Dentuman musik yang mendominasi cafe ini membuat suasana kegembiraan semakin tercipta. Alvin beserta teman-teman satu tim basketnya sedang merayakan kemenangannya bersama di cafe Happy Days.
"Wah lu gak ngeliat sih mukanya Eko pas lu berhasil masukin bola." Kata Gino sangat bersemangat.
"Orang curang mah gak bakal bisa menang." Sambar Aldi.
"Yoyoiii." Kompak serempak mengucapkan kata itu.
"Yuk yuk makan. Udah lapar nih." Ucap Alvin yang melihat makanannya sedang diletakkan dihadapannya.
"Makasih ya Mba." Ucap Bagas sambil menggoda.
"Yaampun nih orang, gak bisa ngeliat cewek bening dikit ya." Kata Gino sambil merauk wajah Bagas.
"Inget sama si bakpao." Ucap Alvin mengingatkan.
"Iya iya." Jawab Bagas sambil senyum-senyum sendiri.
"Ehh lu gimana sama si imut-imut." Tanya Bagas kepada Aldi.
"Payah, berani nya cuma jailin doang." Kata Gino dengan suara nyaring.
"Ehh lu kampret, masih mending gue ada gebetan daripada lu gak ada sama sekali." Ucap Aldi yang heboh sendiri.
"Udah udah, mending kita makan keburu makanannya dingin nih." Kata Alvin melerainya.
"Yuk ahh makan." Kata Aldi mengalihkan pembicaraan.
"Jahhh beraninya cuma ngeledekin doang." Ledekkan itu berada dari Alvin yang sangat telat.
"Telat udah basi." Kesel Aldi terhadap respon Alvin yang telat.
"Udah yuk ahh makan-makan." Ucap Bagas sambil merangkul Alvin dan Aldi karena posisi duduk Bagas berada ditengah-tengah mereka.
Kemudian mereka mulai melahap makanan yang sudah tersedia di hadapannya. Meja-meja dalam cafe ini sudah mulai dipadati beberapa pengunjung yang baru saja datang. Dan sekarang cafe sudah hampir penuh.
"Yaamsong rame banget." Ucap Nana yang sudah masuk dan berdiri di depan pintu cafe.
"Lu sih dandannya lama, jadi gak dapet tempat duduk kan." Kata Bella yang menyalahkan Nana.
"Mba, masih ada tempat kosong gak." Tanya Nanda kepada pelayan cafe yang baru saja melintas di hadapannya.
"Sepertinya mejanya udah penuh kak. Kakak tunggu aja pelanggan yang ada disana kayaknya udah mau selesai deh." Jawab sang pelayan sambil menunjuk kearah pengunjung yang dimaksudnya.
"Ehh itu kan Alvin." Heboh Nana sambil mengguncang lengan Bella dan menunjuk kearah meja mereka.
"Satu, dua, tiga. Pas tuh bangkunya buat kita." Lanjut Nana.
"Gak jadi deh mba, saya gabung sama temen saya aja." Ucap Nanda yang dibarengi dengan langkahan menuju meja Alvin dan kawan-kawan.
"Haiii, boleh gabung gak." Kata Nana yang sudah duduk di salah satu bangku yang kosong dan itu tepat disebelah Aldi.
"Boleh-boleh gabung aja kali. Lagian juga kayaknya mejanya penuh." Persetujuan itu terlontarkan dari bibir Gino.
Alvin, Gino dan Bagas tertawa kecil melihat perubahan wajah Aldi. Wajah yang tampak salting karena ada si imut-imut duduk disebelahnya. Iya, imut-imut yang dimaksud itu adalah Nana. Dari dulu Aldi memang menyukai Nana secara diam-diam. Tapi untuk mengungkapkan perasaan yang sejujurnya dirasa sulit untuk diungkapkan oleh nya, seperti mulut yang dilakban.
"Hmm... Gatel nih tenggorokan." Godaan itu berasal dari Bagas.
"Iya nih aus ihh aus." Sambar Gino dan Alvin hanya tertawa melihat tingkah laku Aldi yang sangat lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Me ?
Teen FictionSemua bermula dari ketidaksengajaan menabrak seorang cowok, Ananda Marsya Jelita (Nanda) merasa tidak enak hati karena membuat minuman cowok itu tumpah ke seragamnya. Ternyata cowok itu bernama Alvin Cahyo Diningrat (Alvin) kelas XI IPA 1 yang sanga...