Thx untuk semua orang yang sudah menyempatkan membaca cerita ini.
"Kau punya ide dari mana kita harus memulai?" untuk pertama kalinya Reon bertanya dengan nada serius pada saudaranya. Manik biru pirusnya terlihat putus asa.
Reon dan Keon bukanlah detektif, ataupun seorang polisi. Mereka hanya remaja–remaja setengah vampir–mereka belum pernah melakukan penyelidikan, seringnya mereka yang diselidiki karena aksi vandalisme dan kenakalan mereka. ditambah mereka tidak punya petunjuk, masing-masing dari mereka berharap Leon bersama mereka saat ini.
Saudara yang lebih tua beberapa menit mendesah pelan, "Aku juga tidak tahu Rey."
Dua dari tujuh bersaudara itu sedang menikmati istirahat makan siang mereka. Setelah mencuri dari dapur kastil, mereka bersembunyi di dekat danau. Reon dan Keon membahas langkah mereka untuk menemukan penyusup sambil menikmati barang curian mereka.
Reon mengunyah rotinya, menatap air danau yang banyak ditutupi dedaunan. Pikirannya berputar, dia merasa melupakan sesuatu yang penting saat pembicaraannya bersama Leon dan Arthur. Sesuatu tentang pengakuan Arthur yang mencuri dengar pembicaraan werewolf dan pengkhianat. Sesuatu tentang–
"Key! Kau ingat orang yang di selalu diikuti Arthur akhir-akhir ini karena taruhan?"
"Maksudmu bangsawan yang sombong itu?" Keon balik bertanya.
Reon menghabiskan rotinya dengan cepat. Tangannya yang pucat menarik Keon dengan kekuatan mengagumkan. Saat Keon sudah mempersiapkan tubuhnya membentur tanah, Keon merasa seperti tenggelam dalam air dingin. Putra tengah itu tidak berani membuka mata, dia tahu jika ini pekerjaan adiknya. Saat mengambil roti tadipun juga sama. Ditambah saat ini, terhitung sudah tiga kali Keon diajak melakukan perjalanan bayangan oleh Reon. Dan Keon belum dan tidak akan terbiasa dengan ini.
Reon tertawa kecil melihat reaksi kakaknya. Lucu baginya melihat Keon seolah menahan gejolak di dalm perutnya. Meskipun Reon sendiri juga belum terbiasa menghadapi efek setelah menggunakan perjalanan bayangan.
Reon membawa Keon ke lorong dekat dengan kelas sejarah sihirnya. Pemilik elemen kegelapan itu mencari tempat yang jauh dari keramaian. Saat ia melakukan perjalanan bayangan dunia seolah menjadi lebih menyatu dengannya. Pangeran itu dapat tahu letak ruang-ruang rahasia, orang-orang, bahkan laba-laba yang diam menunggu mangsa di sudut-sudut ruangan. Saat ini dia dapat merasakan jika keramaian berpusat di aula makan. Ada seorang bangsawan yang ia ingat pernah duduk di kursi dewan. Terlalu dekat dengan keramaian akan sangat berbahaya untuk identitas mereka. Sebenarnya hanya beberapa orang yang diberitahu kalau mereka putra Ventia. Jika Reon tidak salah ingat, para dewan dan kepala sekolah saja yang tahu. kerahasian identitas mereka masih harus dijaga sampai festival bulan beberapa minggu lagi. Meskipun Reon mulai ragu melihat keadaan saat ini.
Bahu Reon diguncang,"Rey! Kau melamun, jangan banyak berpikir, tidak baik untuk kapasitas kepalamu!"
"Hey, Aku adikmu, jangan mengolokku!" Kesal Reon
"Lupakan!Sekarang katakan padaku apa rencanamu!"
Raut Reon berubah bersemangat,"Arthur bercerita jika dia menguping pembicaraan pengkhianat itu kan? Kau ingat beberapa hari lalu ketika Aku mengatakan Arthur berbau seperti Rein? Hari itu juga Aku mendengar rumor jika Rein meniduri Arthur–"
"Jelaskan secara singkat Rey!" potong Keon.
"Selain Arthur, mungkin Rein tahu tentang pengkhianat itu," akhirnya Reon mengutarakan pemikirannya. Percaya atau tidak Reon berada di sana saat Arthur dan Rein tertangkap Valeri dalam posisi yang ambigu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Neo Blood
FantasyDarah vampir dan dewa mengalir di tubuh mereka. Mereka kuat sekaligus menawan. Sulit untuk menolak kehadiran mereka. Saat mereka datang feromon yang kuat akan memenuhi indramu. Otakmu akan kehilangan kewarasan. kau akan jatuh terduduk dan memuja mer...