Sayang, Sooji membutuhkanmu. Kapan kau akan kembali? Dia tidak mau makan sama sekali sejak kemarin jika bukan kau yang menyuapinya. Kembalilah lebih cepat, Tae, kumohon.
Begitu kira-kira isi pesan yang Sua kirimkan beberapa waktu yang lalu.
Naeul yang melihatnya, wanita itu juga yang membacanya. Dia hanya meletakkan kembali ponsel Taehyung yang masih menampilkan pop up pesan tak terbuka milik Sua, sementara dia tersenyum getir menahan perasaan sakit luar biasa yang menyakiti seluruh sisi hatinya yang dingin.
Taehyung masih di dalam kamar mandi saat Naeul menemukan pop up pesan itu pada ponsel suaminya yang tergeletak di atas nakas. Sementara Naeul berusaha menekan nyeri di dalam dada bersama airmatanya yang luruh di sisi pipinya yang semakin tirus, dia hanya mendengar Taehyung bersenandung riang saat menikmati waktu mandinya.
Apa yang harus aku lakukan?
Tepat saat Naeul meletakkan kepalanya kembali ke atas bantal, Taehyung baru saja menyelesaikan mandinya. Pria itu keluar dari dalam kamar mandi bersama aroma pappermint segar, dulu, Naeul menyukainya, tetapi entah mengapa, untuk saat ini Naeul merasa benci mencium aroma ini mengusik hidungnya, sementara Taehyung telah menempati sisi tempat tidur yang kosong, masih bersenandung seraya mengambil sebuah buku dan tenggelam ke dalam buku tersebut, mengira bahwa Naeul telah jatuh terlelap setelah meminum obatnya.
Di sisinya, Naeul tengah berupaya mengumpulkan keberaniannya. Berusaha menyatukan kembali kepingan hatinya yang hancur. Dia menelan salivanya dengan cukup kesulitan, kemudian mengatur suaranya agar terdengar stabil.
"Tae, aku ingin bertanya. Sesuatu yang cukup membuatku sedikit banyak penasaran akhir-akhir ini. Bolehkah?"
Taehyung menatap Naeul dengan tatapan yang sulit diartikan, setengah ingin melarikan diri dari konversasi serius ini. Tetapi yang dia lakukan hanya diam stagnan, juga mengatur mimik wajah yang setenang air danau. "Oh, belum tidur, sayang?"
Setelah berhasil mengumpulkan segenap kekuatannya, Naeul berbalik, menatap langit-langit kamar berwarna kelabu, sembari menggerakkan jemarinya dengan gelisah. "Belum. Aku menunggumu selesai mandi."
Taehyung terkekeh pelan, bergerak lebih dekat ke sisi Naeul, mengecup bibir istrinya lembut. "Apa itu?"
Dia hanya berpura-pura tenang. Taehyung hanya tengah mencoba menutupi rasa takut yang menyerang seluruh tubuhnya. Menduga bahwa Naeul telah lebih dulu mencium perkara perselingkuhannya membuat pria itu ditelan rasa takut yang absolut. Tidak. Naeul tidak boleh tahu secepat ini, pikirnya.
Lain halnya dengan Naeul. Wanita itu hanya diam tanpa berekspresi. Dia bahkan tak merasakan apapun saat Taehyung menciumnya.
Pria itu masih di sana, di dalam kediaman miliknya juga Naeul, di bawah atap yang sama, juga tengah bergelung di atas tempat tidur besar milik mereka berdua. Taehyung baru saja mengingkari janjinya pada Sua juga pada putri kecilnya tentang kembali lebih cepat, sementara Sua terdengar begitu kecewa saat meneleponnya sore tadi, Taehyung hanya berjanji bahwa dia akan menyelesaikan hal ini jauh lebih cepat sebagai jaminan. Dia sudah memiih, tetapi melihat kondisi Naeul yang luar biasa kacau membuat pertahanannya seakan berguncang. Dia merasa bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada istrinya, sebab dia terluka karena Taehyung tak berada di sisinya.
Perasaan ragu untuk meninggalkan Naeul bahkan semakin membesar saat dia tinggal untuk hari yang panjang bersama wanita itu. Ada banyak hal yang mereka lakukan, mengingatkannya tentang masa lalu. Taehyung ingin berpikir secara egosi dengan memiliki keduanya, untuk itu Taehyung hanya tengah mengulur waktu.
Dia harus memikirkan cara baik seperti apa yang hendak dia lakukan. Bagaimana cara mengatakannya pada Naeul, atau bagaimana cara baik untuk meninggalkan wanita itu tanpa melukainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hellebore
Fanfiction[SUDAH DIBUKUKAN] [COMPLETED] Kim Taehyung selalu mengatakan pada diri sendiri bahwa dia telah melakukan semua hal dengan amat baik. Ketika senja di penghujung musim panas yang menyengat, dia berubah menjadi lelaki hipokrit, kemudian mulai berpikir...