Berjuta-juta tahun yang lalu. Kehidupan manusia baru di mulai. Setelah melewati pergantian penghuni bumi yang panjang dan tidak mudah. Harus memulai dengan satu kekuatan 'hukum rimba' dia yang kuat dia yang akan menang. Dia yang lemah akan tunduk atau mati. Deteksi manual hanya, ketika kita memiliki kesamaan yang terlihat jelas oleh kedua mata dan itu sudah diciptakan sejak dalam kandungan.
Perkembangan kehidupan skalanya bertambah...
Kerusakan juga mulai terlihat...
Kelahiran semakin besar jumlahnya...
Begitu pula Kematian tanpa pemberitahuan...
Ketika aku terbangun, ini diriku, dengan bagian lain yang sudah bersama seperti ada sejak lama.
Suatu bakat, kelebihan yang dimiliki akan berpindah saat–––si pemilik tubuh pergi untuk selama-lamanya.
⚪Flashback on⚪
Hari senin, dua minggu lalu. Perjanjian terjadi beberapa hari sebelumnya. Jungkook pergi tanpa memberitahukan kepada siapapun kemana, dimana dan apa yang ia lakukan di tengah malam hari ini.
Mingyu beberapa kali mencuri dengar saat Jungkook melakukan komunikasi dengan sekelompok orang, gelagat tingkah lelaki itu semakin membuatnya merasa ada hal yang tidak beres.
Berharap Jungkook berubah–––
Tidak akan terjadi.
Seperti mencoba menarik bintang agar jatuh ke bumi. Padahal akan tetap di atas sana.
Di depan pintu utama lelaki jangkung ini berdiri melipat kedua tangannya. Satu kakinya menyangga tubuh di daun pintu yang sengaja sudah ia biarkan terbuka.
Jungkook mengurangi kekuatan pada langkah kaki agar tidak ada yang mengetahui karena berusaha menyelinap malam ini.
Sayang sekali,
Kenyataan jika Mingyu sudah mencuri start satu jam lebih awal. Menunggu dalam kegelapan...dan muncul begitu saja
Jungkook berhenti, ia terlonjak mendapati seorang berdiri sejajar di depan tubuhnya yang posturnya lebih tinggi.
"Gue tau lo mau pergi." Mingyu melepaskan kedua tangan yang ia lipat di depan dada. Mencari sesuatu sambil mengitari tubuh Jungkook.
Ada–––
Tas ransel berwarna hitam terpasang di punggung belakang Jungkook.
"Ah, selalu begini ujung-ujungnya. Ckck." Kemudian mengambil paksa, dan mengeluarkan seluruh isinya tanpa ampun.
Semua jenis benda tajam, benda tumpul dengan berbagai bentuk dan ukuran. Menghasilkan bunyi menggema di seluruh ruangan. Semua benda ini bukan tandingan untuk manusia.
"Mau sampe kapan hidup sia-sia. Begini terus. Lama-lama lo mati konyol." Lelah juga mengulang-ulang kalimat peringatan yang sama, tidak terhitung berapa jumlah kalimat itu Minggu ucapkan.
"Gue gak minta lo ikut campur," Sungut Jungkook langsung pergi dengan tangan kosong, sebagian tubuhnya menabrak sisi tubuh Mingyu.
"Gila ya. Masa berantem terus JUNGKOOK ROLAND SISMOEYO, memangnya lo atlet tinju. ISSSSHH." Menatap sendu tubuh Jungkook yang semakin menghilang dibalik gelapnya malam.
'Nyokap, bokap lo pasti sedih liat kelakuan lo dari atas sana.'
Mingyu tak melanjutkan mengejar untuk mengikuti Jungkook. Ia sedikit lega, karena menggagalkan Jungkook membawa serta seluruh benda mengerikan yang masih dibiarkan tergeletak berceceran di atas lantai marmer krim dengan guratan coklat seperti akar tanaman.
Anehnya, Jungkook berhenti di ambang batas rumah dan halaman.
Tiba-tiba saja, ia melihat cahaya yang begitu terang menyilaukan beberapa meter di sudut jalanan. Sampai harus melindungi matanya agar tidak rusak.
Tidak ada apapun, hanya cahaya.
Semakin dekat, melebar, menyelimuti tubuhnya dan seluruh rumah ini.
Tak lama, redup dan lenyap.
Tidak terdengar apapun lagi setelah itu.
⚪Flashback off⚪
KAMU SEDANG MEMBACA
Regnbue || Jeon - Rosé [END]
Fanfiction[ C O M P L E T E D] "Beauty is formed from the many wounds of the past. Life that isn't easy will still be someone who goes through a lot." Dalam satu malam, setelah cahaya putih membias tubuh Jungkook dan Rosie, ada bagian dari diri mereka yang bi...