Cuaca yang kurang cerah seperti pagi ini tercetak jelas dengan awan yang terus menangis sejak subuh tadi.
Membuat jalanan ibu kota terguyur basah, dan suhu di sekitar berubah menjadi dingin seperti di puncak.
Pagi ini adalah hari senin, hari dimana semua sekolah melaksanakan upacara bendera. Tapi karena cuaca yang kurang mendukung, sepertinya akan di tunda beberapa jam kemudian.
Banyak siswa-siswi yang terlambat. Seperti Nanda saat ini yang sedang berjalan tergesa-gesa karena sudah terlambat masuk sekolah. Penampilannya pun pagi ini sangat kacau, rambut lepek, seragam yang terkena rintikan air hujan. Ini semua karena Surya yang hanya mengantarnya sampai depan gerbang dan mengharuskan Nanda menerobos hujan selama perjalanan dari gerbang menuju aula lorong-lorong sekolah.
Jejak-jejak sepatu pun sudah terlukis indah di setiap lantai. Akibat sepatu siswa-siswi yang kotor.
Nanda terus berjalan menuju kelasnya, terlihat beberapa siswa lainnya sedang merapikan jas hujan dan payung yang mereka kenakan tadi. Dan tak lama kemudian Nanda tiba di ambang pintu kelasnya.
"Nanda..., Cie terlambat." sambutan itu berasal dari Nana.
Sambutan yang sangat menusuk telinga itu tidak digubris Nanda dan langsung duduk di bangkunya.
"Tumben terlambat," kata Bella dengan mata yang sudah mengarah ke arah Nanda.
"Demi Nature Republic yang bisa ngilangin beruntusan, lu hari ini berantakan banget Nanda." heboh Nana tak terkira.
"Nana, ini masih pagi loh. Gak ada niatan buat diam sebentar," ucap Nanda dengan kesabaran yang sudah hampir habis.
"Ehh, tidak bisa. Kalau gue diam nanti sifat alay gue jadi luntur." kata Nana sambil merapikan rambutnya.
Nanda hanya bisa sabar dan sabar menghadapi sahabatnya yang ke-alayan nya semakin naik level.
"Bel, bawa tissue gak?" tanya Nanda.
"Gak bawa. Tuh si Nana biasanya bawa."
"Bentar gue ambil di tas ajaib nan serba ada milik Nana Saputri." kata Nana sambil mengambil tissue didalam tasnya.
Nana mulai membuka tasnya dan mencari benda yang sedang di butuhkan Nanda. Sepertinya tissue itu diletakan paling bawah.
"Bentar... Tissue nya ada kok." ucap Nana yang masih sibuk mengambil tissue yang sepertinya terhimpit oleh buku-buku Nana.
"Nih tissue nya."
Tissue yang sedang Nanda butuhkan disodorkan kehadapan nya. Tapi bukan Nana yang memberikan tissue itu.
Nanda pun kaget melihat siapa orang yang menyodorkan tissue kepadanya.
"Ma...Makasih," kata Nanda sangat gelagapan.
"Abis ini, langsung kelapangan ya. Upacara mau di mulai." ucap Rico kepada Nanda.
Ya betul sekali, yang memberikan tissue kepada Nanda adalah Rico.
"Makan nih tissue, gue nyari di tas gue susah bang..." Nana melempar tissue milik nya tepat di atas meja. Dan ucapan nya terpotong karena melihat Rico yang sedang berdiri di samping Nanda.
"Ehh Rico, udah lama berdiri disitu," tegor Nana yang teramat telat.
"Udah dari tadi." sewot Bella.
"Yaudah gue balik ke tempat duduk gue ya." pamit Rico karena kegiatan memberikan tissue kepada Nanda sudah terlaksana.
"Iya." jawab kompak Nana, Nanda dan Bella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Me ?
JugendliteraturSemua bermula dari ketidaksengajaan menabrak seorang cowok, Ananda Marsya Jelita (Nanda) merasa tidak enak hati karena membuat minuman cowok itu tumpah ke seragamnya. Ternyata cowok itu bernama Alvin Cahyo Diningrat (Alvin) kelas XI IPA 1 yang sanga...