Jungkook masih meneruskan langkahnya, Rosie mengekor sambil berontak tidak suka. "Lo sinting ya. Apa-apaan nih."
Berpura-pura tuli mendengar ocehan Rosie, ia juga tidak perduli dengan makian wanita yang ianpaksa pergi dengannya.
Bukan main, Rosie sekarang merasakan pergelangan tangannya sakit dan ngilu. Kemungkinan lecet atau menjadi merah.
Lelaki di depannya ini, sungguh amat tidak sopan.
Wanita ini mengangkat sedikit kepalanya, di atas sana langit berduka di selimuti awan putih tetapi bukan seperti kapas. Awan itu sebagian sudah berubah menjadi kehitaman.
"Sialan, ini pergelangan tangan gue sakit."
Sebenarnya bisa Rosie membuat onar disini. Memberikan pelajaran berharga untuk Jungkook. Tetapi dari yang dapat ia simpulkan. Lelaki TANPA NAMA ini sengaja membawanya pergi ke area strategis. Lalu lintas mahasiswa pulang pergi dengan alat transportasi seluruh fakultas akan melalui tempat ini. Dengan kata lain, ini adalah akses utama Universitas. Tidak mungkin jika Rosie membuat malu dirinya sendiri. Tidak, tidak—membayangkan dirinya akan viral di media sosial dengan berbagai judul berlebihan pada headline. BIG NO. Jaman sekarang jejak digital sulit untuk dihilangkan.
Keduanya berhenti. Jungkook melepas kasar pergelangan tangan Rosie. Wanita ini memegangi dan memandang pergelangan tangannya yang sudah kembali padanya. Garis merah muncul melingkar. "Huhu, sakit nih kalau kena air."
Rosie tidak mengatakan apapun, kedua iris matanya hanya fokus menatap pergelangan tangannya, tak henti-hentinya mengusap agar mengurangi rasa panas dan perih itu.
Jungkook baru menyadarinya. Setelah rintik hujan turun.
Jalan beraspal, tempat dimana mereka berdiri mulai basah, pertanda sedang hujan.
Intensitasnya semakin deras.
Rosie tidak pergi dari sana, untuk mencari tempat berteduh. Jungkook pun sama.
Ia menyembunyikan tangannya yang perih, agar tidak basah. Kemudian menatap lelaki di depannya, yang ternyata sejak tadi sudah memperhatikan setiap detail gerak geriknya.
Mereka berdua basah di bawah guyuran air hujan.
"Lo mau ngomong apa?" Rosie menaikkan volume suaranya, agar terdengar di balik alunan air hujan yang semakin deras.
Jungkook tidak mengatakan apapun. Dia mematung, membisu. Pikirannya tidak bersama dirinya.
Di belakang mereka, beberapa pasang mata masih setia memperhatikan dua orang dumb and dumber yang tidak beranjak dari sana, walaupun hari sedang hujan. Mingyu tertegun. Tanpa sadar mulutnya bersuara, "Jungkook benci banget sama hujan karena orang tuanya meninggal kecelakaan pas hujan. Ini kali pertama, dia kayak begini—di bawah air hujan langsung. Biasanya dia masuk ruangan, pintunya di kunci atau telinganya disumpel headset atau headphone supaya gak denger."
Semua menoleh pada Mingyu, suara Mingyu tidak terdengar jelas. Suara jatuhnya air hujan lebih berkuasa.
Hanya Sejeong yang dapat mendengar semua kata yang Mingyu ucapkan.
Satu hal yang ada dalam pikirannya—
Rosie sangat mencintai rintik air hujan. Bagi Rosie itu salah satu kebahagiaan yang Tuhan berikan untuk semua makhluk yang ada di bumi. Gemericik airnya berbenturan menyentuh benda keras, seperti musik yang berasal dari alam.
Contohnya sekarang ini.
Wanita itu akan sangat senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regnbue || Jeon - Rosé [END]
Fanfiction[ C O M P L E T E D] "Beauty is formed from the many wounds of the past. Life that isn't easy will still be someone who goes through a lot." Dalam satu malam, setelah cahaya putih membias tubuh Jungkook dan Rosie, ada bagian dari diri mereka yang bi...