Concerns, Kiss And Plan

4.8K 257 9
                                    

Sorry karena aku late update. Aku lagi dapet masalah. Dah lah dari pada berlama-lama.

Akhir kata selamat membaca ceritaku yang absurd ini.

lupa satu hal. cerita ini didikasikan untuk semua orang yang membaca cerita ini

Georgia

Saat ini aku sedang duduk di kursi dekat kolam renang. Sambil duduk merenung aku membolak-balik halaman novelku secara acak. Pikiranku sejak tadi tidak bisa focus. Lebih tepatnya pikiranku sedah dilanda perasaan khawatir yang tiba-tiba saja muncul sejak tadi.

Semua kekhawatiranku tertuju pada Arthur dan Reon. Mereka masih belum pulang. Padahal ini sudah pukul 6 sore. Apa mereka lupa tentang peraturan kalau tidak makan malam bersama maka mereka tidak boleh makan sampai pagi.Mungkin Reon lupa tapi bagaimana dengan Arthur. Bukankah dia yang membuat peraturan itu. Aaaah tuhan aku bersumpah akan memukul mereka karena sudah membunuhku dengan rasa khawatir ini.

“Gia apa kau tidak sayang pada bukumu?” Aku menoleh kearah Keon. Ya aku tahu suara itu milik Keon karena suaranya yang sedikit melengking tapi dalam.

“Apa maksudmu?” aku bertanya pada Key.

            Key tidak menjawab tapi mengisyaratkan tentang sesuatu di pangkuanku. Dengan penuh tanda Tanya aku melihat ke pangkuanku. “Astaga bukuku.” Bagaimana aku tidak kaget. Beberapa halamannya sobek lalu beberapa lagi kusut. Huh seharusnya aku lebih bisa mengendalikan amarahku. Aku menghela nafas. Ya sudahlah, yang sudah terjadi biarlah terjadi.

            “Apakah kekhawatiranmu pada Arthur dan Rey membuatmu menghancurkan bukumu?” Key berkata sambil menjatuhkan dirinya pada kursi disebelahku.

            Aku meletakkan bukuku di meja kemudian menjawab,“Yah benar.”

            Keon menatap gitarnya. “Kau tidak perrlu mengkhawatirkan mereka, aku percaya baik Arthur maupun  Rey pasti baik-baik saja.”

            Aku tahu Key mungkin benar selain karena mereka lebih tua dan lebih bijak (untuk Arthur bukan Rey) dari aku, mereka juga menguasai beberapa ilmu bela diri. Tapi ada bagian dari diriku yang tidak setuju dengan Key.

            “Tap…”

“Ssssttttt, mereka pasti akan baik-baik saja, percayalah padaku. Untuk menghilangkan kekhawatiranmu aku akan menyanyikan sebuah lagu.”

Aku mengangguk. Yah setidaknya sedikit music tidak akan membunuhkukan. Ditambah suara Key yang seperti malaikat mungkin akan menghiburku.

Key menutup matanya lalu memainkan gitarnya.

Across the ocean, across the sea

Starting to forget the way you looked at me now

Over the mountains, across the sky

Need to see your face, I need to look in your eyes
Through the storm and through the clouds

Bumps on the road and upside down now

I know it's hard, babe, to sleep at night

Don't you worry'cause everything's gonna be alright, ai-ai-ai-aight

Be alright, ai-ai-ai-aight
Through the sorrow, and the fights,

Don't you worry'cause everything's gonna be alright, ai-ai-ai-aight

Neo BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang