Isi 32

3.7K 170 14
                                    

•Galaknya Ibu Hamil•

"Aliya!!! Raina!!! Ini kenapa berhamburan?!" Suara teriakan Allyza terdengar dari arah tangga, memecah keheningan rumahnya.

Barang-barang terhambur di ruang keluarga, makanan bercecer, dan bungkus makanan di mana-mana. Kini, rumahnya sangat berantakan dan kotor.

"Aliya, Raina!"

Yang dipanggil pun tak menyahut. Dua adik kesayangannya baru tiba beberapa jam yang lalu, namun kondisi ruang keluarga sudah berantakan.

Allyza menghela napas kasar, mengapa tingkah dua adiknya seperti anak TK. Hendak mau mengomel, suara dering dari ponsenya terdengar.

"Assalamu'alaikum, Mas," sapanya dengan nada tidak biasa.

"Wa'alaikumsalam. Tumben nadanya kayak gitu, ada apa?" sang suami pun langsung peka.

"Aliya sama Raina baru beberapa jam tiba di sini, terus Allyza tinggal sebentar sudah berantakan aja. Untung Mama tadi pamit pulang sebentar sebelum mereka datang, mungkin kalau ada Mama, Allyza bakal malu punya kedua adik kayak gitu," jawab Allyza kesal.

Fahmi tertawa pelan dari seberang telepon. "Ssst nggak boleh gitu. Aliya dan Raina, kan, bakal nemenin kamu di situ."

"Iya, kalau sambil berantakin rumah Allyza mah ogah." Allyza turun dari tangga lalu mulai membereskan bungkus makanan yang berserakan. Ponselnya masih tetap berada di telinganya dengan dihimpitkan

"Btw, Mas sudah sampai di rumah dinas?"

"Alhamdulillah sudah. Barusan aja, nih, Mas langsung hubungin Allyza,"

"Alhamdulillah. Gimana sama rumah dinasnya?"

"Ya, lumayan layak buat ditempati. Di sini udaranya nggak senyaman di sana, tapi lingkungannya lumayan bersih,"

"Hmm semoga nyaman, ya, Mas, di sana. Tapi harus tetap ingat tempat pulang,"

"Iya, sayang, Mas inget, kok. Di sini jaringan agak jelek, ini aja Mas untung-untungan bisa dapat sinyal,"

Allyza memasukkan bungkus makanan ke dalam bak sampah kecil di dekatnya. "Setidaknya dapat sinyal kan, Mas. Pokoknya harus sering hubungi Allyza."

"Insyaallah. Mas mau bersih-bersih dulu, ya. Mas tutup nggak apa-apa, kan? Assalamu'alaikum."

"Iya, Mas, jangan lupa makan. Wa'alaikumsalam."

Setelah sambungan terputus, Allyza meletakkan ponselnya di meja lalu melanjutkan membersihkan ruang keluarganya. Baru beberapa jam saja dua adiknya bertingkah, apalagi besok-besok?

Tiba-tiba dua adiknya datang dari arah pintu dengan cengirannya.

"Hai!"

Allyza menatap garang. "Bersihkan ini! Kakak mau masak."

"Siap, Komandan!" Hormat mereka berdua lalu mengambil alih membersihkan ruangan.

Aliya dan Raina sibuk membersihkan rumah Allyza dari lamtai atas sampai lantai bawah, dan dari ujung kanan sampai ujung kiri. Aliya mendapat tugas membersihkan lantai satu, sedangkan Raina membersihkan lantai dua. Allyza menghukum mereka karena perbuatan mereka. Tidak boleh makan siang sebelum rumah bersih. Itu ancamannya kepada dua sang adik.

"Huft, capek banget." Suara keluhan terdengar dari bibir saudari kembarnya yang hampir selesai mengepel.

"Bentar lagi selesai itu," balas Allyza singkat. Ia sudah selesai memasak, dan bau aroma makanan sudah tercium di indra penciuman kedua adiknya.

Until the dustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang