Isi 9

5.1K 202 0
                                    

•Dia ... datang•

Hari ini Fahmi resmi melamar Allyza. Mencoba dengan ketulusan hati, Allyza menerimanya. Selain untuk mengabulkan permohonan Bundanya, ia juga ingin menyempurnakan agamanya dengan menjalankan sunah Nabi Muhammad SAW. Sesuai keputusan, pernikahan mereka akan berlangsung dua minggu lagi.

"Allyza mau pilih konsep apa untuk resepsi?" tanya Anita, Mama Fahmi.

Setelah menentukan tanggal pernikahan, persiapan pernikahan sudah diatur oleh keluarga Fahmi, namun ada beberapa hal yang harus Allyza pilih, contohnya dalam konsep resepsinya nanti. Yang paling bersemangat mengurus persiapan adalah Anita, calon mertua Allyza yang cantik dan sangat terlihat jiwa keibuannya.

"Terserah Tante dan yang lainnya aja. Allyza ikut," jawab Allyza tersenyum kecil, ia tidak terlalu bersemangat.

"Ini pernikahanmu, sayang. Bukan pernikahan Tante," tutur Anita terkekeh.

"Allyza bingung, Tante. Kalau menurut Fahmi bagaimana?" Fahmi mendekat ke arah Anita, mengambil brosur beberapa konsep di tangannya.

Fahmi nampak serius memilih konsep dekorasi yang bagus untuk resepsi nanti. Allyza mengamatinya, rasa senang saat memilih terpancar dari wajah calon suaminya. Allyza meringis dalam hati, Allah, engkau yang bisa membolak-balikkan hati manusia. Tetapkan hati hamba hanya kepada seseorang yang engkau takdirkan untukku. Batin Allyza.

"Allyza, bagaimana kalau yang ini?" Fahmi menyodorkan pilihan brosur tadi pada Allyza. Sebuah konsep yang unik, namun sederhana. Warna konsep tersebut putih dan juga ada keungu-unguan.

"Eh ... boleh, Allyza ikut aja." Fahmi tersenyum mendengar jawaban Allyza. Ia merasakan sesuatu dari jawaban Allyza, namun pikiran buruk itu segera ia buang.

"Ya sudah, Ma, yang ini aja,"

"Oke, nanti Mama hubungi." Anita mengambil brosur itu, mengetikkan sesuatu di ponselnya.

Masalah konsep dekorasi sudah selesai. Akad nikah akan dilaksanakan dua minggu lagi pada hari Jumat, dan resepsi pada hari Sabtu. Undangan pernikahan akan disebar minggu depan. Untuk akadnya diadakan di rumah Allyza, dan resepsinya di hotel milik saudara Fahmi. Allyza barutahu kalau Fahmi keluarga orang kaya. Karena, menurutnya selama ini, keluarga Fahmi orang yang sangat sederhana dan dermawan.

"Ma, aku sama Arif mau balik ke kantor, ada hal yang harus diselesaikan sebelum pernikahan Fahmi," ujar Fahrim pada Anita.

Allyza juga barutahu jika Ayahnya satu kantor dengan Fahrim, Papa Fahmi. Oh Allyza, segitu tidak pekanya kamu dengan keluargamu?

Allyza tipe orang yang kurang peka terhadap keluarganya, jujur. Sampai waktu itu Dena memarahinya karena dia tidak peka mematikan kompor saat masak air. Hampir saja kebakaran jika Dena tidak bergegas mematikannya. Saat itu Allyza sedang asik membuat adonan kue untuk lebaran.

"Iya, Pa, hati-hati di jalan," balas Anita.

"Allyza, Ayah pergi dulu, ya. Jangan lupa makan," pesan Arif.

Allyza tersenyum, hangat hatinya jika diingatkan seperti ini. "Iya, Yah."

"Fahmi, jaga Mama dan Allyza," kata Fahrim.

"Siap, Pa,"

"Assalamu'alaikum," pamit Fahrim dan Arif bersamaan.

"Wa'alaikumsalam."

«»

Allyza mulai kuliah lagi hari ini. Sejak ia kabur dari rumah karena menolak perjodohan hingga meninggalnya Dena, dia izin tidak berkuliah. Allyza tidak diantar oleh Fahmi, namun membawa mobil sendiri. Kata Fahmi, menjauhkan zina sebelum menikah.

Until the dustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang