11. H-1

739 54 4
                                    

Teriknya matahari membuat sebagian murid SMA Cahaya Pelita merasa geram. Panas dan gerah itulah yang mereka rasakan saat ini.

Tapi itu sudah menjadi rutinitas mereka setiap hari Senin menjalankan upacara bendera.

"Untuk amanat..., istirahat ditempat grak." Teriak sang pemimpin upacara.

Semua murid yang mengikuti upacara langsung mengistirahatkan diri didalam barisannya. 

Pak Agus berjalan menuju mikrofon yang ada tak jauh dari posisi semula. Entah kenapa hari ini semua murid berfirasat kalau pak Agus akan bicara panjang lebar.

Karena besok SMA Cahaya Pelita akan mengikuti lomba melawan SMA Harapan Bangsa.

"Bapak cuma mau sampaikan, untuk besok murid-murid perwakilan SMA Cahaya Pelita. Berlomba dengan sportif, jangan mementingkan kemenangan. Karena lomba ini hanya untuk mempererat tali persaudaraan antara SMA Cahaya Pelita dengan SMA Harapan Bangsa. Urusan kalah atau menang itu belakangan, yang terpenting lakukan dengan maksimal." Amanat pak Agus.

Tepuk tangan yang meriah dari sebagain murid memotong pembicaraan pak Agus.

"Satu hal lagi bapak harap untuk orang-orang yang sudah terpilih untuk menjadi koordinator di setiap lomba bisa bekerja sama dan bekerja dengan baik, mari bapak undang semua perwakilan lomba dan kordinator lomba untuk baris didepan."

"Aduh pak Agus ada-ada aja nih." Kata Nanda berdecak sebal.

"Ayo ayo cepat." Panggil pak Agus

"Udah sono maju biar cepet kelar nih upacara." Kata Nana kepada kedua sahabatnya Nanda dan Bella.

Semua orang-orang yang mewakili SMA Cahaya Pelita untuk lomba nanti sudah berada didepan lapangan.

"Murid-murid yang ada didepan ini besok akan berlomba melawan SMA Harapan Bangsa. Bapak harap kalian mendukung sepenuhnya supaya mereka bersemangat dalam berlomba." Kata pak Agus yang berdiri dibarisan tim basket yang mewakili SMA Cahaya Pelita.

"Dan mereka ini adalah murid-murid yang membantu kelancaran lomba nanti." Lanjut pak Agus yang sudah berdiri didepan para kordinator lomba.

"Mari kita doakan agar mereka bisa melakukan yang terbaik dalam lomba nanti."

"Amin..." Teriak semua murid dan guru.

"Yasudah kalian kembali ke barisan. Ucap pak Agus.

Amanat dari pak Agus sudah selesai. Dan beberapa murid sudah tidak dalam barisan yang lurus.

"Tegak..., Grak." Teriak sang pemimpin upacara.

Mereka yang berbaris tidak rapi segera meluruskan barisannya karena Bu Rahma dan Bu Dwi sudah keliling untuk mengontrol murid-muridnya.

•••••

"Aduh gerah banget." Kata Nana yang duduk sambil mengipas wajahnya dengan selembaran kertas.

"Ehh gue sama Nanda ke ruang guru dulu ya." Ucap Bella yang ingin meninggalkan Nana.

"Mau ngapain?" Kata Nana sambil menoleh kearah Bella.

"Gak tau, yaudah ya kita ditungguin nih." Jawab Bella.

"Kita tinggal dulu. Bye..." Kata Nanda sambil melambaikan tangan kepada Nana.

"Yaudah jangan lama-lama." Teriak Nana karena Nanda dan Bella sudah berada di luar kelas.

Mereka berjalan bersama menuju ruang guru, karena akan ada pembekalan sekali lagi mengenai perlombaan besok.

Why Me ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang