Angin sepoi ikut berhembus saat Jungkook masuk ke dalam kamar, ia tidak sendiri dalam jejaknya karena membawa serta gitarnya. Menggetarkan tirai tipis yang menyelimuti semua kaca es di dalam kamar. Tersenyum simpul, sebab memandang kepada sosok seorang wanita yang masih tertidur pulas.
Bunyi dawai gitar ia petik, menghasilkan chord indah hingga nadanya terdengar begitu jelas. Membuka mulut dan mulai bernyanyi lembut.
Whenever I'm weary
From the battles that rage in my head
You make sense of madness
When my sanity hangs by a thread
I lose my way but still you seem to understand
Now and forever
I will be your manAlunan suara itu menyeruak mengisi pikiran dan mencapai indera pendengaran Rosie. Kedua kelopak matanya bergerak, mengerjap—memaksa agar segera melihat dengan jelas. Meyakinkan keberadaan dirinya.
Sometimes I just hold you
Too caught up in me to see
I'm holding a fortune
That heaven has given to me
I'll try to show you each and every way I can
Now and forever
I will be your manDipandanginya keadaan sekitar. Terkesiap ketika mengetahui saat ini peralihan pagi hari ke siang hari. Melirik dari posisi tidurnya, seorang lelaki yang sedang asik dalam dunianya sendiri.
Now I can rest my worries and always be sure
That I won't be alone anymore
If I'd only known you were there all the time
All this timeUntil the day the ocean doesn't touch the sand
Now and forever
I will be your man
Now and forever
I will be your manJungkook menghentikan konser solonya, melambaikan tangan— tersenyum menampilkan lesung pipi yang samar pada salah satu pipinya. Mengetahui jika Rosie menatap kepadanya. Ia beranjak, membiarkan gitar berdiri di samping sofa yang tadi menjadi tempat duduknya. Untuk menghampiri seseorang.
"Masih pusing gak."
Pertanyaan yang hanya dijawab dengan gelengan kepala, Rosie berusaha mengubah posisi tubuhnya, dia duduk dan melipat kedua kakinya. Jungkook ikut duduk di sisi tempat tidur.
"Masih marah?" Jungkook kembali mengajak berbicara.
Lagi-lagi dengan jawaban yang sama seperti sebelumnya. Menanggapi reaksi kekasihnya—yang Jungkook lakukan justru merapikan dengan lima jari tangannya semua helai rambut Rosie, sangat berantakan sudah hampir menyerupai rambut singa.
Setelahnya lelaki ini menggerakkan lengannya, rasa pegal masih tidak kunjung pergi. Berusaha memijat sendiri. Setengah malas, Rosie mengambil alih lengan Jungkook, dia memijat dengan menampilkan wajah juteknya.
"Kemarin malam ada orang yang bikin aku gak bisa tidur—udah gitu dia tidurnya gak bisa diem."
Lengan jungkook dilepas, dan didorong kembali ke tempat semula. Rosie melotot padanya.
"Ya gimana bisa diem. Kamu pikir aja, orang sakit itu gak enak tidur. Serba salah. Kalo diem gak gerak itu mati dong namanya."
"Kamu sakit rewelnya minta ampun, apalagi kalau hamil. Aku gak bisa bayangin. Ckckck."
KAMU SEDANG MEMBACA
Regnbue || Jeon - Rosé [END]
Fanfiction[ C O M P L E T E D] "Beauty is formed from the many wounds of the past. Life that isn't easy will still be someone who goes through a lot." Dalam satu malam, setelah cahaya putih membias tubuh Jungkook dan Rosie, ada bagian dari diri mereka yang bi...