[Play video on multimedia before reading this chapter!]
Punggung merindukan bulan itu menangis sejadi-jadinya malam tadi. Ada banyak sisa airmata di atas bantalnya, juga sisi ranjang yang terasa dingin. Taehyung benar-benar tidak pulang. Ia bahkan tidak kembali lebih dari tiga hari. Ketika kembali hanya untuk mengganti pakaiannya yang habis dirajam aroma keringat, ia hanya berkata bahwa pekerjaannya menumpuk.
Naeul tidak mempermasalahkan hal ini. Tentu saja hal ini dapat membuatnya terlihat berkali lipat seperti orang bodoh. Siapa yang percaya? Si peselingkuh selalu seperti itu, tidak kembali dengan alasan pekerjaan, padahal maksud hati selalu pulang menuju rumah yang salah.
Tetapi Naeul tidak menginginkan pemikiraan buruk itu mengalihkan pikirannya. Taehyung tidak berselingkuh dan dia tidak kembali karena memang sedang benar-benar sibuk. Taehyung selama ini hanya membohonginya, tetapi tidak mengkhianatinya.
Alasan yang Taehyung pakai memang terdengar begitu klise, memangnya siapa yang bisa percaya? Tetapi pria itu memang tidak pergi untuk berselingkuh beberapa hari ini. Pekerjaannya menumpuk. Cruel grup secara aneh meminta banyak keinginan, bahkan menerima kerja sama mereka dengan cukup mudah. Sebagai ganti Taehyung harus kerja ditekan dosis yang berlebih. Ia harus menyelesaikan setidaknya tiga contoh bangunan yang harus segera dipresentasikan.
Taehyung hanya sempat tidur kira-kira dua jam dalam sehari. Terkadang bahkan sampai tidak tidur. Dia hanya duduk di kursi favoritnya yang bisa berubah menjadi ranjang kapanpun ia mau.
Salah satu fakta ia mencintai pekerjaannya kali ini adalah agar dapat dengan mudah mengalihkan pikirannya. Beberapa hari yang lalu Taehyung berhasil menemukan jawaban untuk tiga tahun penantiannya, sebab dua tahun diawal pernikahan bisa Taehyung anggap sebagai awal yang manis, mereka masih dipenuhi banyak cinta saat itu sebelum Taehyung agaknya mulai meragu. Dia berhasil menetapkan keputusannya, merasa begitu kecewa karena tahu bahwa lima tahun yang ia habiskan bersama Naeul hanya dihargai dengan sebuah peran seorang istri, bukan atas dasar mencintai.
Taehyung tidak mengerti dengan pola pikir Naeul. Wanita itu selalu mudah mengungkapkan kata yang mengatakan bahwa ia mencintai Taehyung, tetapi sampai sekarang, Taehyung bahkan tidak mengerti cinta seperti apa yang ia maksud. Lalu, bagaimana tentang perasaan terdalamnya? Dia hanya tahu menerima dengan baik apa yang Taehyung beri, dan hal itu tentu saja membuat Taehyung lelah untuk bertahan, lelah untuk menunggu saat bahwa Naeul akan berupaya terlihat sama persis seperti dirinya, agar mereka terlihat benar-benar seimbang dalam berbagai segi, termasuk dalam mencintai.
Mata cerah kecoklatan itu sekarang terlihat hampir tak bernyawa sama sekali. Taehyung masih ingat saat Naeul menyambutnya pagi tadi si sisi pintu depan. Ada kantung hitam menggantung di bawah matanya, juga terlihat bengkak dan kemerahan rambutnya sedikit berantakan, tetapi ketika Taehyung kembali, dia berhasil menggantung senyum termanisnya. Seolah mengatakan bahwa ia tidak lelah, ia tidak akan mudah dipatahkan, ia akan menunggu sampai Taehyung kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hellebore
Fanfiction[SUDAH DIBUKUKAN] [COMPLETED] Kim Taehyung selalu mengatakan pada diri sendiri bahwa dia telah melakukan semua hal dengan amat baik. Ketika senja di penghujung musim panas yang menyengat, dia berubah menjadi lelaki hipokrit, kemudian mulai berpikir...