A/N: Makasih ya buat yang udah comment sama vote di chapter sebelumnya. Aku pengen bilang makasih banget. Aku jadi merasa kalau kerja kerasku dihargai. Aku punya kabar buruk, aku bakal pending dulu cerita ini sampai pertengahan desember mungkin. Aku mau nyiapan materi buat UAS semester duaku hehe. Tetapi kalau vote sama commentnya banyak aku bakal pikir ulang deh rencanaku itu.
Leon
Saat aku membuka mataku sinar matahari sore langsung menerpa wajahku. Aku melirik jam tanganku. 2.30 p.m. sebentar lagi waktunya pulang. Setelah mengumpulkan kesadaranku aku melihat kesamping, Aku melihat Jimmy masih tertidur pulas. Lihatlah wajah Jimmy! Sangat indah dan damai. Poninya yang sedikit panjang menutupi sedikit area matanya ditambah kulitnya yang putih sedikit pucat membuatnya terlihat seperti malaikat bagiku.
Plaak secara mental aku menampar diriku sendiri. Apa yang aku pikirkan, bagaimana aku bisa berpikiran seperti itu. apakah aku sekarang menjadi gay? Tuhan ini sangat tidak mungkin. Bagaimana aku yang biasanya menggoda para wanita menjadi gay.
Daripada bingung aku keluar mobil. Aku berjalan masuk ke dalam gedung. Aku berniat untuk mengambil tasku dan tas milik Jimmy. Pertama-tama aku akan mengambil tasku dulu yang. Kemudian aku berjalan ke lorong yang berada di dekat kelas sosiologi George. Yah loker Jimmy memang berada di dekat situ.
Maukah kau kuberitahu sedikit rahasia? Jika mau akan kukatakan. Loker-loker di sekolah ini memiliki dua cara untuk dibuka. Pertama dengan menggunakan kunci yang diberikan pada siswa dan yang kedua dengan memasukkan kode angka di bagian bawah loker. Memang banyak yang mengetahu cara ini, tapi sedikit ada yang tahu kode untuk membukanya. Karena setiap deret loker memiliki kode angka sendiri-sendiri. Tapi aku sudah menghafal semuanya jadi tidak terlalu masalah bagiku. Untuk deret yang disini kodenya 49768. Dan Click pintu loker Jimmy terbuka. Oh iya, aku tahu loker Jimmy karena tadi aku membaca pikirannya.
Seperti loker anak baru biasanya, loker Jimmy hanya berisi buku dan tasnya. Aku memasukkan semua buku Jimmy ke dalam tasnya. Tepat saat aku menutup pintu loker Jimmy bel pulang berbunyi.
Aku cepat-cepat memutar kode di bawah loker loker dengan acak. Selesai dengan itu aku berjalan dengan cepat ke mobilku. Masuk ke mobil aku, aku langsung disambut oleh Jimmy yang sedang menguap. Kemudian ia bertanya, "Jam berapa ini?"
"2.55 bel pulang berbunyi sudah berbunyi. Jadi apa kau mau pulang sekarang?"
"Tunggu, kita masih di sekolahkan? Dan kenapa Jimmy berada di mobil Leon? Seingat Jimmy, Jimmy tadi sedang berjalan ke loker kemudian....." Jimmy mulai panic. Memang sih aku menghapus ingatan Jimmy tentang kejadian tadi waktu jam makan siang. Kau tahu aku hanya takut jika Jimmy akan ketakutan dan tidak mau sekolah disini lagi.
"Tenanglah, kau tidak perlu mengingatnya. Akan kujelaskan sambil mengantarmu pulang." Ucapku sambil menenangkannya.
"Baiklah, oh iya sejak kapan Jimmy berada disini?" tanyanya.
"Jam makan siang." Jawabku sambil menghidupkan mobil.
"Jadi Jimmy melewatkan Bahasa Latin dan sosiologi, dan ini hari pertama Jimmy. Apa yang harus Jimmy lakukan?" Kenapa dia bisa sepanik ini. padahal itu hanya dua buah mata pelajaran. Dulu waktu aku pertama kali masuk kesini aku membolos pelajaran dari awal sampai akhir karena aku malas. Tapi wajah paniknya sangat menggemaskan, Plaakk sekali lagi aku menampar diriku secara mental. Berhentilah berpikir begitu tentang Jimmy. Dia laki-laki ingat! Tapi walau aku menegaskan demikian, aku merasa kalau Jimmy itu adalah hal yang sudah ditakdirkan untukku. Entah bagaimana menjelaskannya, tapi aku sudah seperti terikat dengannya. Seolah aku memang diharuskan untuk menyukai dan menerimanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Neo Blood
FantasíaDarah vampir dan dewa mengalir di tubuh mereka. Mereka kuat sekaligus menawan. Sulit untuk menolak kehadiran mereka. Saat mereka datang feromon yang kuat akan memenuhi indramu. Otakmu akan kehilangan kewarasan. kau akan jatuh terduduk dan memuja mer...