•Bertemu•
Tak ada hujan, terik matahari yang menyengat membuat gadis berjilbab merah itu darah tinggi saat tau siapa orang yang ia tabrak.
"Ngapain kamu di sini?" tanyanya, menatap sinis.
"Maaf, saya buru-buru," jawab orang itu, Fahmi.
"Eh, nggak bisa!" Allyza menarik tangannya hingga jarak mereka dekat. Seketika Allyza sadar, ia menjauhkan tubuhnya. "Kamu belum jawab pertanyaanku. Ngapain kamu di sini?"
"Saya ada urusan, permisi," ucapnya singkat lalu pergi sambil berlari. Allyza menggertakkan giginya kesal. Dasar cowok aneh!
Allyza melempar tasnya asal ke sofa setelah sampai di rumah. "Bun, tau nggak?" ujar Allyza, duduk di samping Dena yang asik nonton drama korea.
"Nggak," jawab Dena menyengir, lalu lanjut nonton.
Allyza memutar kedua bola matanya malas. "Bunda, Allyza mau cerita," ujarnya mengerucutkan bibir.
Dena menghentikan drama, menatap Allyza. "Apa, sayang?"
"Allyza ketemu sama cowok aneh itu di kampus,"
"Cowok aneh siapa?"
"Cowok yang tadi menemani Allyza belanja." Allyza menyandarkan kepalanya di bahu Dena. "Allyza nggak suka sama dia, Bun. Dia aneh. Setiap Allyza tanya, dia cuman senyum-senyum nggak jelas gitu. Terus tadi Allyza nggak sengaja nabrak bahunya pas di kampus, terus dia gitu, terus ah pokoknya Allyza nggak suka sama dia, Bunda," keluh Allyza ingin menangis.
"Cowok yang kamu maksud itu Fahmi?"
Allyza mengangguk. "Sebenarnya Allyza risih waktu dia menemani Allyza belanja. Allyza nggak kenal sama dia, Bunda. Kenapa Bunda minta dia untuk menemani Allyza?" jelas Allyza mencurahkan isi hatinya.
Dena diam, lanjut menonton drama korea yang sempat terhenti.
"Bunda!"
Tidak ada jawaban.
"Bunda dengarin Allyza ce—"
"Ya ampun! Lee Jong Suk ganteng juga ya, Za!" seru Dena heboh saat lihat Lee Jong Suk tersenyum lebar.
Allyza melongo menatap Bundanya. "Bunda nggak dengarin Allyza cerita? Bunda lebih pentingin drama korea dari pada Allyza yang cerita sama Bunda? Bundaaaaa!" omel Allyza mengoceh.
Dena mehentikan filmnya, tertawa lalu mencubit kedua pipi anaknya gemas. "Nanti kamu juga bakal nyaman sama dia."
"Nggak akan, Bun. Allyza nggak mau ketemu sama dia lagi. Dia itu cowok aneh!" balas Allyza penuh pendirian.
"Kamu belum kenal dia, Za, jangan bilang dia cowok aneh," tutur Dena lembut.
"Kenapa dia harus hadir di hidup Allyza? Allyza nggak mau kenal dia. Allyza nggak mau kenal cowok, Bunda,"
Bunda tersenyum lalu mengelus puncak kepala Allyza. "Jangan gitu. Suatu saat kamu harus mengenal laki-laki baru, Za. Jangan stuck pada yang lama."
Allyza menunduk, tersenyum datar lalu membuka ponsel. Ia melihat isi galeri, masih ada satu foto terpampang di sana. Lima tahun tidak cukup buat Allyza melupakan Arga.
"Allyza rindu Arga, Bun," lirih Allyza, hampir meneteskan air matanya.
Sosok Arga yang selalu ada untuk Allyza. Sosok Arga yang selalu bisa menenangkan Allyza saat ia kesal. Dan sosok Arga yang sangat perhatian padanya. Namun, selama lima tahun berlalu ia tidak pernah merasakan sosok itu lagi. Hilang bagai ditelan bumi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Until the dust
Storie d'amore[COMPLETED-REPUBLISH] Rahma Allyza Vierina, gadis yang akrab dipanggil Allyza. Menjalin kasih dengan seorang pria untuk pertama kalinya di masa SMA membuat Bundanya tak tinggal diam. Nasihat sudah menjadi makanan pokok setiap hari yang mental begitu...