37 - Ternyata Cinta ❤

2.4K 343 51
                                    

"Cause you are the one I was meant to find"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cause you are the one I was meant to find"

🍁🍁🍁

"Kenapa? pasti mau kabur lagi?" Jungkook melepaskan tawanya. Mengamit jari jemari wanita di depannya yang masih shock. "Pergi aja kalo bisa, di depan itu ada empat orang bapak-bapak, tadi aku kasih liat foto kamu ke mereka, 'hari ini istri saya ulang tahun, dia biasanya suka kabur kalau saya mau kasih kejutan. Saya gak tau kenapa hobinya suka kabur-kabur. Tolong, nanti jangan dikasih ijin keluar dari taman."

Mendengar kalimat panjang dari lelaki yang berusaha mati-matian menahan senyumannya, Rosie semakin percaya jika ini benar-benar Jungkook Roland Sismoeyo. Angin bergerak lirih, menggerakkan setiap helai rambut miliknya. Jungkook lah yang merapikan dan menyentuh setiap helai rambutnya.

Tentu saja, wanita itu memilih, merapikan rambutnya sendiri, menyingkirkan acuh tangan Jungkook. Kedua matanya membulat sempurna, setelah mengingat seseorang, dengan menelisik area sekitarnya dari balik tubuh Jungkook. Kemana Jisoo? wanita itu pergi sejak sepuluh menit lalu. Dan belum kembali. Ada sesuatu yang tidak beres pikirnya. Sesaat sebelumnya, tempat ini masih ramai, tetapi sekarang tidak ada pengunjung yang berkeliling. Ekor matanya tajam memandang wajah Jungkook dengan seratus persen berisi kecurigaan. Sekali lagi Jungkook tersenyum saja, sambil mengangkat kedua bahu.

"Mama kamu kalo diem serem, tapi kalo senyum cantik kayak kamu."

"Aku mirip papa." Menyahut seadanya, sambil mendongak ke atas langit cerah, memikirkan cara pergi dari sini. Suara cicitan dari sekawanan burung liar yang sedang terbang melintas bebas membuat konsentrasi nya luntur.

Rosie berubah panik setelah menyadari jawabannya. "Mama siapa tadi Jeon? mamaku. Kok kamu tau muka mamaku???"

Banyak kupu-kupu berterbangan dalam perutnya, melihat tingkah Rosie jika sedang panik. Jungkook sudah bisa menerka bagaimana reaksi wanita itu, ketika menyebutkan kata kunci utama. Kebahagian lainnya adalah, Roseanne masih setia menggunakan panggilan kesayangan untuknya. Jungkook menahan bahu Rosie, kemudian membungkuk lebih rendah untuk mencium bagian perut bekas luka di balik pakaian yang Rosie kenakan.

"Iya lah mama kamu, mama siapa lagi. Itu bekas lukanya udah gak sakit?"

"Hah...." Rosie melongo dengan wajah  super konyolnya.

"Mau ku peluk." Tawar Jungkook seraya tersenyum teduh.

Pada awalnya Rosie diam saja. Sulit melihat dengan matanya yang terbalut perasaan pada lelaki di depannya ini yang masih ia cintai dan tidak mudah melepaskan seseorang yang masih ia sayang, sangat tidak mudah. Banyak kenangan yang sewaktu-waktu bisa datang tanpa diminta. Seperti sekarang, pertama: kehadiran Jungkook tiba-tiba disini, kedua: lelaki itu mengetahui jika sebenarnya dirinya masih hidup, ketiga: Jungkook mengetahui wajah mamanya, bahkan bekas luka tusuk diperutnya. Rose menggeleng, menolak tawaran Jungkook, menghela nafas panjang, yang ia lakukan hanyalah membiarkan kepalanya bersandar di antara tulang selangka Jungkook.

Menepuk-nepuk pelan punggung lelaki itu. Kesalahannya yang paling fatal yang ia lakukan pada Jungkook adalah membuang sekuat tenaga semua hal yang berkaitan dengan lelaki itu. Tetapi hal itu justru semakin membuat hidupnya menderita.

"Kangen kamu." Lirihnya tiba-tiba.

Jungkook mengusap-usap puncak kepala Roseanne. "Tiga bulan setelah kakak kamu nyamperin ke rumah, kasih kabar tentang kematian hasil ide gila dari kamu. Aku gak percaya. Harusnya ya, liat dulu siapa orang yang kamu kerjain. Aku bukan manusia yang gak mikir dari segala aspek. Kakak kamu itu, awalnya gak mau cerita yang sebenarnya. Sampe akhirnya dia jujur, setelah aku temuin berkali-kali. Sampai dia bantu aku dapetin akses komunikasi ke mama kamu. Sejak saat itu makin gak suka basa basi. Intinya, ada beberapa hal yang aku dan mama kamu bahas. Pertama: minta aku fokus sama pendidikan. Oke, aku selesaikan sekolah hukum, sambil kelola bisnis yang udah ada. Itu juga masih gak bikin mama kamu setuju. Kedua: akhirnya kami ketemu langsung, tapi mama kamu cuman mau ketemu di Indonesia, dia gak kasih ijin aku pergi ke NZ. Ya, aku ngerti, tujuannya supaya aku gak ketemu kamu. Terakhir: satu minggu lalu, aku hubungi mama kamu, bilang mau lamar kamu."

"Hah—hah apaaaa."

Ada perubahan sedikit pada detak jantung di dalam tubuh Rosie setelah terkejut, lalu ia mengerjap-ngerjapkan kedua matanya agar lebih yakin jika dia tidak salah dengar.

"Jeon..."

"Businessman kayak aku...percaya omongan satu orang, gak cari tau kebenaran nya. Gimana jadinya bentuk perusahaan aku, kalau mindsetku kayak begitu...pikir aja kamu. Orang bilang ini—percaya, bilang itu—percaya. Terus terang waktu itu, aku jengkel, marah baca surat yang kamu tulis. Gampang banget, kamu suruh aku cari perempuan lain, suruh kasih cincin ke dia. Kamu gak mikirin perasaan aku. Kamu tulis surat itu—sesudah aku lamar KAMU SECARA LANGSUNG. Kamu pikir aku lamar kamu buat bercanda ya. Gak serius gitu maksud kamu. Pura-pura meninggal lagi."

Jika dia memang mencintaimu, dia akan berusaha memperjuangkanmu dengan cara yang baik, memastikan hak mu. Bukan menunggu atau bahkan pergi mengganti pilihannya.

Rosie mengerucutkan bibirnya menjadi imut seraya memundurkan tubuhnya. "Ini kamu mau marahin aku, atau mau ngajak nikah sih Jeon." menarik kedua pipi Jungkook dengan wajah datarnya, setelah melihat air muka Jungkook berubah menjadi kaku. Rosie segera menunjukkan jarinya pertanda damai, sekaligus menunjukkan jadi manisnya yang kosong. "Aku gak mau terjadi sesuatu yang buruk sama semua orang terdekatku. Ya otakku mikir kabur aja. Pokoknya semua orang selamat...maaf. Aku salah tiba-tiba pergi. Sekali lagi aku minta maaf. Makasih ya. Hari ini aku belajar banyak tentang keberanian, kegigihan. Seharusnya aku gak lari, dan jalani seperti apapun masalah yang datang, karena dibalik itu semua ada banyak kekuatan untuk diri sendiri. Aku gak tau kamu se-sayang ini sama aku Jeon. Aku makin merasa bersalah."

Jungkook menenangkan Rosie dengan menyentuh kedua pipi wanita itu. "Hei aku gak ada maksud salahin kamu. Maaf tadi kalau aku ngomongnya kayak marah. Aku sayang kamu, jangan pikirin yang sudah-sudah. Sekarang aku ajak kamu mulai sama-sama dari awal, tapi kali ini jadi pasangan suami istri."

Tanggal 11 februari, Jeon melamar untuk kedua kali setelah kami sempat berpisah

- RS -

Regnbue || Jeon - Rosé [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang