39. Semoga

118 9 3
                                    

Setelah terungkapnya dalang dibalik akun The Rumps perasaan Nanda saat ini jauh lebih baik dari sebelumnya. Banyak tersenyum dan mulai merasa lega karena tidak ada lagi pemberitaan bohong mengenai dirinya.

Nanda juga sudah memaafkan Audy, karena hal ini bukan seratus persen kesalahannya. Ia hanya melakukan tugas dari seseorang yang entah itu siapa orangnya Nanda pun tidak tahu. Bagi Nanda yang terpenting saat ini adalah fokus untuk menyiapkan diri menghadapi ujian akhir semester yang sudah diambang pintu.

Nanda mulai belajar bersama Nana dan Bella, itulah yang dilakukan saat ini ditanam belakang rumah Nanda.

"Ujian sudah didepan mata gaiss... Ayo semangat!" kata Nana dengan menggebu-gebu.

"Buset nih anak, kayak lagi di hutan aja," ucap Bella sambil memakan cemilan yang tersedia.

"Ini kan habitat gue, liat tuh ada kolam ikan, banyak bunga-bunga, berasa lagi di alam bebas," sahut Nana sambil mengangkat kedua tangannya dan menarik napas panjang melalui hidungnya.

"Berisik banget sih kalian, ayo lanjut lagi belajarnya," kata Nanda memperingati.

"Iya iya, tuan rumahnya marah gaiss," kata Nana dengan wajah cemberut.

"Ehh gue perhatiin kok lu sekarang udah jarang jalan sama Alvin. Lu lagi marahan ya?" tanya Bella tiba-tiba.

"Hah? Enggak. Dia cuma lagi sibuk aja main basket sama temen-temennya, lagi juga gue gak mau terlalu ngekang dia," jawab Nanda dengan santai.

"Iya nih bebeb Aldi juga sama, kita udah jarang hangout bareng, emang ya semua laki-laki itu sama. Pacaran aja sono sama bola basket," kata Nana dari lubuk hatinya yang terdalam.

"Lu gak takut Alvin selingkuh?" tanya Bella lagi.

"Gue yakin Alvin gak akan selingkuh," ucap Nanda penuh keyakinan. 

"Heyyy kamu Ananda, jangan bicara seperti itu wahai anak muda. Ibarat kata ya Alvin itu produk yang berkualitas tinggi dan lu taukan kalo produk yang berkualitas pasti banyak yang incer. Hati-hati nanti Alvin diembat orang, jangan sampe awww," ucap Nana dengan heboh.

"Gue yakin Alvin gak akan lakuin hal itu," ucap Nanda lagi dengan yakin.

"Ohhh..." kompak Nana dan Bella sambil menatap satu sama lain.

"Yaudah ah kenapa jadi ngomongin Alvin sih, lanjut lagi nih nomor 25 jawaban apa," ucap Nanda supaya kembali belajar.

"Oke-oke lanjut lagi yukk," kata Bella sambil membuka bukunya.

Belajar kelompok seperti ini memang ada kelebihan dan kekurangannya. Bisa lebih cepat paham dan lebih menyenangkan, tapi terkadang banyak sekali yang mengalihkan fokusnya apalagi kalau ada Nana. Pembahasan bisa mengalir kemana saja.

•••••

"Oper bola sini woi," teriak Gino pada Alvin yang sedang memegang bola basket.

Dipindahtangankan bola itu dan Gino langsung membidik kearah ring basket dan poin untuk timnya bertambah.

"Oke permainan kali ini selesai," kata pelatih sambil memberi arahan untuk berkumpul di tepi lapangan.

"Bagus, pertahanan terus. Permainan tadi sudah cukup baik dan saya rasa untuk beberapa minggu ke depan, latihan basket ditiadakan sementara. Karena kalian mau ujian kan?" ucap pelatih.

"Yahh..."

"Sekarang kalian boleh pulang, dan belajar buat ujian nanti," kata pelatih.

"Siap coach."

Semua langsung bubar dari lapangan menuju ruang ganti pakaian.

"Skuyyy ganti baju yok," ajak Bagas.

Why Me ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang