Isi 16

5.9K 211 4
                                    

•Rumah Baru•

Rumah baru memulai kehidupan baru.

Keesokan harinya, Fahmi dan Allyza pindah ke rumah baru, di perumahan Bintang Axl. Mereka dijemput oleh sopir pribadi Fahrim.

"Allyza, sudah siap?" tanya Fahmi sembari memasukkan baju kotornya dalam kantong plastik hitam berukuran sedang lalu dimasukkan dalam tas besarnya.

"Bentar lagi, Mas." Allyza mengoles bibirnya dengan lip balm agar tidak kering lalu mengoles liptint berwarna pink seperti warna bibirnya.

"Buruan ya, Allyza, saya sudah siap. Para keluarga juga sudah nunggu di lobby,"

"Iya, Mas. Sudah selesai, ada yang bisa Allyza bantu?"

"Kamu bawa ini aja, ya." Fahmi memberikan tas kecil berisi ponsel dan dompet.

"Oke, Mas."

Sampai di lobby, Anita menyambutnya dengan wajah kesal. "Ya ampun pengantin baru lama banget bangunnya. Sudah jam berapa ini? Mau jam 9! Pasti Fahmi telat bangun, iya kan, Za?" omel Anita.

Allyza tersenyum kecil. "Nggak, Ma, tadi Allyza dandannya lama."

"Oh, kirain Fahmi telat bangun. Allyza dan Fahmi sama Pak Budi, ya. Mama sama Papa mau mampir ke toko kue sebentar," titah Anita.

Langit cerah menampakkan keindahannya. Mobil avanza bewarna silver melaju dengan kecepatan sedang hingga memasuki area perumahan. Fahmi dan Allyza menurunkan barang-barang mereka dibantu sopir.

"Terima kasih, Pak." Allyza berdiri di depan rumah sederhana yang memiliki halaman luas. Rumah yang memiliki paduan warna putih dan cokelat menambah ketertarikan. "Mas langsung beli jadi rumahnya atau bangunnya bertahap?" tanyanya.

"Langsung beli, namun ada direnovasi sedikit." Allyza mengangguk paham. "Ayo masuk," ajaknya memasuki rumah.

"Fahmi, merenovasi berapa lama?" tanya Arif, mengedarkan pandangannya.

"Sekitar 2 bulan, Yah, cukup lama karena ada penambahan kamar mandi dan perbaikan atap yang bocor," jelas Fahmi.

Arif mengangguk paham. "Ayah ke atas dulu, ya."

"Silakan, Yah." Arif pergi ke lantai dua, sedangkan Fahmi mengajak Allyza menuju halaman belakang.

"Aliya sama Raina mau ikut?" tanya Fahmi sebelum melangkahkan kakinya.

"Nggak deh, kami ke atas aja ikut Ayah, kan nggak enak ganggu kemesraan kalian," jawab Aliya terkekeh.

"Iya, betul! Kita ke atas aja, Kak." Raina menarik pergelangan Aliya agar segera mengikuti Ayahnya ke lantai dua, tidak ingin mengganggu kemesraan pengantin baru. Karena, Raina pernah mendengar kalimat seperti ini, 'jika ada pengantin baru yang belum terlalu mengenal, maka berikan mereka banyak waktu untuk saling mengenal' dan mungkin inilah waktu yang tepat.

"Ya sudah, kami ke halaman belakang ya." Aliya dan Raina melenggang pergi ke lantai dua. Kemudian, Allyza dan Fahmi ke halaman belakang.

Mereka menuju gazebo, terdapat ayunan juga di sana.

"Mas, ini indah banget. Allyza pengin naik ayunan," ujar Allyza.

"Boleh. Saya ayun ya." Allyza duduk di ayunan dengan Fahmi yang mengayunnya pelan.

"Kamu suka?" tanya Fahmi di tengah ayunannya.

"Suka banget! Kok Mas tau selera Allyza?"

"Karena kamu istri saya, jadi saya tau selera kamu," canda Fahmi diiringi tawa kecil.

Until the dustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang