(Season II) Report

493 53 5
                                    

Kembali lagi dengan author yang suka slow update sangat. ada info juga, dalam beberapa hari mungkin author gajenya ini akan mencoba buat cerita baru, genrenya? entahlahlah yang jelas fokus sama fiksi remaja mungkin. ceritanya bxb dan gxb. mungkin kalau suka cerita yang agak ringan bisa dibaca cek di work aja judulnya waiting.

Leon masih dalam posisi selesai melepas akaian ketika George tiba-tiba menghubunginya dengan pesan Iris. Tentu saja Leon kaget, mendapati adiknya tiba-tiba menghubunginya, bahkan dia mengumpat sebelum bisa mengendalikan dirinya.Ketika dia bertanya bagaimana George bisa tahu pesan Iris, pelangi itu menghilang. Bersyukurlah Leon, diberkahi pemikiran yang kritis, tepat saat ia dapat mengendalikan dirinya, pangeran itu menggunakan sihirnya untuk segera melacak keberadaan George. Meski sedikit terlambat, paling tidak dia tahu letak George meski bukan lokasi pastinya saat ini. Leon melanjutkan mandinya yang sempat tertunda, adiknya bisa menunggu.

Leon keluar dari kamar mandi Arthur. Pangeran itu masih berada di Alcavarus, tepatnya di kamar Arthur. Kenapa? Karena kamar mandi di kamar Arthur yang terbaik dibanding di kamar Keon maupun Reon. Pemilik manik safir itu mengenakan pakaian bersihnya dengan hikmat.

Sejatinya sang putra Ventia itu sedang dilanda kehilangan. Jenna alias Jimmy-nya menghilang. Well, jika itu bisa disebut menghilang karena ayah Jimmy sendiri yang mengambilnya.

Kembali pada beberapa minggu lalu, malam ketika Jimmy menghilang. Baik Leon maupun Jimmy sedang menatap langit malam, bulan berbentuk sabit, langit berwarna biru gelap, bintang-bintang melirik dari atas sana, awan tidak berani menampakkan dirinya. Langit tahu apa yang diinginkan pemuda bersurai pasir itu.dia putra Zeus, cuaca bukan masalah baginya, dia bahkan bisa mengubah hari yang cerah menjadi badai, atau membuat angin berputar menjadi tornado besar, dia bisa melakukannya. Sayangnya kekuatan dewatanya itu menguras tenaganya sehingga hanya ia gunakan pada saat tertentu saja, seperti malam ini, dia ingin menenangkan kekasih manisnya yang sedang gelisah entah apa.

Leon itu pemuda yang cukup peka, melihat gerak-gerik kekasih manisnya sejak pagi yang gelisah membuatnya khawatir. Sifat protektifnya keluar, selesai makan malam, pemuda yang digilai banyak wanita itu menculik Jimmy, dia menteleportasikan keduanya ke atap kastil. Sang pemuda mengurung Jimmy dalam pelukannya, tangannya menelusup di pinggang Jimmy yang sedang meronta, "Tenanglah! Aku hanya ingin bertanya padamu."

Jimmy menyentuh lengan itu, pemuda manis yang sebenarnya gadis itu mengenal betul postur dibelakangnya, aromanya yang khas, campuran antara ozon dan vanilla, "Leon menakuti Jimmy," ucap pemuda itu dengan suara takut-takut.

Leon menggumamkan mantra yang dia hapal betul. Dia mempelajari mantra tersebut dari ayahnya langsung yang merupakan dewa langit. Dia memang bermaksud menggunakan mantra-mantra untuk mengatur cuaca pada saat seperti ini. Dia tidak ingin udara dingin ataupun hujan menyentuh calon pendamping hidupnya tersebut. Meskipun itu sangat menghabiskan tenaga, Leon akan melakukan apapun untuk menjaga kekasihnya itu.

"Sekarang katakan padaku! Apa yang mengganggu pikiranmu?" sebuah perintah bukan pertanyaan. Nada Leon memang tidak keras maupun kasar, namun cukup untuk membuat Jimmy menciut.

Sebenarnya Leon sendiri bisa saja langsung membaca pikiran Jimmy. Tapi pemuda itu menghormati kekasihnya, ingatan dan pikirannya miliknya, Leon tidak ingin mencoba tahu atau sekedar penasaran.

Jimmy memulai dengan cicitannya, "Jimmy bermimpi bertemu seorang pria," bahu Jimmy bergetar, dia ketakutan. Mata Jimmy pasti sedang berkaca-kaca, Leon tahu itu tanpa perlu melihat wajah Jimmy yang membelakanginya.

"Katakan padaku!" tuntut Leon.

"Jimmy masih ingat kata-kata pria itu.Dia berkata jika dia akan memisahkan Jimmy dengan Leon sampai Leon siap," Bahu kecil itu bergetar hebat, isakan mulai terdengar. Leon sigap menyadari kekasih manisnya menangis, dia membalikkan tubuh kekasihnya yang setinggi dagunya. Tangannya mengusap pelan rambut coklatnya. Jimmy melanjutkan dengan isakannya, "Jimmy tidak ingin dipisahkan dengan Leon," setelahnya pemuda yang lebih pendek dari Leon itumenyembunyikan wajahnya di dada Leon membasahi kaos pemuda itu dengan tangisnya.

Neo BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang