Suasana hening di malam hari tercipta jelas dengan adanya suara jangkrik di halaman yang mengiringi bagaikan instrumen musik bersama hembusan angin malam.
Di kamar cewek, sangat tentram terjaga. Lain halnya dengan kamar cowok sangat gaduh sekali, seperti para fanboy yang sedang menonton konser BlackPink.
Yang menjadi sebab kamar cowok-cowok berisik bukan karena mereka sedang streaming BlackPink atau menyaksikan acara bola. Tapi sedang memperebutkan siapa yang tidur dekat jendela.
"Gue gak mau tau pokoknya gue harus tidur di pojok dekat jendela," ngotot Bagas.
"Gak bisa, gue yang duluan taruh tas di kasurnya. Ya otomatis itu kasur milik gue," Gino pun tak kalah sengit.
"Woi udah ah lu kayak bocah aja deh, ngeributin hal sepele kayak gini." kata Aldi sambil berjalan mendekat ke arah mereka berdua.
Dan Aldi menghempaskan tubuhnya ke atas kasur yang di perebutkan Gino dan Bagas.
"Gue yang tidur duluan di kasur ini, jadi gue yang tidur di sini." ucap Aldi dengan gembira sambil telentang di kasur itu.
"Wah ni anak minta di keroyok nih," kata Gino.
"Tau luh, main seenaknya tidur di kasur gue," kata Bagas.
"Udah sikat," Alvin memberi aba-aba untuk mengeroyok Aldi yang sedang tiduran telentang tanpa beban sedikitpun.
Dan mereka bertiga mengeroyok Aldi dengan kelitikan maut. Aldi sangat tidak kuat kalau ada yang menggelitiki tubuhnya. Apa lagi tiga lawan satu, Aldi kini hanya berpasrah dan berdoa supaya penyiksaan ini cepat berakhir.
"Ampun... Ampun... Iya dah nih kasur gue relakan buat kalian dah," ucap Aldi menyerah.
"Nah gitu dong, Gas yuk kita suit siapa yang menang dia yang berhak tidur di kasur idaman." kata Gino.
Mereka berdua beradu suit, dan yang menang adalah Gino.
"Takdir gak bisa bohong, gue mah selalu dapat yang terbaik, selamat datang kasur ku." ucap Gino sambil menghempaskan tubuhnya ke atas kasur yang kini resmi menjadi miliknya.
"Alvin..." teriak sang kakek memanggil cucunya.
"Iya," sahut Alvin.
"Awas aja sih No, hati-hati ada yang ngintip di jendela." kata Alvin sambil melangkahkan kakinya menuju kakeknya yang barusan memanggil.
"Ah lu mah nakutin aja." kata Gino mulai was-was.
"Makan tuh kasur idaman." ledek Bagas yang sudah membaringkan tubuhnya di kasur sebelah Gino.
"Ehh tuh apaan tuh," kata Aldi meledek.
"Ahh kampret lu mah, jangan gitu dong." ucap Gino.
"Baca doa dulu sebelum tidur, agar terhindar dari godaan syetan." kata Bagas dengan gaya ceramah.
•••••
Alvin menghampiri kakeknya yang berada di dalam kamarnya. Sedang duduk di tepi kasur sambil memegang buku album yang berisikan foto-foto masa lampau.
"Sini duduk," kata kakek yang melihat cucunya yang berdiri di ambang pintu.
"Ada apa kek, kok kakek belum tidur." sahut Alvin.
"Gak kerasa ya kamu sudah tumbuh dewasa," kata kakek sambil memegang punggung Alvin yang lebar.
"Sebentar lagi lulus SMA, jadi sarjana, meneruskan perusahaan keluarga dan meresmikan perjo..." perkataan kakek langsung dipotong Alvin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Why Me ?
Ficção AdolescenteSemua bermula dari ketidaksengajaan menabrak seorang cowok, Ananda Marsya Jelita (Nanda) merasa tidak enak hati karena membuat minuman cowok itu tumpah ke seragamnya. Ternyata cowok itu bernama Alvin Cahyo Diningrat (Alvin) kelas XI IPA 1 yang sanga...