The one who gives you happiness that you can not explain will always be a reason of your sadness that you can not explain.
"Kau tidak perlu menemuinya secara pribadi seperti ini." Sua menarik tangan Taehyung cepat, merematnya cukup kuat hingga membuat lelaki itu terkesiap. Buru-buru memberi spasi diantara mereka, wanita itu lantas menarik Taehyung untuk menjauh. Dia tidak bisa membiarkan Taehyung duduk lebih lama di sana. Mendapati mereka berdua bertemu secara diam-diam adalah suatu ancaman untuk dirinya. Jadi... mereka sudah menghabiskan percakapan sampai dimana? Sua jadi ingin tahu, apakah Seokjin mencoba memanipulasi kembali isi kepala prianya.
Tepat saat melihat bagaimana Taehyung tak berkutik; ditarik secara paksa oleh Sua, membuat pria tersebut menjadi setengah geli sendiri. Kedua iris bulatnya mengecil tatkala tersenyum, ada suatu kekonyolan di sini, dan tanpa perlu menebak lebih jauh, Seokjin jauh lebih mudah untuk mengamatinya hanya dengan melalui kedua netra. "Aku hanya memberinya obat. Apa salah? Aku pikir mungkin persediaan obat Taehyung tinggal sedikit, jadi tidak ada salahnya jika aku memberi stok, bukan?"
Menggigit bibir bawahnya saat beradu tatapan sengit membuat Seokjin nyaris terbahak.
Gotcha! Wanita ini benar-benar sesuatu.
"Kau tidak perlu khawatir. Taehyung meminumnya dengan teratur, sesuai anjuran dan tidak pernah melewatkannya."
Si Kim mendadak tersenyum tipis saat wanita di hadapannya berusaha untuk memegang kendali atas hidup suami orang lain. Lucu sekali.
"Oh, benarkah? Itu melegakan." Seokjin diam-diam menggigit bagian dalam bibirnya agar tidak terbahak melihat perubahan wajah Sua yang menatapnya dengan kecemasan absolut yang jelas terlihat. Hei, dia adalah seorang psikolog, membaca isi pikiran seseorang hanya dengan sebuah gesture juga tindakan yang dilakukan secara alami adalah hal yang sangat mudah. "Tapi aku sedikit penasaran mengapa Taehyung menjadi sangat jarang menemuiku. Kau tahu, dia selalu datang untuk terapi juga konsultasi setidaknya seminggu dua kali. Anehnya, akhir-akhir ini dia mulai mengurangi intensitas bertemu bahkan menjadi tidak pernah terlihat lagi."
Dia terlihat gugup. "Apa maksudmu?"
Pria tersebut membalas dengan tenang sembari membasahi bibir bawahnya yang semerah buah semangka segar di tengah musim panas yang menyengat. "Aku hanya ingin tahu alasan di baliknya. Mungkin saja kau menahannya untuk tidak datang."
"Aku tidak melakukannya."
"Oh, benarkah?" Seokjin mengangguk-anggukkan kepalanya dengan tenang, mencoba terlihat begitu menyebalkan di hadapan Sua. Astaga, ini benar-benar menyenangkan. "Taehyung terlihat linglung. Apa kau tidak mencoba menukar obat yang kuberikan padanya secara diam-diam?"
"Jadi kau mencurigaiku melakukan hal itu?"
Mengangkat bahunya cepat, Seokjin kembali menjawab dengan enteng. "Tentu tidak. Mana mungkin wanita yang mencintai pasangannya akan bertindak sejahat itu." Seokjin yang sejak tadi hanya terlihat mengejek mendadak menatap wanita itu sengit, bibirnya tersenyum penuh intimidasi saat melanjutkan dengan sedikit menahan geli. "Aku hanya takut justru kau yang diam-diam mengkonsumsi obat itu karena mulai merasa cemas dan kau tahu─"memainkan wajahnya dengan mimik menggemaskan, "sedikit diserang rasa takut, mungkin?" Kemudian terkekeh-kekeh sendiri.
Melihat cara Seokjin yang mencoba untuk mengintimidasinya membuat Sua berpikir cepat ditengah-tengah rasa kesal yang mulai berkeliaran di dalam kepalanya. "Aku hanya ingin mengganti dokter untuk Taehyung."
Seokjin menaikkan satu alis dengan sedikit bingung. "Atas dasar apa? Apa anda tidak tahu siapa saya? Wah, sepertinya anda tidak banyak tahu tentang apapun karena terlalu sibuk mengurusi rumah tangga orang lain. Saya Kim Seokjin. Satu-satunya psikiater terbaik di negara ini, saya menangani banyak pasien seperti Taehyung dan semuanya berhasil sembuh. Yah, meski tidak sedikit berakhir tragis. Oh, ya omong-omong, saya juga satu-satunya psikiater tampan di negara ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hellebore
Fanfiction[SUDAH DIBUKUKAN] [COMPLETED] Kim Taehyung selalu mengatakan pada diri sendiri bahwa dia telah melakukan semua hal dengan amat baik. Ketika senja di penghujung musim panas yang menyengat, dia berubah menjadi lelaki hipokrit, kemudian mulai berpikir...