Untuk memulai konversasi siang itu mungkin akan terkesan sangat canggung. Nyonya Kim bahkan kehilangan cara baik untuk mencairkan suasana, terlebih setelah berhasil membuat putranya melepaskan dekapan tiba-tibanya dengan nyaris kesulitan, ia tahu bahwa pertemuan siang ini mungkin akan menjadi pertemuan klien yang akan sangat sulit untuknya.
Taehyung mungkin berhasil melepas dekapannya dari wanita itu, tetapi tidak dengan tatapannya. Hal itu membuat Nyonya Kim mencubit pelan perut putranya, lantas berbisik. "Tae, dia bukan Naeul. Ibu mohon, berhenti menatapnya seperti itu."
Mungkin bagi Nyonya Kim dia bukanlah Ahn Naeul, tapi bagi Kim Taehyung semua yang ada pada dirinya terlihat sama─nyaris persis. Ah, tidak. Mungkin bagian dari rambut legam sepunggungnya yang sering Taehyung kagumi terlihat sedikit berbeda. Rambutnya dipangkas tepat di atas bahu dan berwarna cokelat madu. Tapi bukan itu yang menarik perhatian Taehyung, sebab baginya sosok pria rupawan yang setia mendampingi wanita itulah yang menjadi bagian paling mengganggu untuknya.
Siapa dia? Apa yang dia lakukan di sana?
Semua pertanyaan itu nyaris berputar dengan sangat baik di dalam kepalanya.
"Ah, maafkan sikap putra saya Nona." Nyonya Kim menunduk dalam─benar-benar merasa sangat tidak enak hati ketika melihat wanita muda yang duduk di hadapannya terlihat lebih banyak diam bersama wajah datar yang tidak bersahabat.
"Tidak apa-apa." Dia menyeruput teh jasmine-nya dengan anggun, sedikit mencecap sisa teh pada bibir kemudian meletakkan cangkirnya dengan sangat anggun, lantas menatap Nyonya Kim dan Taehyung secara bergantian. "Ini sudah sering terjadi. Mungkin wajah saya terlihat sangat pasaran."
Semua yang duduk di sana tahu bahwa wanita muda itu berusaha mengatakan sebuah lelucon, tetapi nampaknya hal itu tidak bekerja sama sekali. Itu terbukti dengan tawa canggung yang Nyonya Kim lemparkan, sementara Taehyung hanya terus menatap lurus ke arahnya─seperti bola matanya nyaris keluar dari rongga matanya.
"Apa anda bisa melihat ke tempat lain, Tuan Kim?" Dia tersenyum manis sebelum buru-buru memasang wajah datar.
Si Kim sendiri nampaknya harus menyerah kali ini. Jadi dia hanya mengusap tengkuk, merasa canggung setelah ditegur secara terang-terangan. Dia kemudian tersenyum lembut, berusaha mengulurkan tangan, mencoba memperkenalkan dirinya dengan cara yang sangat sopan. "Nama saya Kim Taehyung. Mungkin ini terlalu terburu-buru, tetapi senang bekerja sama dengan anda."
Wanita di hadapannya menatap sebentar─cukup untuk membuat Taehyung meneguk saliva dengan kesulitan karena merasa terintimidasi, lalu tersenyum kecil seraya menyambut uluran tangan pria aneh yang tidak pernah ia temui dimana pun. "Saya Nam Jooha. Saya mungkin bisa memikirkannya lagi jika anda tidak merubah cara anda melihat saya, Tuan Kim."
Lagi. Taehyung benar-benar tersihir oleh senyuman kecil yang sempat menempati kedua belah bibir wanita itu. Merasakan serpihan kerinduannya mulai kembali bergejolak di tiap sisi hatinya. Senyuman itu persis seperti milik Naeul, hanya saja, terlihat sedikit dingin. Taehyung mungkin tidak akan melepaskan genggaman mereka jika pria tegap di sisi Jooha tidak segera berdehem pelan. Terlihat berusaha memisahkan mereka berdua dengan berdalih ingin memperkenalkan diri pada Taehyung.
Taehyung sendiri buru-buru melepas genggaman tangannya, tidak ingin menghancurkan suasana. Lagi pula, Taehyung ingin tahu siapa pria yang terlihat sangat menonjol di sisi Jooha. Jadi, si Kim pun mengulurkan tangan pada pria itu dengan sedikit tersenyum agar suasana tidak menjadi canggung.
Tetapi di luar dugaannya, Jooha justru menggenggam jemari pria di sisinya dengan sangat erat, tersenyum maklum pada Taehyung seraya berkata, "Dia sedikit sensitif. Aku harap anda tidak keberatan." Hal itu tentu membuat Taehyung sekali lagi merasa sangat canggung. Dia menarik kembali tangannya yang menggantung bodoh di udara, tersenyum malu-malu dengan ruam merah pada kedua pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hellebore
Fanfiction[SUDAH DIBUKUKAN] [COMPLETED] Kim Taehyung selalu mengatakan pada diri sendiri bahwa dia telah melakukan semua hal dengan amat baik. Ketika senja di penghujung musim panas yang menyengat, dia berubah menjadi lelaki hipokrit, kemudian mulai berpikir...