Pendingin ruangan sepertinya tidak membantu banyak dalam menurunkan tekanan atmosfir yang mendadak melesak tajam ke atas. Kerongkongan Taehyung terasa sakit tatkala mencoba menelan salivanya. Sejak tadi ia hanya menatap sang ibu yang terlihat duduk bersandar pada bahu suaminya, melihat dengan jelas bagaimana wanita itu menangis tersedu dengan napas yang sulit. Hujan bergerak cepat menghantam permukaan atap, bising, di sana bising sekali bahkan ketika Taehyung mendengar ibunya terisak keras padahal ini sudah hampir setengah jam berlalu setelah adegan ibu yang berlari menuju pintu depan guna menahan sang menantu tercinta, tetapi hasilnya nihil. Naeul sudah menghilang bahkan sebelum ia sempat memeluknya. "Kenapa dia tidak pernah berterus terang jika Taehyung menyakitinya?"
"Ibu─"
Wanita itu memotong cepat, "Diam di sana anak brengsek!" mencoba sebisa mungkin untuk tidak meledakkan amarahnya, tetapi ia benar-benar gagal melakukannya tatkala melihat dua orang asing yang sejak tadi bersembunyi di balik bahu Taehyung tertangkap matanya.
Ia bangkit dengan tergesa-gesa, berjalan cepat ke arah Taehyung kemudian berhasil mendaratkan tamparan keras pada pipi sang anak. Keras sekali, sampai ia dapat merasakan tangannya berkedut nyeri. Matanya bergerak sangat cepat menatap wanita asing yang berusaha Taehyung lindungi dengan tidak tahu malunya, kemudian menahan diri untuk tidak menjambak atau mungkin menampar wanita asing tersebut.
"Pergi kalian dari rumahku."
"Tapi, bu, Sua─"
"PERGI DARI SINI !" Ia berteriak histeris─hampir menjatuhkan tubuhnya ketika merasakan seluruh kekuatannya mendadak menghilang, menatap kedua orang di hadapannya dengan begitu sengit saat melanjutkan, "Jangan pernah datang lagi ke rumah ini dengan wanita sialan itu."
Ayah menghampiri dengan wajah menegang menahan gelegak amarah yang merangsek keluar. "Ibu, tenang dulu."
"Tenang? Bagaimana bisa aku tenang ketika tahu anak laki-lakiku bertindak menjadi laki-laki brengsek seperti ini? Katakan padaku bagaimana caranya untuk tetap tenang ketika tahu anak perempuanku satu-satunya pergi entah kemana dengan perasaan terluka yang dalam." Wanita itu memegang dadanya, menutup mata saat merasakan air mata melesak keluar dari matanya. "Astaga Naeulku yang malang, dimana dia sekarang? Berjalan seorang diri dengan perasaan hancur. Ayah, kau harus mencarinya, kita harus mencarinya. Dia tidak akan punya tempat lain untuk pergi."
"Ibu, aku mohon dengarkan aku."
"PERGI!" wanita itu berteriak dengan suara keras, sukses membuat Sooji terkejut hingga membuat anak perempuan mungil itu mendadak menangis ketakutan. Taehyung yang melihat hal itu buru-buru meraih anak perempuannya untuk dipeluk kemudian mencoba menenangkannya dengan cara yang manis sebelum menjatuhkan tubuhnya ke atas permukaan lantai, bersimpuh dalam dengan memeluk sang anak menggunakan kedua lututnya.
"Aku mencintai wanita ini. Aku mohon, tolong terima mereka."
Sua berdiri di tengah keluarga itu nyaris dengan air mata yang menggenang, lalu menutup mata merasa benar-benar malu.
Nyonya Kim mendadak hampir kehilangan kesadaran tatkala mendengar penuturan sang anak dengan tidak tahu malunya, merasa begitu hancur ketika membayangkan bagaimana perasaan Naeul ketika tahu. Oh, membayangkannya saja sudah nyaris membuatnya gila, bagaimana Naeul melewati hal ini seorang diri? Ia tertawa pelan, menatap Sua sengit hingga membuat perempuan itu menduduk takut dengan nyali yang menciut. "Menerimanya kau bilang?" wanita itu bersuara nyaris seperti berbisik. "Kau pikir aku adalah ibu yang konyol, Kim? Menerima orang asing yang berhasil merusak rumah tangga seseorang, membuka selangkangannya dengan begitu mudah kemudian melahirkan seorang anak hasil dari hubungan gelap yang kotor, kemudian datang dengan mudahnya membawa hasil kejahatannya sebagai alat untuk mengambil hatiku? Kau salah besar, Nak. Jika ibu mempermasalahkan seorang keturunan, mungkin sejak dulu ibu akan menyuruhmu menceraikan Naeul, jadi, jangan berpikir untuk mendapatkan hatiku hanya dengan anak itu. Dan untukmu Kim Taehyung, ibu benar-benar kecewa padamu sampai rasanya ingin mati saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hellebore
Fanfiction[SUDAH DIBUKUKAN] [COMPLETED] Kim Taehyung selalu mengatakan pada diri sendiri bahwa dia telah melakukan semua hal dengan amat baik. Ketika senja di penghujung musim panas yang menyengat, dia berubah menjadi lelaki hipokrit, kemudian mulai berpikir...