mentertawakannya.

"Kesal banget! Dari tadi aku kena sewa rumahmu terus." Allyza menghitung jumlah uang yang harus dibayar pada Adiknya. "Delapan ratus, sembilan ratus, seribu." Allyza memberikan uangnya pada Raina.

Raina tersenyum puas, berhasil membuat Kakaknya kesal. "Makasih, Kak Lyza yang cantik!" ujarnya membuat Allyza memutar kedua bola matanya malas.

Setelah lelah bermain monopoli dan hasilnya Allyza yang kalah, ia merajuk di kamar.

"Kak Lyza! Kak Lyza!" panggil Raina mengetuk pintu.

Dengan rasa malas Allyza membukakan pintu. "Kenapa?"

Raina tersenyum penuh arti. "Kak Lyza cantik, baik hati, nggak galak, pintar, sayang sama adek—"

"Kenapa? Nggak usah basa-basi!" potong Allyza.

"Masakin nasi goreng untuk Raina ya?" pintanya dengan mata merayu.

"Nggak. Minta Aliya aja sana," elak Allyza.

"Kak Aliya lagi pergi ke rumah temannya." Benar saja, tadi Aliya izin untuk ke rumah temannya setelah main monopoli.

"Ya sudah, tapi pedas, ya?" goda Allyza.

"Nggak mau! Raina, kan, nggak suka pedas,"

"Ya sudah kalau nggak mau pedas, Kakak tutup nih pintunya," ucap Allyza menutup setengah pintu namun dicegah Raina.

"Jangan, Kak. Ya sudah nggak apa-apa, tapi jangan pedas banget ya?" pintanya memohon.

"Oke!" Setelah kesepakatan itu, Allyza dan Raina pergi ke dapur. Mereka menyiapkan bahan untuk masak nasi goreng.

"Makanya bisa masak, biar nanti cowok-cowok pada dekat sama kamu," ucap Allyza, mengupas bawang putih.

"Nggak ada hubungannya!" elak Raina, membantu sang kakak mengupas bawang putih.

Setelah lima belas menit berkutat dengan dapur, nasi goreng spesial Allyza sudah siap.

«»

Sore harinya, Allyza, Aliya, dan Raina bersiap untuk joging. Mumpung saat ini Dena yang menjaga Arif di rumah sakit, malamnya Allyza dan Aliya yang akan menjaga.

"Raina, sudah siap?" teriak Allyza dari halaman rumah.

"Sudah, Kak!" balasnya berteriak.

"Ayo buruan, nanti kesorean kita jogingnya," sahut Aliya berteriak juga dari luar pagar.

"Sudah. Ayo, Kak!" ajak Raina setelah mengunci pintu.

Mereka melakukan pemanasan seperti biasa sebelum joging. Setelah itu mereka joging mengelilingi komplek.

Suasana sore hari di komplek ramai. Ada yang joging sama seperti mereka, bersepeda, bermain lompat tali, dan ada juga pasutri muda yang bucin di depan rumahnya. Setelah 30 menit joging, mereka duduk di bangku taman komplek.

"Huft, capek juga," keluh Raina mengelap keringatnya. Rasa haus yang menyerang membuat ia berinisiatif untuk ke Indomaret yang tak jauh dari taman. "Kak, aku mau beli minum di Indomaret, mau titip apa?" tanya Raina.

Until the dustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang