Taehyung cemas luar biasa saat menyadari bahwa Naeul tidak berada di rumah saat ia kembali. Padahal Taehyung kembali cukup larut, sementara istrinya tidak pernah pergi hingga selarut in, lebih lagi, Naeul tidak memberinya kabar dan ini bahkan hampir lewat tengah malam. Taehyung tidak pernah melihat Naeul pergi tanpa seizinnya, tidak tanpa pamit, atau dalam jangka waktu yang terbilang cukup lama.
Irisnya lagi-lagi bergerak gelisah, menatap jam yang menggantung di atas dinding lalu kembali menatap daun pintu yang masih tertutup rapat, berharap Naeul segera muncul dari balik pintu seperti biasanya, seperti apa yang sering ia lihat dulu.
Ditelan takut yang bukan main, beberapa kali mengecek ponselnya hendak menghubungi eman atau mungkin kenalan istrinya, tetapi urung ia lakukan mengingat kembai bagaimana istrinya hanya memiliki dirinya, pun juga kedua orangtuanya sebagai teman terbaik untuk meletakkan keluh kesahnya, sementara dirinya berselingkuh hanya untuk mendapatkan pengakuan juga tempat lain untuk melarikan diri.
Sementara Taehyung mati-matian mencoba mencari cara agar dapat menghubungi istrinya, ponselnya berdering pelan dalam genggamannya. "Halo, sayang. Ada apa?"
"Tidak, aku hanya merindukanmu."
Terkutuklah Kim Taehyung yang dapat semudah itu mengalihkan perasaannya yang semula begitu mengkhawatirkan Naeul, menjadi lebih berpusat pada wanita manis yang begitu ia cintai. Dia bersuara manis diseberang sana, membuat Taehyung berulang kali menahan diri untuk tidak kembali menuju rumah lain hanya untuk mengecup pipi kemerahan Sua yang tentu akan mengundang kikikan geli juga kecemburuan Sooji yang sukses membuat seluruh musim dingin di dalam dirinya berubah seperti musim semi yang hangat.
"Aku juga. Maaf, sepertinya malam ini aku akan pulang lebih larut dari sini. Naeul belum kembali entah sejak kapan, ponselnya juga tidak aktif."
Ada sepercik rasa takut yang mulai menguap keluar dari dalam di Sua saat mendengar suatu kabar yang tentu cukup mengganggunya. Bukan tanpa alasan, sebab pada kenyataannya wanita itu baru saja menemui Naeul beberapa hari yang lalu secara tidak sengaja. Ada perasaan takut kalau-kalau seluruh kebusukan merea tercium lebih dulu sebelum Taehyung sendiri yang mengatakan hal itu pada istrinya.
"B-belum pulang?"
"Ya. Aku tidak tahu dia pergi kemana dan aku tidak tahu harus mencarinya kemana." Meski Sua berusaha dengan baik untuk menampik, tetapi pada kenyataannya ada perasan cemburu yang lebih besar dari rasa bersalahnya tatkala mendengar bagaimana Taehyung trdengar begitu khawatir di seberang sana, lebih lagi, ia mengkhawatirkan wanita lain; bukan dirinya.
Tetapi seperti ditampar oleh sebuah fakta bahwa status mereka jauh berbeda membuat Sua kembali pada akal sehatnya. Sempat merasa takut setengah mati jika salah satu alasan terbsar Naeul belum kembali karena baru saja mengetahui fakta busuk dibalik hubungannya bersama Taehyung. Lebih lagi mereka baru saja bertemu beberapa hari yang lalu, sementara Sua tidak mengatakan apapun pada Taehyun tentang pertemuan mereka yang tak disengaja.
"Aku harap Naeul cepat kembali."
Taehyung terenyum dibalik ponsenya, merasa benar-benar begitu beruntung sebab Sua jauh mengerti bagaimana memperlakukan dirinya dengan lebih baik, tidak banyak menuntut, dan tidak banyak menyalahkan keadaan atas berkurangnya intensitas pertemuan mereka hanya karena Naeul yang belum kembali. Padahal Taehyung sempat takut mengatakan hal ini pada Sua, dirinya takut Sua akan terluka.
"Terima kasih, sayang. Apa Sooji sudah tidur?" Taehyung berjalan menuju kamar, menarik jaket di dekat pintu, memakainya secara perlahan sementara panggilan antara dirinya dan Sua masih tersambung. "Hari ini dia sangat bersemangat, aku pikir gadis kecilku benar-benar menikmatinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hellebore
Fanfiction[SUDAH DIBUKUKAN] [COMPLETED] Kim Taehyung selalu mengatakan pada diri sendiri bahwa dia telah melakukan semua hal dengan amat baik. Ketika senja di penghujung musim panas yang menyengat, dia berubah menjadi lelaki hipokrit, kemudian mulai berpikir...