(Season II) Maybe?

453 39 26
                                    

A/N:Yang tidak kuat boleh skip tapi plot hole ditanggung sendiri

Leon membaringkan George di atas matras tidur miliknya. Dia menghela nafas merasa bersalah pada Arthur. Melihat ekspresi Arthur tadi membuatnya ikut bergetar. Tertua ketiga itu tidak ingin membebani, namun kakaknya juga harus disadarkan dari keegoisannya. Tidak perlu melempar jala jika tidak ingin menangkap ikan, tidak perlu memberi harapan jika tidak ingin menerima. Harusnya Arthur lebih tahu mengenai hal tersebut, rasa sakit mencintai tapi tidak memiliki. Leon telah mendengar kisah Arthur dengan si dewi embun, Pontus telah menceritakannya.

"Apa Kau tidak terlalu keras pada Tuan Arthur Ley?" Lamunan Leon terbuyarkan. Pemuda itu menatap dewan vampir termuda yang akhirnya bersuara. Ekspresi lawan bicaranya terlihat ragu dan takut-takut. Mengenal Ian selama bertahun-tahun sepertinya tidak membuat vampir itu terbiasa dengan Leon. Si setengah vampir mengambil nafas pelan, Ian mungkin ada benarnya, apa yang ia katakan mungkin menyakiti Arthur lebih dari seharusnya. "Menggunakan kekuatanmu mungkin membantu."

Bara api di dalam api unggun bergemeretak. Serpihan baranya beterbangan di dalam gua, ilusi api jingga dan merah menemani mengisi ketenangan. "Tidak semudah itu. Aku sudah berjanji tidak akan menggunakan kekuatanku pada saudara-saudaraku. Styx akan menggigit ekorku jika Aku melanggarnya. Apalagi yang Kita bicarakan di sini Arthur, Dewi sungai itu akan membalas dua kali bahkan ribuan kali lipat lebih sadis."

"Kalau begitu bicara adalah keputusan yang paling baik saat ini. Tidakkah begitu?"Kalimat yang keluar dari bibir Ia terdengar sangat ringan sampai membuat sang pangeran vampir mendengus. Bukan dia tidak mau berbicara dengan Arthur, hanya saja – hanya saja topik yang akan mereka angkat cukup sensitif bagi Arthur. Cara Arthur yang ragu untuk menjawab kalimat menyudutkannya tempo hari di asrama Arthur mencerminkannya.

Leon menggigit bibir. Selain masalah Arthur ada satu hal lagi yang mengganggunya. Mendapatkan George terlalu mudah. Ini seperti mereka dengan sengaja dilempari umpan. Mengingat mimpi Alex saja diawasi sampai seperti itu, ini memang tertalu mudah.

Tujuan Leon membuat ledakan cahaya di langit tadi adalah menyebarkan ketakutan sekaligus menggunakan mantra pelacak. Leon membuat 8 ledakan sekaligus disekeliling pulau. Seharusnya saat ini werewolf yang bukan petarung akan diminta merapat ke tengah sedangkan setengah serigala yang bisa bertarung diminta menjaga perbatasan sekaligus menyelidiki penyebab delapan ledakan tersebut, dengan begini Leon berharap penjagaan untuk istana tempat Alex akan melemah. Dengan mantra pelacak yang diikutkan Leon juga tahu berapa jumlah musuh saat ini, tambahan menemukan George benar-benar sebuah keberuntungan–keberuntungan yang janggal dilihat dari segi manapun. Kejanggalan pertama terdapat pada bagaimana George dapat meghubunginya, adik bungsunya tidak tahu sejengkalpun tentang sihir dan dewa-dewi. Ada seseorang yang menunjukkannya, Leon yakin itu. Kejanggalan kedua adalah bagaimana mudahnya mereka menemukan George. Leon merasa mereka sengaja memasang papan besar di atas kepala George.

Samar namun dia dapat merasakan perubahan aura sihir di dalam tubuh George. Bukan sesuatu yang terlalu disukai Leon sehingga dia berharap bukan sesuatu yang berbahaya. Si pemuda melakukan sihir pemindaian untuk mengetahui anomali yang dirasakannya. Dahinya mengernyit, Leon melepaskan kain penutup bagian atas adik bungsunya.

Ian merasakannya dari jarak seperti itu dewan vampir termuda itu mendapatkan tekanan yang cukup membuatnya sesak nafas. mengenal tuan mudanya itu sedari kecil dia tahu jika Leon sedang marah,"Apa Tuan George baik-baik saja?"

Tidak berbalik, Leon berusaha mengontrol dirinya. Dengan suara yang terdengar sedikit tercekat pemuda itu bersuara, "Bisakah Kau memanggil Arthur kemari? Sihir penyembuhan bukanlah keahlianku."

Jemari Leon menelusuri bekas luka yang masih terlihat. Cambuk, pukul, dan banyak luka sayatan serta bakar, namun yang paling membuatnya marah adalah sesuatu yang bersarang di dekat dada kiri George. Leon mengira makhluk itu adalah sesuatu yang dilakukan penyihir, pasalnya makhluk apapun itu terbuat dari sihir asing yang cukup rumit. Sihir itu tidak berbahaya saat ini, sepertinya hanya digunakan untuk melacak posisi George saja, tapi bukan berarti Leon akan diam saja. Tangan kiri Leon mengepal, George masih dalam wujud manusia. Segel ibu mereka masih mengikat kuat adik bungsunya itu. Leon ingin segera membinasakan para anjing saja rasanya juga memukul kepala kakak keduanya untuk mengembalikan kewarasannya. Manik Leon masih berkilat ketika mendengar suara langkah kaki Arthur dan Ian. Si pemuda berbalik bertatapan dengan kakak tertuanya. Tanpa kata Arthur segera berlari ke samping George.

Neo BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang