Don't Mess with Gia and Leon

4.3K 297 20
                                    

Georgia

Sejak tadi aku hanya duduk dan melihat pejalan kaki dari Breads Bakery yang berada di 18 East 16th St. NYC. Sambil menyesap mocha (itu loh, kopi dengan campuran espresso, coklat dan susu) dan memakan Chocolate Babka (roti manis dari Ukraina yang bertabur kismis, tapi roti yang aku makan ini tidak ada kismis  melainkan coklat).

Sebenarnya aku disini sedang menunggu partnerku untuk tugas biologi. Kau tahu siapa? Demian Jackson, mungkin kau sedikit melupakan dia. Yah dia juga bukan orang yang penting-penting sekali buatku. Jika bukan karena tugas ini aku pasti tidak akan mau berbicara dengannya lagi, mengingat sikapnya saat pertama kali bertemu.

Oh iya,  Tadi pagi dia menyuruhku datang dengan cepat kesini untuk mengerjakan makalah kami tentang Archaebacteria dan Eubacteria. Kalau boleh jujur aku tidak menganggap itu tugas sih. Tapi lebih tepatnya hukuman karena keterlambatan kami berdua. Yah kau tahu Mrs. Summer itu guru terlalu disiplin.

Kembali lagi padaku yang masih duduk termenung menunggu Demian. Aku bersumpah jika dia datang nanti aku akan memandikannya dengan Mochaku. Dia telah membuat moodku yang sudah memburuk karena kemarin bertambah memburuk. Bicara tentang kemarin akhirnya aku putuskan tadi pagi jika keputusan yang diambil Keon benar. Ciuman itu hanyalah kecelakaan karena hormon kami yang berlebihan (kau tahukan saat remaja hormone diproduksi paling tinggi) dan untuk ras sakit semalam yang kurasakan aku pikir itu juga disebabkan kelebihan hormone semata. Jadi yah aku akan berusaha melupakan kejadian itu.

Tapi kalau boleh jujur otakku memang ingin melupakan kejadian itu. Tapi hatiku berkata lain. Ahh tuhan ini sangat membingungkan. Mengapa kau menciptakan hati dan otakku tidak sependapat.

Sebuah tangan tiba-tiba menepuk bahuku. Reflek aku memengang tangan itu dan membanting orang itu ke meja. Tapi sepertinya orang itu juga memiliki reflek yang bagus karena saat berada di udara dia mencoba menumpukan tangannya pada meja. Lau ia menggunakan seluruh kekuatannya untuk membalikkan arah bantingankuyang mulanya ke depan menjadi kesamping kiri. Alhasil orang itu mendarat di lantai sebelah kiri meja tempat aku duduk.

Buuuk “Awww,” ringis orang itu. Setelah sepersekian detik aku baru sadar apa yang kulakukan. Dengan cepat aku membantu orang itu berdiri.

“Maafkan aku, aku tidak sengaja.” Ucapku sambil membantu orang itu berdiri.

“Kau hebat Georgia Diavol, baru dua kali kita bertemu kau sudah hampir mematahkan tulang-tulang.”

“Eh, Demian, kau tahu…” kata-kataku terhenti karena Demian menempelkan telunjuknya di bibirku.

“Ssssssttttt, sebaiknya kita segera pergi dari tempat ini.”

“Meng…” kali ini aku berhenti bukan karena Demian. Tapi karena logika otakku yang berjalan dengan cepat. Jika aku tadi membanting Demian kemungkinan saat ini kami akan menjadi pusat perhatian. Sadar akan apa yang terjadi aku langsung menyambar tasku. Kemudian meninggalkan uang 20 dolar di meja. Setelah itu aku menarik tangan Demian untuk keluar.

“Kau tahu, kau adalah gadis yang menakutkan.” Buuuk aku memukul lengan  Demian. Demian sedikit meringis.

“Hei itu kesalahanmu sendiri karena mengagetkanku. Andai saja aku tahu itu kau, pasti aku akan melemparmu bukan membantingmu.” Aku tidak salahkan. Dia sudah membuatku menunggu selama hampir satu jam. Pria macam apa dia itu membuat seorang gadis menunggu.

“Hah terserah, jadi dimana kita akan mengerjakan hukuman itu?” Tanya demian dengan nada bosannya.

“Terserah padamu. Tapi karena kau membuatku menunggu kau harus mengerjakannya sendirian. Dan Aku tidak mau mau tahu. Besok makalah itu sudah harus jadi.”ucapku dengan nada memerintah.

Neo BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang