Chapter 07

9.7K 1.5K 1.2K
                                    

"Aku mencintaimu, Sayang," ungkap Taehyung pada Sua secara gamblang, tanpa keraguan.

Sua membenamkan kepalanya pada rambut Taehyung dan aromanya seperti aroma rerumputan yang basah oleh embun. Pundak lebarnya menghantar hangat, ada cekung yang bersembunyi, tempat baik untuk menyembunyikan wajahnya di sana, ada sepercik aroma maskulin yang lembut, menenangkan.

"Apa kau sengaja membeli apartemen ini untuk aku dan Sooji?" Ada gerakan kecil dari kepalanya, Taehyung mengangguk dengan wajah terbenam oleh perasaan nyaman yang tak terelakan.

"Lebih tepatnya aku membeli ini untuk kita." Lanjutnya.

Mendengar pernyataan yang Taehyung lontarkan sontak membangkitkan delusi indahnya. Tangannya menjauhkan tubuh Taehyung yang masih enggan untuk melepaskan titik ternyamannya. "Benarkah? Apakah itu berarti bahwa kau tidak akan kembali pada Naeul? Kau akan tetap berada di sini?"

Sua tahu ia tengah berusaha mengada-ada, menampik kenyataan bahwa dirinya lah individu yang akan menjadi pemenang di dalam hati Taehyung, berusaha terlihat egois untuk berharap lebih banyak dari kapasitasnya tanpa mengetahui bahwa perannya di dalam sini hanyalah sebagai pelengkap, bukan pemeran utama yang layak mengambil seluruh peran serta rasa cinta dari Taehyung.

Lelaki itu cepat menjawab. Meskipun hanya dengan sebuah anggukan serta senyum indah menawan menggantung pada sudut bibirnya, hal itu tak menampik kenyataan memilukan tentang keraguannya yang masih jelas terlihat.

Senyum di wajah Sua mengendur perlahan begitu menyadarinya. Ada banyak hal yang Taehyung sembunyikan, ada begitu banyak hal tak terjangkau yang tak pernah mampu untuk ia tebak.

Kehadiran Sooji sejujurnya menjadi satu dari alasan terbesar Sua bertahan dengan isi kepala bahwa ia yang akan memenangkan pertempuran ini. Ia bisa menghasilkan keturunan, tetapi Naeul tidak, bukankah dia jauh lebih istimewa?

"Apa aku salah, hm?" Taehyung tahu benar bahwa kekhawatirannya tergambar, keraguannya tergurat jelas, sisi terlemahnya tak mampu menahan titik krusial tentang satu-satunya wanita yang terlintas di dalam kepalanya saat ini hanyalah Ahn Naeul, tetapi Taehyung tidak dapat memungkiri bahwa dirinya jauh membutuhkan kehadiran Sua.

"Aku hanya merasa bahwa apa yang kita lakukan selama ini terlihat semakin tidak benar." Ada banyak kekecewaan terdengar dari lipatan bibirnya. Sendu menggantung pada wajah mempesona yang selalu mengganggu kesadaran Taehyung tentang ia yang seharusnya cukup dengan kehadiran Naeul di dalam hidupnya.

Pusat mentari menelusup di antara celah tubuhnya, ada kehangatan yang yang tak mampu ia lepas, Taehyung adalah lelaki yang pantas untuknya. Pria yang mampu mencintai dan melindunginya melewati banyak kerikil yang menyakiti kulit. Ia hanya tidak ingin berbagi, ia butuh Taehyung hanya untuk dirinya sendiri, Taehyung adalah miliknya, tetapi seolah kenyataan menghancurkan khayalannya mengatakan bahwa istri sah lelaki itu adalah Ahn Naeul membuat hatinya terbakar pilu.

"Kau mulai meragukanku?" Taehyung mengucapkannya dengan nada terendah yang ia miliki. Afeksi terbaik yang tak mampu ditolak, pria itu sempurna.

"Aku hanya tidak ingin ditinggalkan seorang diri. Aku takut." Sua memanfaatkan sisi terlemahnya, bagian terbaik untuk menarik banyak simpati.

Taehyung menggeleng, menyongsong tubuh kekasihnya dengan gurat lelah serta keseriusan yang menumpuk beban pilu pada sudut matanya yang bergerak ragu. "Aku mencintaimu, sungguh aku benar-benar mencintaimu. Bertahanlah untukku. Bertahanlah sampai aku kembali untuk membenahi perasaanku padanya sehingga tidak ada lagi keraguan. Aku hanya ingin memastikan sekali lagi bahwa aku benar-benar harus mengakhiri hal ini dengannya."

Ada harapan besar meluap di dalam dirinya. Janji yang membuat dadanya membusung angkuh terlihat menarik senyumannya semakin lebar. Sua mengangguk yakin, tangannya kembali merengkuh leher jenjang Taehyung yang habis dibebat ciuman oleh bibirnya. "Aku percaya padamu."

HelleboreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang