Isi 41

4.3K 192 18
                                    

•Sadar•

Kasus pelecehan yang dialami Allyza telah teratasi oleh polisi. Pak Bian jelas bersalah dan mendapat hukuman. Percakapan siang itu, membuat hati Fahmi tersayat.

"Mengapa Anda melakukan hal itu pada istri saya? Apa salah istri saya?" tanya Fahmi berhadapan dengan Pak Bian di kantor polisi.

"Maafkan saya, saya terlalu obsesi pada istri Anda," Pak Bian menunduk merasa bersalah.

Fahmi menatap Pak Bian datar. "Apa salah istri saya?!"

"Allyza tidak salah apa-apa, saya yang salah. Karena keobsesian terhadap istri Anda membuat saya hilang akal. Sekali lagi saya mohon maaf ...."

"Dengan begitu mudahnya Anda minta maaf? Anda tau kalau saya dan Allyza kehilangan anak kami?!" suara Fahmi meninggi.

Pak Bian menggeleng pelan, ia semakin menunduk merasa bersalah. "Maafkan saya ...."

"Anda seorang dosen harusnya tau aturan dan bisa membatasi diri. Saya nggak tau harus bilang apa lagi."

Fahmi menyandarkan tubuhnya di kursi, mengusap wajahnya kasar.

"Saya pantas dihukum seperti ini karena perlakuan saya. Saya terima jika Anda menghukum saya seumur hidup," ujar Pak Bian.

"Saya menyerahkan kasus ini sepenuhnya pada hukum, biar Anda dihukum berdasarkan hukum yang berlaku."

"Apa yang harus saya lakukan agar dapat maaf dari Anda?"

"Bertaubat. Saya permisi," jawab Fahmi dingin lalu meninggalkan Pak Bian seorang diri.

«»

Kamu tau rasanya saat melihat orang yang disayang terbaring di brankar dengan bantuan alat pernapasan?

Kamu tau rasanya menjadi orang yang paling bersalah?

Kamu tau rasanya menjadi orang yang pantas untuk dibenci?

Dan kamu tau rasanya merasa dunia tidak adil namun harus percaya bahwa semua yang terjadi udah menjadi takdir dari-Nya?

Fahmi menangis di sudut masjid rumah sakit. Sudah beberapa hari Allyza belum sadarkan diri. Ucapan dari dokter masih terngiang di pikirannya.

"Maafkan kami, Pak, kami tidak dapat mennyelamatkan calon bayi Anda," Ujar sang dokter merasa bersalah.

"Posisi jatuhnya istri Anda tengkurap dan itu yang paling berbahaya bagi Ibu Hamil. Apa lagi usia kandungan istri Anda masih muda. Karena benturan, bisa menyebabkan terlepasnya plasenta dari dinding rahim yang menyebabkan pendarahan pada ibu sampai terminasi kehamilan. Itu yang menyebabkan keguguran," jelas dokter.

"Tapi, rahim istri saya baik-baik saja, kan, Dok?" tanya Fahmi penuh harapan.

"Insyaallah baik-baik saja. Tapi harus tetap dijaga, ya, Pak, tidak boleh bekerja terlalu berat, dan kecapaian."

Fahmi mengangguk paham. "Kapan bisa sadar, Dok?"

"Dalam waktu 6-12 jam, jika belum sadar, bisa lapor kepada kami."

"Terima kasih, Dok."

Fahmi melantunkan azan zuhur dengan gemetar, seolah suaranya mengisysratkan bahwa ia orang yang paling bersedih saat ini.

«»

Fahmi berdiri di depan pintu ruang inap Allyza, melihat istrinya dari kaca pintu yang sendirian terbaring di brankar.

Until the dustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang