Rosie POV
Penasaran, panik, takut, khawatir terhadap pilihan yang aku pilih sendiri. Terjadi dalam satu detik, semua menggerus pikiran positif yang tersisa. Dia tidak menjelaskan apapun. Hanya ucapan terima kasih. Oh, ayolah. Aku semakin menduga-duga, curiga ada sesuatu yang akan dia buat. Ku singkirkan kursi putar, agar tidak menghalangi menjangkau tubuhnya.
"Jangan bercanda dong. Itu pilihannya kenapaaaa? Jeon...." Aku menggerakkan lengannya, agar dia bangun dan berbicara. Nyatanya Jungkook tidak bergeming.
"Tidur gih, kamu gak ngantuk? jangan lupa tutup pintunya kalo kamu keluar. Besok aku antar ke bengkel ambil mobil."
'Aku speechless. Mengapa dalam garis takdir hidupku, harus melalui hal konyol seperti ini.'
◽◽◽
Kehadiran jungkook malam ini di depan rumah, membuat Sejeong heboh sendiri. Membangungkan paksa aku yang sudah setengah tertidur. Dia malam ini saja sudah sebanyak tiga kali mencegahku untuk berbicara dengan Jungkook. Tidak hanya Sejeong, Lisa, Joy dan Mina tidak begitu suka jika aku banyak berinteraksi dengan Jungkook. Selalu memintaku agar tidak berurusan dengan lelaki ini. Kalimat mereka katakan sama. "Jungkook bukan laki-laki baik. Hobinya berantem, musuhnya dimana-mana, tujuan hidupnya blur."
Aku hanya mendengarkan saja, tanpa ada niatan bertanya atau mengeluarkan komentar. Maaf, tapi teman-teman terdekatku, sudah mengenal bagaimana kepribadianku. Untungnya, mereka tidak pernah memaksakan kehendak mereka padaku, kalimat mereka juga sama terhadapku. "Rosie bukan tipe cewek bego yang ikut arus pendapat orang. Mau ngomong sampe mulut lo jatuh ke tanah sama dia tentang kejelekan orang, dia gak bakal langsung oke atau percaya. Kalau menurut dia itu orang baik. Ya baik, sampai dia liat sendiri di depan matanya, sikap atau sifat aslinya orang itu."
Iya, aku tidak mengenal Jungkook lebih lama dari mereka semua, kenapa? karena aku selalu cuek dan tidak begitu mengurusi hal yang tidak berkaitan dengan hidupku. Tapi, apakah karena Jungkook sering bertengkar, atau sering membuat keributan. Bisa di kategorikan sebagai seseorang yang bengal. Tidak semuanya. Faktanya Jungkook lah yang 'terluka' selama ini---bukan yang 'melukai.'
Kedua iris mataku masih dapat melihat Sejeong dari sini, dia setia menunggu. Berdiri di depan pintu berjingkit-jingkit gelisah. Aku dan Jungkook berbicara empat mata di dalam mobil. Katanya tidak ingin ada orang lain selain kami berdua. Kepalaku bergerak ke setiap sudut tempat di luar mobil. Sekitar keberadaan kami. Mungkin kah jika malam seperti ini masih ada yang mengawasiku. Para penguntit yang membuatku ingin membakar mereka hidup-hidup.
"Kamu bisa tetap di sampingku sampai aku benar-benar kuat? dan bisa pergi setelah itu. Aku minta tolong, simpan semuanya yang kamu tau tentang rumah yang aku tempati, tentang kebiasaanku, tentang apa yang terjadi semuanya. Gak ada orang yang pernah masuk atau tau tentang rumah tempo hari. Bisa simpan semua rahasiaku?."
Kalimat Jungkook membuat ku mengalihkan fokus hanya padanya. Sedih mendengar suaranya yang mungkin akan selalu ingin mengakhiri hidup. Aku punya rasa iba tentu tidak tega.
Hawa-hawa negatif yang mengitariku sejak kemarin bisa lepas bebas di udara. Senyum merekah. Menepuk surai rambutnya yang mengeras karena mengenakan gel rambut.
"Ya ampun, aku kira permintaannya bakal aneh, siap kapten." Aku mengangkat tangan seperti hormat padanya, "mulai hari ini, aku jadi salah satu teman yang akan selalu ada di samping kamu, dan gak cerita ke siapa pun. Semua yang aku ketahui tentang kamu. Bisa pegang kata-kataku. Aku janji."
Dia menurunkan tanganku yang ada di atas kepalanya kemudian menggenggam erat. Air wajahnya berubah tidak seperti sebelumnya. "Bukan sebagai teman. Tapi kekasih."
Senyum ku langsung menghilang tak bersisa. Aku ternganga...
"What, kok gi—."
"Dan kamu sudah jawab 'Ya,' waktu aku suruh pilih." Tuturnya pada kalimat terakhir.
Flashback off
Buku Kosong hanya akan berubah jika ada Pena dan Tangan yang mengubahnya. Setiap hal baru yang kita mulai...Kita lah yang menentukan bagaimana Hasil Akhir dengan Prosesnya. Tuhan tahu dan tidak menuntut. Tapi memberikan restu pada prosesnya .
- Torelynda -
KAMU SEDANG MEMBACA
Regnbue || Jeon - Rosé [END]
Hayran Kurgu[ C O M P L E T E D] "Beauty is formed from the many wounds of the past. Life that isn't easy will still be someone who goes through a lot." Dalam satu malam, setelah cahaya putih membias tubuh Jungkook dan Rosie, ada bagian dari diri mereka yang bi...