Isi 23

4.6K 184 0
                                    

•Sikap Aneh•

Alarm berlomba-lomba siapa yang akan bertahan lama membunyikan nada dering, untuk membangunkan sang pemilik jam beker yang tak kunjung bangun. Waktu menunjukkan pukul 05.00, azan sudah berkumandang namun suara azan tak masuk ke indra pendengaran sepasang suami istri yang tertidur nyenyak.

Dalam HR. Bukhari, no. 1142 dan Muslim, no. 776 berbunyi, "Setan membuat tiga ikatan di tengkuk (leher bagian belakang) salah seorang dari kalian ketika tidur. Di setiap ikatan setan akan mengatakan, "Malam masih panjang, tidurlah!" Jika ia bangun lalu berdzikir pada Allah, lepaslah satu ikatan. Kemudian jika dia berwudhu, lepas lagi satu ikatan. Kemudian jika dia mengerjakan sholat, lepaslah ikatan terakhir. Di pagi hari dia akan bersemangat dan bergembira. Jika tidak melakukan seperti ini, dia tidak ceria dan menjadi malas."

Hadis tersebut menggambarkan bagaimana setan menggoda manusia agar tidak bangun untuk melaksanakan salat subuh.

Bunyi alarm pada jam beker kini beradu dengan nada dering di ponsel sepasang suami istri itu, bukan suara alarm, melainkan suara panggilan telepon.

Allyza meraba kasurnya mencari ponsel yang berbunyi, matanya terbuka sedikit melihat layar siapa yang menelepon pagi ini. "Handphonemu, Mas, ada yang telepon."

"Eungg?" Fahmi meracau, berbalik badan memeluk Allyza.

"Handphonemu berdering, angkat dulu," titah Allyza.

"Biarin aja, masih pagi juga siapa yang menelepon," tolak Fahmi.

Allyza mengecek jam beker, matanya terbelalak setelah tau sudah jam lima lewat. "Asatagfirullah, Mas, sudah jam lima lewat!" ujar Allyza setengah berteriak. "Bangun, Mas, salat subuh. Jangan sampai terlalu nyenyak tidur hingga lupa salat. Ayo, Mas, salat berjemaah."

"Kamu duluan ambil wudu, aku masih mau kumpulin nyawa."

Setelah Allyza dan Fahmi berwudu, mereka salat subuh lalu ditambah salat taubat karena telah melakukan kesalahan, tidak tepat waktu dalam salat.

Setiba di rumah, Allyza langsung bersih-bersih dan menyiapkan sarapan. Karena hari ini ia harus ke kampus dan Fahmi ke rumah sakit.

Fahmi berdiri di depan cermin, merapikan kemeja berwarna abu-abu bergaris. Menyisir rambutnya dan memakai pewangi.

"Sudah rapi aja, Mas," ujar Allyza, memasuki kamar.

"Sudah ganteng belum, Za?" tanya Fahmi, tersenyum di depan cermin.

"Kamu dandan serapi ini mau cari perhatian para pasien ya? Atau para perawat?" titah Allyza terkekeh.

Fahmi berbalik badan, menatap istrinya yang belum mandi. "Dandan untuk diri sendiri dong, sayang." Ia mendekatkan wajahnya ke Allyza. "Kamu belum mandi ya?"

Allyza mengangguk. "Iya, bau ya? Allyza mandi dulu deh."

"Bau dapur," balas Fahmi terkekeh, lalu mengecup pipi Allyza. "Tapi tetap sayang."

"Mas langsung ke ruang makan aja." Fahmi mengangguk lalu Allyza ke kamar mandi.

Hal sederhana yang bikin bahagia adalah saat bersama seseorang yang disayang, benar kata Fahmi. Allyza merasa bahagia karena pagi ini masih diberi kesempatan untuk bisa makan berdua dengan suaminya. Ia memasak nasi goreng kesukaan Fahmi, polosan tidak pakai kecap atau saos tomat.

Saat asik makan, ponsel Fahmi berdering.

"Kayaknya itu nomor yang tadi pagi hubungi kamu, Mas."

Fahmi mennggeser tombol hijau di layar, menempalkan ponselnya di telinga.

"Assalamu'alaikum, Pak,"

Until the dustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang