23. Jaket

473 26 11
                                    

Kegaduhan yang dibuat empat lelaki di rumah Gino ini sangat ramai dan terasa sangat seru, itulah mereka yang tidak pernah canggung dan malu jika sudah berkumpul bersama.

Alvin dan Aldi bermain PS, sedangkan Gino sang tuan rumah bermain catur bersama Bagas.

Bersantai ria dimalam hari sambil menenangkan otak yang sebentar lagi akan di pakai berperang dalam ujian kenaikan kelas. Hal ini sering dilakukan setiap saat dan menjadi sesuatu kebiasaan.

"Woi, si doi apa kabar?" tanya Aldi kepada Alvin dengan mata yang tetap melihat ke arah tv dan tangan sibuk memainkan stik PS.

"Doi? Emang udah resmi?" ucapan itu bukan berasal dari Alvin melainkan Gino yang menyambar dengan maksud meledeknya.

"Nembak aja di tolak, jahhh." kini Bagas mulai ikut-ikutan.

Aldi menyempatkan situasi ini dengan baik dan akhirnya Aldi memenangkan permainan PS, karena Alvin sedang di ledekin ketiga temannya yang kampret ini. Sehingga konsentrasi nya terpecah.

"Berisik lu pada, jadi kalah kan gue." ucap Alvin sedikit sengit.

"Pinjem bantal dong." sambung Alvin yang meminta kepada Bagas.

Bagas memberikan bantal guling kepada Alvin. Dikira bantal itu akan di pakai untuk penyanggah kelapa, namun dugaannya salah.

"Si kampret... Ini bentar lagi gue menang." kata Bagas mengumpat karena perbuatan Alvin barusan.

Alvin dengan sengaja melempar bantal kearah catur yang membuat semuanya berantakan dan permainan sudah tidak dapat dilanjutkan lagi.

Dengan kekesalan Gino dan Bagas yang di gangguin saat main catur, mereka melempari pion-pion berserta kawan-kawannya ke tubuh Alvin hingga membuatnya meringis kesakitan.

"Ampun... Ampun..."

Alvin segera berdiri dan beranjak agak jauh agar tidak dilempari lagi.

"Udah woi udah, nanti itunya ilang-ilangan." kata Aldi yang sudah memunguti pion-pion yang berserakan dilantai.

Melihat keadaan sudah kembali aman Alvin kembali ke tengah-tengah orang yang selalu bisa membuat suasana menjadi seru dengan hal-hal yang sederhana. Seperti yang tadi contohnya.

Sekarang pukul 21:10 langit pun sudah gelap dan awan sedikit mendung.

"Ehh, balik yuk. Dah malem nih." Bagas berdiri dan meregangkan pinggang nya yang pegal.

"Besok sekolah woi, aduh," sambung Aldi yang juga ikut berdiri.

"Yaudah ya No, kita balik dulu." ucap Alvin yang sudah memegang kunci mobilnya.

"Beli udang di goreng kriuk
Makannya pake saos cabe-cabean
Berkendaralah dengan baik
Agar selamat sampai tujuan," pantun Gino dengan spontan.

"Saos cabe-cabean emang ada?" tanya Bagas.

"Ada, besok gue yang jual." celetuk Gino.

•••••

Suasana sekolah hari ini sangat ramai dan membuat kegembiraan yang tak terduga.

Bukan karena kantin lagi diskon besar-besaran, tapi karena dari pagi sampai saat ini guru-guru masih mengadakan rapat yang membuat kelas dibebaskan dari jam belajar.

Kantin masih menjadi tempat favorit semua murid ketika jam pelajaran kosong.

Nanda, Nana dan Bella sudah duduk manis dengan beberapa makanan yang mereka pesan.

Tertawa dan ngobrol asik itulah yang dilakukan saat ini. Dan tiba-tiba ada yang berhasil menghentikan itu semua dalam sekejap.

"Hmm... Gue boleh gabung," suara itulah yang menghentikan semuanya.

Why Me ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang