Chapter 24

8.9K 1.6K 1K
                                    

Halo apa kabar kalian?

Belakangan sibuk banget sama real life, kemudian tiba-tiba masalah dateng dan numpuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Belakangan sibuk banget sama
real life, kemudian tiba-tiba masalah dateng dan numpuk. Finalnya aku tiba-tiba kehilangan perasaan dalam menulis.

Maaf kalo buat kalian nunggu tanpa kepastian.

But, aku baru aja mutusin buat nilai sejauh mana cerita ini benar-benar layak untuk diteruskan atau tidak. Jadi, jika semisalnya chapter ini dapet boom komen, aku mungkin bakal update cepet hehe tapi kalo engga, mungkin bakal aku tarik dan renungin dulu ya. Soalnya cerita ini jujur aja adalah salah satu dari sekian banyak kesayangan aku.

So, please enjoyyyy.

*

Sejauh Taehyung mengingat, ia tidak pernah sekalipun mengetahui atau kemungkinan besarnya, tidak pernah merasakan apa itu kehilangan. Entahlah, apakah perasaannya selama ini sudah berhenti bergerak, berkarat, kemudian mati begitu saja, lenyap seperti kepul asap yang menguar diantara udara. Hanya saja, dia berani bertaruh untuk seribu pensil mekanik yang kerap kali ia patahkan malam itu ketika duduk termenung diantara tumpukan kertas bekas dengan coretan di sana-sini, bahwa, ia dapat dengan jelas merasakan gelegak aneh mulai merangsek ke dalam relung hatinya.

Tidak. Taehyung tidak sedang mencoba menggali penyesalan untuk setiap tindakannya selama ini, ia hanya tengah berusaha menumpuk kepingan hal yang sudah ia lakukan sejauh ini untuk menyelamatkan keadaan. Benar, kau sudah melakukannya dengan benar, Kim Taehyung. Jadi, mari bereskan sisanya dengan cepat.

Mendadak Taehyung berhenti menginjak pedal gas ketika menyadari bahwa sejumput kecil perasaan mengganggu itu berhasil membawanya pulang. Netranya menatap sebentar pada jendela rumah yang menampilkan cahaya kekuningan lampu yang dinyalakan di dalam rumah, sejenak terdiam kemudian mengembuskan napas dengan kedua netra terpejam rapat.

Ah, mengapa rasanya sesak sekali?

Kemudian waktu bergulir cepat diantara heningnya malam saat Taehyung beranjak turun dari dalam mobil, melangkah hati-hati melewati pekarangan, berhenti sejenak ketika melihat beberapa bunga yang biasanya tumbuh cantik memenuhi pekarangan kini mati dan membusuk. Entah apa yang menarik dari hal tersebut, tetapi cukup sukses membuat Taehyung memiringkan kepala kemudian stagnan di sana selama beberapa menit sebelum mendengar suara gelas yang jatuh kemudian pecah dari dalam rumah.

Pria tersebut mendadak tersadar, merasa sedikit terkejut kemudian berlari cepat masuk ke dalam rumah setelah sebelumnya berhasil mendapatkan kesadarannya.

Keningnya mengerut dalam tatkala melihat rumah mendadak menjadi jauh lebih hangat dari sebelumnya. Ia bahkan dapat dengan jelas mencium aroma makanan hangat yang baru saja selesai dimasak. Mungkin ini terdengar lucu, tetapi Taehyung bahkan dapat dengan jelas melihat aroma itu berputar di atas kepalanya, membuat senyumannya mendadak ditarik secara cepat.

HelleboreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang