Wajah lima orang laki-laki tidak begitu jelas dilihat dari tempat Rosie bersembunyi. Hanya kekasihnya yang bisa dia kenali dari postur tubuh lelaki itu. Rosie hampir menjerit jika tangannya tidak bergerak cepat menutup mulut. Dilihatnya Jungkook tersungkur karena mendapat pukulan dari empat orang sekaligus. Satu orang diam memperhatikan dengan angkuhnya. Berbicara mengarahkan dengan jari telunjuk ke arah kekasihnya.
Walaupun Jungkook melakukan perlawanan. Tidak memberikan dampak banyak untuk membuatnya tidak terluka.
'Mereka bilang Jeon suka berantem, jago berantem. Mana? dia dipukul gak ngelawan begitu. Gue gak ngerti. Ngapain dia di tempat ini. Ngomong apa mereka ke Jungkook, gak kedengerangan.'
Tempat ini terdapat banyak potongan besi tua berkarat. Bangunan pergudangan lama. Tempat yang sudah lama tidak beroperasi dalam segala macam kegiatan.
Menghubungi polisi, memerlukan waktu yang lama agar mereka kemari, lalu ia harus menunggu saja. Bisa-bisa kekasihnya di ujung sana sudah tidak jelas bagaimana wujudnya.
Kedua iris matanya mengedarkan pandangan mencari apapun yang bisa digunakan minimal sebagai pelindung untuk tubuhnya.
Pipa besi hitam ringan setinggi kalinya. Ia ambil dan menggenggam erat.
Rosie berjalan dengan wajah datar, dan marah saat menghampiri mereka semua. Wanita ini mengarahkan benda menyakitkan itu mengenai tangan, kaki seorang laki-laki yang tidak jauh darinya. Sisanya Rosie lakukan dengan tangan kosong. Berpusat pada saraf penting di tubuh lawannya. Rosie membuat mereka sulit bergerak. Tiga orang tergeletak di tanah semua Rosie yang melakukannya.
Jungkook tersentak, melihat dengan mata kepalanya sendiri. Rosie benar-benar bisa melakukan aksi bela diri. Selama ini dirinya mengira jika kekasihnya hanya sebatas bisa. Ternyata ekpektasinya melebihi perkiraan.
"PERENCANAAN, PENGEROYOKAN, PENYERANGAN. Menyebabkan korban terluka. Ini sudah masuk tindak pidana. Sanksinya kurungan penjara." Rosie berdiri mengambil pipa besi yang dia gunakan. Menunjuk ke arah para laki-laki di seberangnya.
"Pergi, sebelum lo semua gue bikin masuk penjara." Dia membantu tubuh Jungkook yang terluka untuk berdiri. Tetapi tidak mengajak Jungkook berbicara. Kepalanya kembali mendongak kepada laki-laki yang juga ada disana. Mulut Rosie mengernyit seolah dia baru saja meminum obat yang pahit.
"June."
Wanita itu berdiri, emosinya mulai naik mendidih ke atas puncak kepalanya.
"Lo temen gue bukan? Orang ini yang lo bikin babak belur, dia COWOK GUE."
June berusaha menjelaskan pada Rosie. Wanita itu menepis penjelasan dan semuanya yang ditujukan padanya.
"No, thanks. Gue gak suka acara-acara begini. Anggap kita gak saling kenal mulai sekarang."
Rosie pergi menjauh, memapah tubuh Jungkook bersamanya.
❄️❄️❄️
Penanganan kondisi luka pada tubuh Jungkook dilakukan di klinik dokter pribadi lelaki itu. Atas permintaan ia sendiri.
Rosie tidak menyarankan opsi lain, dia memilih mengikuti permintaan Jungkook, tetapi tidak mengajak Jungkook berbicara. Menunggu di depan ruangan, duduk sambil menyadarkan punggungnya. Menenangkan pikirannya. Dinginnya tempat duduk itu menjalar di setiap jengkal kulit tubuh. Dengan memejamkan kedua matanya. Kehidupannya semakin berjalan tidak baik. Seperti berada dalam lingkaran api setan. Semakin membakar jiwanya sendiri.
"Dia cari kamu. Malam ini biar dia tidur disini. Saya kasih lima menit untuk bicara. Setelahnya suruh dia istirahat." Seorang laki-laki mengenakan snelli menghampiri Rosie, tangannya bergerak menutup pintu. Aroma kuat dari obat-obatan khas rumah sakit. langsung melesak masuk ke dalam rongga hidungnya.
Rosie mengerjap beberapa kali, dia berdiri. Sedikit menunduk mengucapkan terima kasih.
Kesimpulannya, Jungkook sudah sangat mengenal dokter ini. Dan sudah sering mendapat perawatan medis seperti yang terjadi hari ini. Setelah selesai bergelut dalam pemikiran yang tidak kunjung membuatnya tenang, tangannya mendorong pelan pintu. Menatap seseorang terbaring dengan peralatan medis seadanya.
Mereka berdua dalam diam, tidak ada yang memulai pembicaraan.
"Aku gak tau harus ngomong apa." Rosie menghela nafas, "Cara terbaik yang bisa dipilih saat ini untuk kita berdua. Lebih baik sendiri-sendiri untuk sementara. Kita gak perlu saling ketemu satu sama lain. Aku perlu waktu sendiri. Kamu istirahat. Cepet sembuh, aku pergi."
Jungkook memegang luka di bagian sudut bibir dan dahinya yang baru saja di jahit. Rasa nyerinya tiba-tiba muncul. Kepalanya pening, untuk bangun saja susah. Apalagi mencegah kepergian Rosie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regnbue || Jeon - Rosé [END]
Fanfic[ C O M P L E T E D] "Beauty is formed from the many wounds of the past. Life that isn't easy will still be someone who goes through a lot." Dalam satu malam, setelah cahaya putih membias tubuh Jungkook dan Rosie, ada bagian dari diri mereka yang bi...